8. Awal Kecurigaan

1.7K 112 12
                                    

________________________
Menjadi stalker, adalah profesi bagi kamu yang sedang jatuh cinta.
________________


»☆«

Val membuka netra dengan perlahan. Sejak tadi dia terjaga dalam tidur. Tanpa sadar, Mentari menyuruh ia untuk bangun.

"Rey," lirihnya, masih sibuk mengerjap.

Seketika dia membelalak, sebelum bangkit dari tidurnya. "REY?!"

"Lo ngapain di kamar gue?! Pergi gak lo! Atau gue teriak sekarang juga," ancamnya tanpa jeda.

Rey melipat kedua tangan di depan dada dengan enteng. "Santai aja kali. Gak usah ngeggas."

Val mengerucutkan bibir. "Lagian lo, sih, ngapain di kamar gue? Terus, bagaimana lo bisa masuk?"

Pria itu melirik ke arah pintu menuju rooftop-nya. "Apalagi kalau bukan manjat," ucapnya memperlihatkan deretan gigi putih.

"Putri Salju, pasti kelelahan makanya, tidur dengan sangat lelap. Tapi sialnya lo tetap keliatan cantik, walau dengan mulut menganga. Sepertinya lo cantik di keadaan apa pun."

"Apa gak tambah suka gue sama lo."

Val berdecih. "Lo gak usah gombal."

"Jadi lo ngapain ke sini?"

"Gue mau memberikan tawaran lagi. Untuk kedua kalinya, lo beneran gak mau pacaran sama gue?"

Val memutar kedua bola mata dengan malas. "Untuk kedua kalinya juga, gue bilang enggak. Gue gak mau pacaran sama makhluk kayak lo."

"Ya sudah," timpalnya enteng.

Awalnya, Val mau saja menerima, kalau dia meminta dengan sungguh-sungguh. Namun, setelah melihat sifat aslinya, dengan tegas dia menolak. Dia tidak mau berpacaran karena berlandaskan reputasi. Dia boleh akting dalam segala hal, tetapi tidak untuk kisah cintanya.

"Oh iya, akhir-akhir ini gue jarang lihat lo. Lo ke mana?" Kali ini si lelaki yang bertanya.

"Ya, kerjalah." Val menjauhkan selimut yang membungkusnya.

"Gue tahu lo kerja. Tapi kayaknya ada yang lo sembunyikan. Apalagi pas lo pernah bilang kalau lo lagi kejar impian lo. Bukannya jadi bintang idola sudah menjadi impian lo?"

Val menatapnya malas. "Kepo lo. Gak ada hubungannya dengan lo."

"Dan juga, pas tidur tadi lo ada sebut nama Ragi. Dia siapa?" tanyanya penuh selidik.

"Dibilang bukan urusan lo!"

"Kalau lo gak mau kasih tahu, biar gue yang cari tahu. Terlebih yang namanya Ragi. Sepertinya gue harus lebih waspada."

"Eh, lo bisa gak, sih, gak ganggu kehidupan gue. Mau gue dekat sama Ragi kek, si A kek, bukan urusan lo!"

Namun, Rey tidak menggubris. "Oke, gue pergi dulu. Jaga kesehatan lo, Val." Dia bersiap-siap untuk meloncat dari rooftop gadis itu, yang untungnya tidak terlalu tinggi.

Dasar cowok gila gerutunya dalam hati.

»TO BE CONTINUE«

»TO BE CONTINUE«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IYA, LO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang