"Aku nggak tau mau ngomong apa" ucap Adrian sambil menggaruk tengkuknya. Ia memang mendapat giliran pertama yang di tunjuk oleh sebuah botol minuman mini yang mereka putar sebagai penentu siapa yang mendapat giliran untuk bercerita.
"Emmmm" Adrian melihat satu persatu orang-orang yang ada dihadapannya. Fokus mereka hanya pada Adrian, menunggu pria manis itu untuk bercerita. "Kalian pasti nggak percaya kalau Aku dulu playboy"
Adrian mengucapkannya dengan tampang yang kelihatan tanpa dosa sementara Aldan dan Ibam sudah menahan tawa. Berbeda dengan Deandra dan Sesilya yang mencibir. Aqila dan Afifah hanya diam. Sementara Ayana jangan ditanya dia memang tidak paham dengan situasi ini.
"Udah" ucapnya lagi membuat Aldan langsung menoyor kepalanya.
"Udah kamu bilang?" Adrian mengangguk "gitu doang?" Adrian mengangguk lagi.
"Dri setelah beberapa menit kita menunggu dan hanya itu yang mau lo bilang ke kita. Lo hargain dikit dong botol ini" Aldan menunjukkan botol mini yang mereka putar tadi "dia sampe puyeng loh dri, rela di putar dan pada akhirnya dia nunjuk lo untuk bercerita. Dan lo cuma itu doang" ucap Aldan drama. Berharap ada teman-temannya yang merespon tapi ternyata mereka semua bengong tidak menanggapi
"Krik krik krik"ucap Ibam "receh banget sih Dan. Whahahahahah" Ibam mendorong Aldan keras hingga pria itu terjungkal ke belakang dan secepat kilat ia bangun
"Nggak lucu yah?"tanyanya polos.Mereka menggeleng membuat Aldan mendecih.
"Udah ah Aku mau lanjut cerita-" belum selesai Adrian berbicara Aldan lagi-lagi memotong.
"Katanya tadi udah" Ucapnya mendumel
"Oh udah yah"
"Kan lo sendiri yang bilang Dri" nada suara Aldan sedikit meninggi
"Ya udah"
"Yaudah kenapa?"
"Udah Dan"
"Shutttttt APASIH. INI JADI MAIN APA NGGAK?"
Aldan dan Adrian terperanjat kaget saat Sesilya berteriak dan menatap mereka tajam. Kedua pria itu menunduk sok sok takut.
"Aku itu ganteng" ucap Adrian tiba-tiba membuat teman-temannya mendelik " dari kecil aku selalu dapat pujian kalau aku itu ganteng banget. Aku suka pujian itu"Adrian memperbaiki posisi duduknya. Dan berdehem kecil sebelum melanjutkan cerita. "Dulu kata mama ganteng itu cuma bonus nggak ada gunanya kalau nggak dibarengi dengan kelebihan yang lain. Makanya aku belajar karate dari kecil, terus suka menang olimpiade waktu smp" Adrian menjeda kalimatnya dan meminum air yang tersedia
"Pas masuk SMA aku merasa udah punya kelebihan selain ganteng, aku merasa pintar, jago beladiri apalagi coba yang kurang"
Aldan dan Ibam mendecih "Pd banget" bisik Aldan di telinga Ibam. Walau sebenarnya itu bukan bisikan karena semua orang yang ada di sana juga mendengarnya.
Adrian tidak peduli ia menganggap beberapa detik yang lalu ia tuli " dan pada saat itu beberapa cewek deketin Aku. Lebih dominan kakak kelas sih. Aku sambut dengan baik, malahan Aku senang. Bermain-main dengan hal yang menurut aku cukup menarik"
"Panas eyyy. Qila tenggorokan kamu nggak serek?" Sindir Aldan.
Lagi-lagi Adrian tidak peduli ia melanjutkan bercerita tentang bagaimana ia memperlakukan wanita dan memacari banyak wanita sekaligus ia cerita. Beberapa kali Aldan mencoba menghentikannya karena menurutnya Adrian tidak seharusnya menceritakan itu di depan Aqila. Gadis itu pasti akan sakit hati. Apalagi saat Adrian bercerita tentang bagaimana ia mencintai Afifah dan membuat pria berhenti mempermainkan wanita Adrian juga cerita. Afifah juga tidak menyangka Adrian akan menceritakan hingga sedetail itu. Tapi gadis itu memilih, mungkin saja Adrian punya alasan mengapa ia menceritakan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arafah
Fiksi RemajaCinta datang tanpa syarat bahkan bisa dari orang yang sangat kita bencipun cinta bisa tumbuh. Seiring berjalannya waktu tak ada yang bisa menentukan kemana hati kita akan mengarah. Jatuh cinta padamu, berencana untuk berhenti mencintaimu atau justr...