20- APR

872 58 0
                                    

Pagi- pagi sekali, saat embun masih menggantung didedaunan dan udara segar menyeruak di permukaan bumi. Jalanan masih sepi pukul 6: 30 kabut masih enggan menghilang. Terlihat seorang pria tengah bermain-main dengan seekor kucing hitam bermulut putih. Dia Ari. Sudah lengkap dengan seragam sekolahnya dengan tas ransel di punggungnya.

"Ari, ngapain pagi-pagi udah di sini?" tanya Afifah, saat gadis itu menghampiri Ari yang sudah stay dihalaman rumahnya.

"Ketemu APR lah" ucap Ari enteng, pria itu mengelus-elus kucing bermulut putih itu. Nampak kucing itu sangat nyaman diperlakukan seperti itu oleh Ari.

Afifah berjalan meninggalkan Ari yang menurutnya melakukan hal yang lebih aneh dari isi chat nya semalam.

"Ayo masuk" tak sadar Afifah ternyata sudah berada tepat di dekat mobil Ari terparkir. Ari yang baru datang menghampirinya, terlihat memasukkan kucing yang ia beri nama APR itu kedalam mobilnya. Membuat Afifah semakin bingung. Ari benar-benar cowok yang aneh.

"Ngapain ambil APR?"

"Biar kita dalam mobil nggak berdua doang?"

"Kamu jemput Aku?"

"Nggak, jemput kodok yang ada di rumah kamu" jawab Ari kesal

"Ngapain jemput Aku?"

"Aku mau stor kamu ke guru BP yang galaknya nggak ketulungan" jawab Ari semakin kesal yang membuat Afifah semakin ling lung

"Masuk Fif, jangan bilang tidak" suruh Ari dengan wajah yang masih datar

Mana ada orang mau membantu tapi dengan wajah yang menyebalkan seperti itu. Yaaa...bukan Ari namanya kalau wajahnya tidak menjengkelkan.

"Lama" dengan terpaksa Ari mengitari lagi mobilnya dan membukakan pintu untuk Afifah. Afifah akhirnya masuk ke dalam mobil tanpa embel-embel lagi. Percuma berdebat dengan seorang Ari Apriansyah Ilham di pagi buta.

Sepanjang perjalanan ke sekolah mereka berdua tidak banyak bicara. Ari hanya fokus menyetir dan Afifah sibuk dengam novelnya. Sementara kucing APR sibuk bergelayut manja di kaki Ari. Dan anehnya cowok itu tidak memprotes. Sungguh Ari yang sekarang jauh beda dengan sikap Ari di sekolah.

Kenapa?

Sampai di gerbang sekolah, Afifah keluar dari mobil Ari yang sontak menjadi sorotan. Hampir seluruh siswa yang ada di gerbang sekolah terbelalak kaget melihat Ari sedang bersama Afifah. Baru kali ini Ari sama cewek itupun sama Afifah cewek hijabers yang nggak pernah bareng cowo lain selain Ibam.

Banyak argumen tersendiri dari siswa yang melihat Ari dan Afifah. Banyak yang mencibir langsung dan membuat Afifah risih mendengarnya. Gadis itu berniat kabur dari Ari. Namun belum sempat gadis itu beranjak dari sana. Ari sudah menahannya dengan memberikan APR ke tangan Afifah.

"Mau di apain?" tanya Afifha bingung

"Titip ke satpam"

"Aku bilang apa?"

"Bilang ke dia si APR minta susu"

"Hah" tampang Afifah melongo membuat Ari merasa lucu tapi menahan tawanya. Karena ini area sekolah dan mereka menjadi pusat perhatian. Senyumnya tidak semurah somay mbak Kina di kantin sekolah.

"Aku harap kamu nggak lupa cara bicara seperti apa. Tinggal titip aja apa susahnya" Afifah semakin heran, dengan perubahan sikap Ari yang tiba-tiba menjadi cuek dan nada bicara yang ketus seperti Ari pada dasarnya.

Butuh waktu lama Afifah bengong, baru gadis itu sadar mereka sekarang jadi pusat perhatian dan itu sebabnya sikap Ari kembali ke habitatnya.

Afifah menitip APR ke post satpan, untung satpam sekolah ramah dam baik jadi mau saja APR di titip di sana dengan senang hati. Setelah menitipkan APR, Afifah ke kelasnya dengan canggung. Bagaimana tidak, hampir semua siswa yang ia lewati mencibir dan menatapnya sinis. Pasti karena dirinya yang berangkat sekolah dengan Ari.

ArafahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang