11-Bunda!!!

855 52 0
                                    

Setelah membayar taksi , Ari bergegas memasuki sebuah gedung bercat putih. Beberapa orang juga berpakaian serba putih terlihat lalu lalang di koridor gedung itu.

Ari sedang berada di rumah sakit, anak itu sengaja naik taksi agar tidak ketahuan bolos sekolah.

"Gadis bodoh!" ucap Ari spontan saat melihat seorang perempuan cantik tengah terbaring lemah di dalam sebuah ruangan.

"Maaf , siapa yah?" tanya Umi Afifah, saat melihat Ari berada di pintu ruangan Afifah di rawat.

"A...A..Aku"

"Temannya Afifah?"

Suara lembut perempuan paruh baya itu hanya bisa di jawab anggukan oleh Ari.

"Afifah lagi tid...."

Belum sempat Umi Afifah menyelesaikan kalimatnya, Ari sudah nyelonong masuk ke ruangan.

"Kata dokter Afifah tidak apa-apa, hanya saja dia tidak boleh banyak pikiran"

Ari tidak bergeming, tatapan matanya masih menyorot Umi Afifah. Tapi tatapan itu sangat teduh tidak seperti tatapannya saat berada di sekolah.

"Nak, kamu tidak sekolah?"

Tanpa menjawab pertanyaan itu, tiba-tiba Ari mencium punggung tangan wanita paruh baya itu dengan lembut membuat Umi sedikit kaget.

"Boleh nggak Aku panggil Bunda?" Tanya Ari tiba-tiba tanpa memperdulikan pertanyaan Umi barusan.

"Maksudnya?"

"Aku mau panggil Bunda" ucap Ari dengan wajah santai.

"Ya udah, panggil aja!!!"

Senyum Ari seketika mengembang saat kata itu terdengar di kupingnya. Sebuah senyum hingga part ini baru muncul di permukaan🤣🤣🤣.

Seandainya saja Afifah saat ini sedang terbangun mungkin dia hanya bisa berkata "Subhanalllahatau seandainya Ayana dan Aqila ada di ruangan itu mungkin mereka sudah menelan botol infus secara cuma-cuma.

Ari tersenyum pertama kalinya untuk para readers ARAFAH.

"Makasih Bunda" ucap Ari, sebuah lengkungan di wajahnya belum pudar sama sekali.

Sorot mata Ari sangat teduh, berbeda dengan Ari biasanya yang  dingin seperti balok es yang sering di buat Elsa dalam film Frozen.

"Nak, sebenarnya Afifah itu nggak mau kalau ada cowok yang lihat dia nggak kenakan hijab" ucap Umi pelan.

Ari menoleh ke tempat Afifah berbaring, pria itu baru menyadari saat ini Afifah sedang tidak berhijab. Rambut panjangnya terurai, gadis itu terlihat sangat cantik tapi lebih cantik saat ia mengenakan hijabnya.

"Ya udah, Aku pamit"  ucap Ari singkat disertai dengan ekspresinya yang kembali datar.

Setelah mencium punggung tangan Umi yang kini ia panggil Bunda, Ari beranjak pergi meninggalkan rumah sakit.  Dering telponnya selalu bertuliskan nama Deandra di sana.  Entah sudah berapa kali Deandra menelpon semenjak Ari berada di rumah sakit.

"Ya, bawel Aku ke sana sekarang!!!"  kirim Ari dalam pesan singkatnya ke akun whatsapp Deandra.

***

Di depan rumah sakit, nampak mobil yaris berwarna pink tengah terparkir. Terlihat jelas gadis remaja yang memakai kaos warna peach dipadu dengan jeans hitam sedang duduk di kursi kemudi. Wajahnya ditekuk saat melihat  seorang pria berwajah datar tengah berjalan ke arahnya

ArafahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang