"Afifah di mana?" ucap Ari datar saat menghampiri Ibam di ruang ganti olahraga
"Ada urusan. Kenapa?"
"Dia baik-baik aja kan?" tanya Ari lagi
Ibam mengangguk perlahan tampak ada raut wajah tidak yakin di sana. Mengelus-elus tengkuknya perlahan. Ari memperhatikan setiap gerak Ibam yang tampak menyembunyikan sesuatu.
"Kalau Afifah kenapa-napa bilang aja kali"
Ibam hening
"Nggak percaya sama gue"
"Nggak tau" ucap Ibam pelan
"Gue suka Afifah"
Kalimat itu berhasil memutar kepala Ibam 180° menghadap ke arah Ari yang sedang bersandar dilemari yang ada disebelahnya.
"Nggak boleh?" tanya Ari lagi yang langsung dibalas gelengan oleh Ibam.
"Kalau suka, nggak mungkin setega waktu itu"
Ari bergeming, matanya membulat
"Maksud gue waktu lo buat dia nangis karena omongan lo yang sarkasme itu" Ibam tersenyum sinis lalu menepuk pundak Ari "Tapi kalau lo beneran suka sama Apip, lindungin dia..!! Kalau sampai dia nangis karena lo. AWAS" lanjut Ibam sambil menggerek lehernya dengan jari telunjuk tanda ancaman bagi Ari
Ibam pergi dari ruang ganti meninggalkan Ari yang masih bergeming ditempatnya. Pria itu masih bersandar di pintu lemari dengan mata yang terpejam. Merasakan hening yang menyeruak diseisi ruangan. Tidak ada lagi suara setelah Ibam pergi dari sana.
"Kali ini rasanya beda, Aku suka dia" batinnya
***
Dikantin sekolah yang tampak sepi karena sekolah sedang mengadakan bazar besar-besaran pekan ini membuat banyak siswa yang tertarik untuk berkunjung ke aula sekolah dibanding ke kantin saat jam istirahat.
Ari memasuki area kantin menemui Ayana dan Aqila yang tengah menyantap pangsit dengan lahap
"Afifah mana?" tanya Ari tiba-tiba membuat Ayana hampir keselek makanannya
"Ya elah Ri, kenapa sih? Nggak di kelas, di koridor, di lapangan upacara sampe sekarang di kantin masih aja nanyain Afifah?" Ayana mengomel membuat Ari menatapnya tajam
"Kita nggak tau Afifah di mana, chat kita berdua nggak di read." jawab Aqila
"Eh Ri, nggak usah cariin Afifah masalah deh. Jangan deketin dia. Nggak puas kemarin lihat Afifah dijambak sama nenek sihir kayak Sesilya?" celetuk Ayana lagi dengan makanan yang masih setengaj dimulutnya.
"Justru itu gue mau lindungin dia"
Singkat, padat dan jelas. Iya jelas-jelas membuat mata Ayana dan Aqila melotot mendengar pernyataan Ari. Kedua gadis itu saling bertatapan cukup lama. Hingga ia tidak sadar bahwa Ari sudah meninggalkan mereka berdua.
"Lindung.....in di.." Aqila tidak melanjutkan kalimatnya saat menyadari ternyata Ari sudah enyah dari hadapannya entah beberapa detik yang lalu
"Tuh cowok maunya apa sih? Dia nanya kita jawab. Kita nanya dia nggak jawab malah pergi gitu aja. ANEH" Ayana lagi-lagi sebal dengan tingkah Ari
"Sensi banget sih Na, lagi PMS?" Aqila gemas dengan tingkah Ayana, gadis itu menoyor kepala temannya membuat Ayana meringis tidak suka
"Lagian kok Ari beda ya? Jangan-jangan"
"DIA SUKA AFIFAH" teriak Ayana membuat beberapa penghuni kantin berbalik ke arahnya. Aqila hanya menutup wajahnya dengan kedua tangan. Mengapa hingga detik ini dia masih bertahan dengan tingkah Ayana.
***
Apriansyah_Ari
Assalamualaikum
Fif
Dimanasih?
Seharian Aku cari
Weee
Jawab...!!!
Jangan buat Aku bingung
Ngapain tadi alpa?
Afifah nahda rafandah
AFIFAH......!!!!
JAWAB
KODOK
KATAK
APR SEMBUNYIIN KAMU DI MANASIH?
UDAH AH BODOLima menit kemudian.....
Apriansyah_Ari
Afifiah jawab dong. Kok cma d read
Nih anak kenapa sih?
Afifah?
Kamu dimana?
Sama siapa?
Sekarang berbuaaat apa?
Kamu read aja nggak dibalas😈.
Lupa yah cara balas chat org ganteng?
Afifaaaaaahhhhhhh
Auuuh ah bodoRentetan pesan itu tidak ada satupun di balas Afifah. Hanya sekedar di read. Ari juga bingung sendiri. Di dalam kamarnya ia berusaha tenang walaupun dikepalanya banyak tanya yang harus terjawab.
Sekitar tiga puluh menit Ari guling-guling diri dikamar, menunggu keajaiban bahwa Afifah akan segera membalas chatnya. Namun hasilnya nihil, tidak ada notifikasi apapun disana.
"Riiii......"
Terdengar suara teriakan manusia cempreng dari luar kamarnya. Yang sudah bisa ditebak siapa orangnya. Deandra muncul dibalik pintu kamar Ari dengan wajah sumringah. Rambutnya ia kuncir asal dengan piyama abu-abu bercorak ikan hiu disana.
"Ngapain? Aku lagi nggak mau diganggu Dea. Lagi banyak pikiran" Ari mengusir Dea dari kamarnya tapi gadis itu malah ikut berbaring disana.
"Tuh si Aldan di luar"
"Ngapain Aldan di sini"
"Mau bicara sama bang Ari katanya"
"Bicara sama Aku, ahhh...modus tuh anak. Palingan juga mau izin buat ajak kamu jalan" ucap Ari asal lalu mengambil lagi handphone yang tergeletak diatas kasur.
Memang akhir-akhir ini Ari sering memergoki Aldan sedang bersama dengan Deandra entah itu di toko buku atau di taman. Karena itu akhir-akhir ini Ari tidak terlalu direpotkan oleh Deandra.
"Apaan sih Bang? Si Aldan itu emang mau bicara sama Abang"
"Males Ah, pacar kamu tuh"
"Abanggg ihhh...bangun. Jangan buat My Aldan nunggu. Ayo cepetan bangun...!!!" Deandra menggoyang-goyangkan tubuh Ari membuat pria itu berdecak sebal.
"Iya-iya aku temui" gerutu Ari pelan, lalu bangun dari posisi baringnya "Jangan panggil Aku Abang, kamu pikir Aku tukan cilok depan komplek apa?" ucapnya lagi saat sudah sampai di depan pintu kamarnya.
"Udah, temui Aldan sana...!!! Calon ipar tuh. ABANG" cengir Dea.
Bagi Dea mengusili Ari adalah suatu hal yang lebih dari kata menyenangkan
****
Assalamualaikum...
Mohon vote dan komennya yah. Semoga suka❤️.
Salam NiarAslim
KAMU SEDANG MEMBACA
Arafah
أدب المراهقينCinta datang tanpa syarat bahkan bisa dari orang yang sangat kita bencipun cinta bisa tumbuh. Seiring berjalannya waktu tak ada yang bisa menentukan kemana hati kita akan mengarah. Jatuh cinta padamu, berencana untuk berhenti mencintaimu atau justr...