Sorot mata Aqila dan Ayana tertuju pada sosok yang baru saja memasuki kelas. Dengan senyum manisnya gadis itu duduk di samping ke dua sahabatnya. Tak lupa ia mengusir Ibam dari kursi ternyamannya dan menyuruh Sesilya untuk duduk di sana. Ya, hari ini Afifah datang bersama Sesilya membuat kedua sahabatnya bertanya-tanya.
"Tingkat kewarasan kamu udah habis?" Bisik Aqila yang langsung dijawab gelengan oleh Afifah.
Karena kebingungan teman-temannya, Afifah akhirnya menjelaskan semuanya. Tentang Sesil semalam di rumahnya dan alasan Ari selama ini menjauh.
Mereka berdua hanya beroh ria dan tidak lagi mempermasalahkan jika Sesilya kini pindah tempat duduk di samping Ayana. Hanya saja Aqila dan Ayana masih agak kikuk dengan sosok Sesil. Mungkin karena baru kali ini mereka berbicara secara baik-baik.
Ari yang baru saja masuk kelas, sejenak tertegun melihat kejadian itu. Namun setelahnya ia berlalu menuju kursinya yang ada di sudut kelas.
Melihat Ari, Ibam memunculkan smirk nya dan mendekat ke arah Ari.
"Jangan mendekat. Malas gue" ucap Ari tanpa melihat ke arah Ibam.
"Gue kangen sama lo...AAAWWW SAKIT ARI" teriak Ibam saat punggung sepatu Ari sudah menyentuh bokongnya. Ibam hanya meringis sebentar dan kemudian duduk di kursi yang ada di depan Ari. Membuat pria itu mengacak rambutnya frustasi. Susah sekali mengusir alien ini.
"Muka lo kucel banget. Nggak senang lo, lihat mereka berdua akur? Bukannya bagus kalau punya istri dua. Terus mereka damai?"
Ari memelotot ke arah Ibam. Baru saja ia ingin angkat bicara. Namun guru biologi yang mengajar di kelasnya masuk ruangan. Melihat guru itu, Ari segera menyampirkan tasnya di bahu kanannya.
"Eh..mau kemana lo?" Bingung Ibam
"Bolos lah. Palingan juga tuh guru cuman bahas tentang kodok" ucam Ari dan segera berdiri.
"PAK... ARI MAU BOLOS PAK. MAU KETEMU SAMA KODOK DI TAMAN BELAKANG SEKOLAH" teriak seorang cowok dari samping Ari.
Bukan Ibam melainkan Aldan dengan tanpa berdosanya mengatakan hal tersebut. Alhasil guru biologi mereka mendadak murka. Baru saja masuk kelas tapi sudah di suguhkan dengan hal konyol seperti itu.
Masalah belum kelar, dan ternyata dari arah pintu muncul sosok Surip dengan tanpa berdosanya, cowok kerempeng itu nyelonong masuk tanpa mengucapkan salam.
"Eh..eh..kamu ini macam kodok saja ,tinggal masuk tanpa mengucapkan salam. Dari mana saja kamu?" Tanya pak Bram, guru biologi baru mereka. Guru ini tergolong masih muda.
"Singgah ketemuan sama kodok dulu lah"
Pak Bram menatap nyalang ke arah Ibam yang baru saja bersuara. Tanpa rasa bersalah cowok itu malah cengir kuda.
***
Jam istirahat. Afifah dan yang lainnya bergegas menuju taman belakang sekolah. Mereka membawa empat botol minuman. Selama di perjalanan Ayana tak henti mengumpat dengan kelakuan teman sekelasnya.
"Nih...minum" Ayana meletakkan air mineral disamping keempat teman laki-lakinya yang baru saja di hukum dengan mencari kodok di taman belakang sekolah. Akibat ulah mereka saat pelajaran biologi tadi.
Ari, Aldan,Ibam dan Surip di hukum oleh pak Bram akibat ulah mereka tadi pagi.
"Bandel sih. Bahasnya kodok melulu. Ginikan sekarang. Kalian di hukum suruh cari kodok beneran?" Desis Aqila sambil duduk di kursi yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arafah
Fiksi RemajaCinta datang tanpa syarat bahkan bisa dari orang yang sangat kita bencipun cinta bisa tumbuh. Seiring berjalannya waktu tak ada yang bisa menentukan kemana hati kita akan mengarah. Jatuh cinta padamu, berencana untuk berhenti mencintaimu atau justr...