Kalau kimia adalah pelajaran yang bisa membuat otak siswa jadi pusing karena menghitung pH larutan. Berbeda dengan biologi yang justru menguji adrenalin siswa. Seperti hari ini, kelas Afifah sedang praktek biologi. Meneliti organ dalam kodok.
"Jijik" Ayana bergidik ngeri saat seekor kodok sudah mati terkapar di hadapannya.
"Huaaaaa....kodoknya lepas. Mamaaaa Aku mau pulang nggak mau lihat kodok. Huaaaa mamaaaa" teriak Azizah teman kelas Afifah. Kodok yang ada dalam kotaknya melompat keluar membuat seisi kelas gempar. Berlari ke sana ke mari membuat guru biologi dan Ibam yang jadi ketua kelas sementara berusaha menenangkan mereka.
Ditengah keriuhan laboratorium, Afifah menyembulkan kepalanya ke ruangan itu sambil menatap heran. Sebelum gadis itu ke toilet suasana kelasnya baik-baik saja. Lalu sekarang kenapa jadi heboh begini. Ada yang naik di atas meja, sembunyi di dalam tirai, bersembunyi di balik punggung guru membuat guru itu sebal tapi siswa yang dibelakangnya tidak takut sama sekali ia lebih takut dengan kodok yang sedang melompat kesana ke mari dan lebih parahnya lagi ada yang nekat masuk dalam lemari tempat di mana semua cairan tersimpan.
Dengan tenang Afifah berjalan ke arah kodok itu lalu menangkapnya membuat seisi kelas langsung diam. Memperhatikan Afifah yang terlihat biasa saja
"Ini cuma kodok" menunjukkan kodok itu pada semua orang.
"Fif lepasin. Jelek gitu ih. Kamu nggak jijik apa?" Teriak salah satu teman sekelasnya yang langsung di jawab gelengan oleh Afifah.
"Kodok itu walaupun jelek tapi dia bisa hidup di dua dunia" Jawabnya. "Kalau salah satu dunianya menyakitkan dia bisa pindah ke dunia yang satunya" tambahnya membuat teman-temannya melongo, kecuali Ari yang menatapnya intens. Afifah tau tatapan itu tapi ia pura-pura bodo sekarang.
***
Setelah praktek biologi selesai. Afifah,Ayana dan Aqila memilih ke kantin terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Tenggorokan mereka terasa kering setelah berlama-lama dalam ruangan ber AC.
"Hay" sapa Ayana pada seorang ade kelas yang melewatinya. Aqila bergidik. Ayana tidak bisa menahan senyumnya saat melihat ade kelas yang kinclong sedikit.
"Mata di jaga" toyor Aqila.
"Ini lagi di jaga kok. Nggak lihat hari ini pake kacamata biar mata Ayana nggak kena debu" Ayana balik menoyor Aqila dan jadilah saling toyor menoyor di koridor sekolah. Tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Saat kedua makhluk antik itu kumat yang Afifah lakukan hanya geleng-geleng kepala dan berjalan menjauhi teman-temannya.
IbamFauzan
"Fif, ke taman belakang sekolah sekarang. Aku butuh kamu"
Sebuah pesan dari Ibam menghentikan langkahnya. Ada apa dengan cowok itu. Karena arah ke taman belakang berlawanan dengan arah kantin, jadi Afifah berjalan kembali melewati Ayana dan Aqila yang masih toyor menoyor. Bahkan mereka tidak sadar jika Afifah melewatinya.
Gadis itu bergegas ke taman belakang, Ibam butuh apa kepadanya? Apa terjadi sesuatu?
Sampai di sana Afifah cukup ngos-ngosan sebab jalannya yang tergolong cepat. Setelah mengatur nafas Afifah celingak celinguk ke sekelilingnya tapi tidak mendapati Ibam. Dan kagetnya lagi saat yang ada di sana malah orang yang ia hindari tadi pagi. Sengaja datang ke sekolah sepagi mungkin agar bisa menghindari orang ini. Ponsel Ibam terlihat sedang dalam genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arafah
Teen FictionCinta datang tanpa syarat bahkan bisa dari orang yang sangat kita bencipun cinta bisa tumbuh. Seiring berjalannya waktu tak ada yang bisa menentukan kemana hati kita akan mengarah. Jatuh cinta padamu, berencana untuk berhenti mencintaimu atau justr...