"Ngapain natap-natap?" Sinis Ari saat Afifah masih berdiri di samping mobil Ari dan tak berniat untuk masuk rumah.
"Masuk Fif! Aku mau jemput Deandra"perintah Ari tegas namun Afifah malah hanya manggut-manggut sambil senyum-senyum. Persis orang bloon
"Elah" Ari malah mengacak rambutnya frustasi melihat Afifah yang sudah aneh.
Ari keluar dari mobil dan berjalan mendekati Afifah. Arah mata Afifah spontan mengikuti dimana ada Ari.
"Kita pisahnya cuma bentar. Itupun karena kamu yang nyuruh Aku pergi. Tapi Aku nggak nyangka kamu berubah jadi gila" Ari mengomel namun Afifah masih saja mempertahankan senyumnya.
"Susah emang kalau Akunya ganteng jadi kamu takut kehilangan banget yah" Ari kepedean.
Ari menarik ujung jilbab Afifah seperti kebiasaannya. Oh ya sekedar informasi Ari tidak pernah berani menyentuh Afifah makanya yang dia lakukan selalu seperti itu. Ari menarik Afifah hingga masuk ke dalam rumah.
"Masuk sana! Aku mau jemput Deandra dia udah chat katanya acara di sana udah mau selesai""Kan Deandra bisa pulang bareng Aldan"
"Iya tapi mobilnya di Aku"
"Kan ada motornya Aldan"
"Terus Ibam mau di kemanain? Atau Ibam nggak apa-apa jalan kaki"
"Oh iya ya" Afifah cengir kuda memperlihatkan deretan gigi putihnya membuat Ari geleng-geleng.
"Aku miris. Nggak usah kebanyakan main sama Ibam. Otak kamu geser Fif" ucapan Ari membuat Afifah memanyunkan bibir.
"Ibam nggak ngenalin Aku sama banyak orang kok" Afifah berguman kecil membuat Ari mengerutkan kening "Ibam cuma ngenalin Aku sama Dora, Tayo, Pororo dan katanya setelah lulus nanti dia bakalan kenalin Aku sama Naruto, boruto, Goku, samaa...."
"Serah Fif. Serah" ucap Ari memotong pembicaraan Afifah. Lalu cowok itu pergi dari sana. "Aku pergi. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Afifah terdengar tidak ikhlas tapi dia tersenyum setelahnya.
***
Masuk kamar Afifah langsung menhempaskan tubuhnya ke atas kasur empuknya. Gadis itu hanya meletakkan tas selempangnya di atas nakas dan bahkan belum melepas kaus kakinya. Ia melihat buku yang tadi di berikan Ari di taman.
ARAFAH .
Karena penasaran Afifah mengubah posisinya menjadi tengkurap dan membuka buku berwarna hijau itu. Di halaman pertama Afifah hanya menemukan tiga baris tulisan yang berhasil membuatnya melongo
"ARAFAH
(Ari Afifah)
Itu singkatannya"Afifah manggut-manggut "Jadi itu artinya" gumamnya dalam hati. Afifah merasa senang ia tidak menyangka Ari bisa memikirkan hal seperti itu. Bahkan Afifah tidak pernah berfikir tentang hal itu
Di halaman kedua Afifah menemukan gambar kodok besar di sana. Dan di sebelah kodok itu ada foto taman belakang sekolah. Anehnya kodok itu lebih besar daripada foto taman belakang sekolah yang begitu mini. Dibawah foto ada tulisan
"Awal yang buruk."
Membacanya Afifah kembali mengingat kejadian se tahun yang lalu di mana Ari benar-benar membencinya hingga melontarkan kata-kata yang tidak enak.
Afifah menggeleng mencoba melupakan kejadian itu, ia memilih membuka halaman berikutnya dan menemukan foto Ari dengan seorang wanita paruh baya yang begitu cantik. Di bawah foto itu Ari menulis sesuatu

KAMU SEDANG MEMBACA
Arafah
Teen FictionCinta datang tanpa syarat bahkan bisa dari orang yang sangat kita bencipun cinta bisa tumbuh. Seiring berjalannya waktu tak ada yang bisa menentukan kemana hati kita akan mengarah. Jatuh cinta padamu, berencana untuk berhenti mencintaimu atau justr...