Disebuah tempat renang. Seorang pria duduk disana melihat beberapa orang sibuk berlatih. Berusaha berenang lebih cepat dari waktu yang sudah ditentukan. Pria itu mengenali salah satu orang yang ada disana.
Adrian melihat Ari begitu sungguh-sungguh. Hampir satu jam ia duduk disana melihat saudaranya itu latihan. Pantas saja pria itu sangat kelelahan saat pulang kerumah. Pagi-pagi sekali ia sudah berangkat untuk lari, ia tidak pulang kerumah dan langsung ke tempat ini lagi.
Ia menghargai semangat Ari tentang masa depannya. Walaupun terkenal bandel saat sekolah tapi pria itu tampak tidak seperti anak nakal sekarang. Ia benar-benar serius latihan. Bahkan ia tidak sadar jika Adrian ada disana sejak tadi.
Melihat Ari sudah selesai. Adrian berjalan mendekat. Membuat pria itu menatapnya heran. Ia mengambil handuk ditepi kolam dan membalut tubuhnya yang basah.
"Ngapain?" Tanyanya langsung.
Masih ingatkan soal Ari yang tak pernah basa-basi
"Mau jemput lo"
Mendengar itu Ari memunculkan smirknya "Gue bukan anak TK yang bisa lupa jalan pulang" ujarnya. Berjalan melewati Adrian dan mengambil beberapa pakaian diloker yang ada disana. Berniat masuk kedalam ruang ganti sebelum Adrian menghentikan langkahnya.
"Lo emang nggak lupa jalan pulang tapi lo lupa sama orang yang minta lo untuk lakuin ini"
Ari berhenti dan menoleh "Nggak pernah sekalipun gue lupa dia. Kalau gue lupa gue nggak mungkin ada disini nurutin permintaannya"
Smirk Adrian muncul "Oh ya. Lo udah merasa hebat karena udah ngelakuin ini terus nggak pernah ngabarin dia. Mau ngasih suprise kalau nanti lo tiba-tiba lulus"
"Susah banget ngangkat telpon?"
Entah kenapa Adrian ingin sekali mengomel sekarang. Memarahi cowok didepannya itu. Tapi Ari tidak peduli ia malah jalan masuk kedalam ruang ganti tanpa mempedulikan perkataan Adrian.
Selalu seperti itu, Ari itu spesies seperti apa sih. Benar-bebar tidak jelas. Apa ia tidak bisa bertanya apa sebenarnya yang Adrian mau bilang. Kenapa cowok itu sampai datang kesini?
Apa berbasa-basi untuk seorang Ari Apriansyah Ilham adalah haram?
Kata-katanya terlalu singkat. Dan dia adalah orang yang tidak pernah butuh kejelasan. Bahkan sulit mengutarakan perasaan untuk orang lain.
Kenapa juga Afifah sukanya sama cowok kayak dia.
Dibandingkan Ari, dirinya dan Aldan. Pria itu merasa diantara mereka bertiga Ari lah yang paling buruk. Aldan walaupun otaknya sengklek tapi masih bisa mengerti suasana.
Ari?
Nggak ada yang bisa ngertiin. Layaknya kosakata ambigu yang diberi nyawa oleh tuhan.
Ari keluar dari ruang ganti dengan baju yang sudah lengkap sebuah tas besar ia selempang di bahu sebelah kirinya.
"Ngapain nggak pulang? Mau nginap disini?" Tanyanya dan berjalan duluan melewati Adrian.
Adrian menarik nafas jengah dan mengikuti Ari keluar gedung. Mereka berjalan menuju parkiran dengan sama-sama diam. Hingga saat Ari naik diatas motornya Adrian mengucapkan tujuannya datang kesini.
"Hari ini Afifah operasi"
Kalimat itu seketika membuat Ari menegang ditempatnya. "Lo ngomong apa?" Tanyanya lagi. Berusaha meyakinkan dirinya jika ia tidak salah dengar.
"HARI INI AFIFAH OPERASI BRENGSEK" ucap Adrian cukup keras dan penuh emosi.
Ari turun dari motornya berjalan mendekat. "Lo jangan bercanda Dri" ucapnya merendahkan suaranya membuat Adrian menarik kerah baju cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arafah
Teen FictionCinta datang tanpa syarat bahkan bisa dari orang yang sangat kita bencipun cinta bisa tumbuh. Seiring berjalannya waktu tak ada yang bisa menentukan kemana hati kita akan mengarah. Jatuh cinta padamu, berencana untuk berhenti mencintaimu atau justr...