15. Jangan Berbohong

1.7K 105 11
                                    

Definisi cinta menurut KBBI adalah 'suka sekali', tetapi itu berbeda denganku. Definisi cinta adalah kau."

—•°•—
.
.
.

"Hai, Val. Bagaimana fanmeet lo?" Siapa lagi kalau bukan Rey si pemilik suara.

Val yang baru saja merebahkan tubuh di sofa, melayangkan tatapan malas. "Lo mau ngapain lagi, sih? Pusing gue lihat lo di mana-mana."

"Untung gue bukan nenek sihir. Kalau iya, bakal gue musnahkan lo dari pandangan gue."

"Lo emang bukan nenek sihir, tapi lo nenek-nenek tukang makan sirih!" Rey tertawa lepas. Disusul dengan lemparan bantal sofa dari gadis itu.

"Galak amat." Dia pun duduk di sebelah Val.

"Gak usah banyak ngomong. Sekarang lo jawab pertanyaan gue tadi."

"Gue ada urusan di sini, dan kebetulan gue lihat lo di sini."

"Btw, lo masih ngejauhin, Ragi?"

Val menggeleng. "Gue udah lakuin sesuai yang lo sarankan."

Rey mengernyit seraya melipat tangan di depan dada. "Sebenarnya lo suka sama siapa, sih? Gue atau Ragi?"

Val bangkit berdiri, dan bergerak seperti layaknya seorang puitis terkenal. "Oh, Dunia, kau begitu jahat, karena telah memberikan dua orang yang mencintaiku secara bersamaan." Dia memasang wajah sendu.

"Harus beginikah kisah percintaanku? Aku bingung harus memilih yang mana. Mereka terlihat seperti kucing dan serigala. Manakah yang harus aku pilih?" Val memainkan monolog dengan sangat dramatis, dan membuat Rey bertambah bingung.

Tanpa perlu bertanya, dia sudah tahu pasti bahwa serigala yang dimaksud adalah dia, sedangkan kucing adalah Ragi.

"Jadi, lo pilih siapa?" tanya Rey melihat si gadis hanya terdiam.

Val melanjutkan monolog. "Oh, Dunia, aku tahu bahwa kita tidak boleh serakah. Oleh sebab itu, aku memilih kucing. Orang yang benar-benar mencintaiku." Dia membungkukkan badan, tanda bahwa monolog itu telah berakhir.

Rey bertepuk tangan.

"Kata siapa gue gak suka sama lo? Gue beneran suka sama lo."

Senyuman penuh kemenangan Val tampakkan. "Sorry, Rey, gue tahu rencana busuk lo. Jadi, gue gak mau jatuh ke perangkap yang udah lo buat."

"Kata siapa? Gue yakin kalau lo sebenarnya suka sama gue."

Val berdecih. "Lo terlalu berharap."

"Kalau memang lo gak suka sama gue, kenapa lo malah ngikutin ucapan gue? Sedangkan Ragi malah lo bohongin?"

Dumb!

Bagai anak panah, ucapan Rey berhasil menancap pada gadis itu. Val bungkam, seperti ada sesuatu yang mengganjal tenggorokannya.

"Y-yah … gue ngikutin saran lo … karena gue merasa itu benar." Ekspresi gugup tidak dapat dia dustakan dari lelaki itu. Dia juga memalingkan wajah dari Rey.

Namun, tiba-tiba Rey menarik dagu Val, dan mencari kebenaran dari mata gadis itu.

"Bohong …," terkanya.

Val menepis tangan lawan bicaranya. "Apaan, sih! Kalau gue suka sama lo, pasti gue bersikap seperti bagaimana sikap gue ke Ragi."

Dia memberi jarak di antara mereka. "Lo jadi cowok gak usah banyak berharap deh. Kita ini rival," ucapnya sembari melangkah--hendak pergi.

"Kebohongan bukan definisi dari cinta. Lo harus tahu itu, Val." Kalimat itu berhasil menghentikan langkah si gadis.

Seperti tak acuh, gadis itu malah melanjutkan langkah, tanpa merespons.

—•°•—
.
.
.

TBC

Ada yang bisa ngehilangin rasa percaya diri yang berlebihan dari Rey gak? 😂

Aku aja sebagai author, gemes sendiri kenapa ada makhluk sejenis itu 😂

Bagaimana? Sesuai janji aku, aku bakal up 😁

Tenang … aku bukan tukang php kok 😂

Tebak, next chapter Val-Ragi / Val-Rey?

Seperti kemarin, tembus 65 vote aku bakal up. Tenang, gak sebanyak kemarin kok 😂

IYA, LO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang