54- Surat Untuk Tuhan

359 26 0
                                    

Seperti rencana Afifah. Ia ingin menjadi anak yang periang, ceria dan menikmati hidup. Gadis itu ingin bersama dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Hari ini Afifah menemui Sesilya. Entah kenapa ia merindukan gadis itu. Melihat Afifah datang membuat Sesilya tertegun.

"Fif, kok di sini?" Tanyanya

"Mau ketemu kamu" Afifah memeluk Sesilya cukup erat.

"Serius?"

Afifah mengangguk mengiyakan. Raut wajah Sesilya seolah tidak percaya namun tak lama cewek itu tersenyum.

"Afifah" gumamnya di balik pelukan.

Mereka berpelukan cukup lama hingga mendengar suara deheman membuat mereka melepaskan pelukan.

"Aqila, Ayana,Dea" ucap Sesilya saat melihat orang yang menghampirinya.

"Sesiiiilll" Dea menghampiri Sesilya dan berpelukan. Sementara Ayana dan Aqila hanya melempar senyum ke arah Sesilya.

"Kalian ngapain di sini?"tanya Sesilya

"Jalan yuk" pinta Afifah

Ia memang ingin menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Ia ingin merasakan punya banyak teman. Tidak seperti waktu-waktu yang ia habiskan semasa kelas satu SMA. Afifah yang tidak tau apa-apa.

"Mau jalan kemana?" Tanya Sesilya bingung

"Kemana aja yang penting bareng kalian"

Sesilya diam. Gadis itu memikirkan tempat mana yang bagus mereka kunjungi. Di rumah neneknya tak ada yang bisa di lakukan selain bermain dengan anak kampung. Apa lagi selain itu.

"Aku tau kita akan kemana" ucap Sesilya akhirnya sambil tersenyum

***

Afifah tak bisa berkedip melihat pemandangan di hadapannya. Gadis itu tak pernah merasakan berada di tempat seperti ini.  Di atas sebuah gunung membentang luas rerumputan hijau dan saat menunduk terlihat jelas jejeran pohon sawit di bawah sana nampak berbaris .  Indah sekali.

Afifah menghirup nafas segar, ia tersenyum melihat Ayana, Aqila, dan Deandra sedang berkejaran menikmati angin sore yang begitu sejuk. Menenangkan.

"Indah sekali ya allah" gumam Afifah.

Gadis itu duduk di atas rumput hijau sambil memeluk lutut. Ia memejamkan matanya menikmati suasana yang membuat perasaannya tentram.

Sebuah tangan menyentuh pundaknya membuat gadis itu membuka mata dan mendapati Sesilya duduk di sebelahnya.

"Sesil dari mana?" Tanya Afifah. Setelah Sesilya memperlihatkan tempat ini cewek itu pergi.

Tempat mereka sekarang ternyata tidak jauh dari pemukiman tempat Sesilya tinggal. Hanya berjalan beberapa meter untuk sampai ke tempat ini.

"Dari beli ini di taman" ucap Sesilya sambil memperlihatkan beberapa balon yang melayang di udara. Afifah tidak sempat melihatnya tadi.

"Untuk apa?"

Kening Afifah mengernyit. Ia tidak tau Sesilya akan melakukan apa.

"Lihat aja nanti" bisiknya lagi-lagi masih tersenyum. Sesilya lalu memanggil Dea, Ayana dan aqila.

"Sil lo ambil balon dari mana?"

ArafahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang