"Jadi...om Ilham selama ini nikah sama nyokapnya Adrian. Dan Aci" terasa oksigen benar-benar menipis saat ini "Aci adalah adiknya Adrian dan juga Ari"
Mereka semua mendadak mematung di tempat bahkan saat Aqila dan Mona mamanya Adrian menyadari kejanggalan itu.
"A...Ari"
***
Afifah memijit pelipisnya pelan. Kepalanya terasa sakit dengan apa yang terjadi hari ini. Rentetan kejadian di rumah sakit sudah memenuhi isi kepalanya.
Saat Mamanya Adrian memanggil nama Ari dan menghampiri cowok itu. Ari justru melepaskan pelukan Aci dan berlalu meninggalkan rumah sakit. Afifah berusaha mengejar tapi dia kehilangan jejak.
Tlililing...tlililinggg
Suara ponsel Afifah berdering. Ia segera menuju meja belajarnya dan mengambil benda pipih itu.
Panggilan dari Dea.
"Halo Assalamualaikum Dea"
"Waalaikumsalam Fif. Fif...Ari pergi dari rumah"
Napas Afifah tercekat saat mendengar kabar tersebut. Sebegitu marahnya dia sampai harus pergi meninggalkan rumah.
"Fif,kita bisa ketemu kan?"
"Iya bisa kok"
Afifah mematikan panggilannya. Ia merasa khawatir baru saja Ari baikan dengan ayahnya. Dan sekarang masalah baru kembali bermunculan.
Ya Allah...pasti ada kebaikan dibalik semua ini kan?
Tak lama suara mobil terdengar memasuki pekarangan rumah Afifah. Itu pasti Dea.
Afifah beranjak membuka pintu rumahnya. Benar saja yang datang barusan adalah Dea dengan Aldan. Mereka berdua terlihat acak-acakan bahkan pakaian keduanya masih sama dengan yang tadi pagi.
"Fif" Deandra menghambur kepelukan Afifah. Gadis itu terisak.
"Aku nggak tau mau ngomong apa Dea. Aku mau bilang jangan khawatir tapi aku sendiri juga khawatir"
"Aku takut Fif. Hiks..hikss.Aku takut" Dea semakin mempererat pelukannya.
"Loh ada apa ini?" Suara lembut dari seorang wanita membuat Dea dan Afifah melepaskan pelukannya. Umi Hafiza berdiri di dekat sofa ruang tamu.
"Ari ninggalin rumah tante" jawab Aldan.
Raut wajah kaget dan prihatin seketika tercetak di wajah ayu wanita itu. Ia mengucapkan istigfar untuk menenangkan perasaanya. Ia tidak tau masalahnya tapi Umi Hafiza cukup kenal dengan Ari.
"Kalian duduk dulu ya nak. Istigfar...semoga Ari baik-baik aja" Umi mengajak mereka untuk duduk di ruang keluarga. Dan wanita itu beranjak ke dapur untuk mengambil air minum.
"Fif...sejak kecil Ari yang selalu lindungi Aku. Dia yang jadi teman,kakak, sekaligus seperti ayah buat Aku. Hiks..hikss..hiks.." tangis Deandra kembali pecah.
"Dea kamu kenapa kok nangis?"
Ari kecil yang mendapati Dea menangis sendirian didalam kelasnya. Gadis kecil itu belum menyelesailam tugasnya sementara teman-temannya yang lain sudah pulang duluan.
"Ri...Aku nggak kumpul tugas. Hiks..hikss..hiks"
"Ah cengeng. Udah pulang yuk. Nanti besok baru kumpul tugasnya. Kalau gurunya nggak mau. Nanti Aku tonjok aja sampe mau"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arafah
Genç KurguCinta datang tanpa syarat bahkan bisa dari orang yang sangat kita bencipun cinta bisa tumbuh. Seiring berjalannya waktu tak ada yang bisa menentukan kemana hati kita akan mengarah. Jatuh cinta padamu, berencana untuk berhenti mencintaimu atau justr...