32. Gelap (a)

556 23 2
                                    

_________________________________
Ketika duniaku menjadi gelap. Aku berharap, hanya namamu yang menjadi akhir.
________________________________


»☆«

"Ret!" Seorang lelaki berlari mendekati dua insan yang sedang berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.

Otomatis si pemilik nama berbalik. Diikuti dengan lelaki di sebelahnya, Ragi.

"Eh, lo--"

"Kalau lo ngajak pulang bareng, gue gak mau. Gue bawa kendaraan sendiri," potong Val.

"Ha? Kata siapa gue mau ngajak lo pulang bareng? Kepedean banget jadi cewek. Gue itu cuma mau kasih tahu ke lo, kalau gue mau pulang duluan."

"Terus gue peduli?" ketus Val berusaha untuk menahan rasa malu.

"Yah ... gue, 'kan, cuma mau kasih tahu doang. Bukti sebagai sahabat." Rey menekan kalimat akhir.

Val tahu maksud lelaki itu, tetapi dia berusaha untuk tidak memperdulikannya.

"Kalau gitu gue pulang duluan ya. Udah ditungguin teman." Rey menunjuk ke arah segerombolan perempuan, yang memang benar sedang menunggu si lelaki.

What? Teman? Perempuan-perempuan itu kau bilang teman?!

Val hanya bisa melipatkan tangan di depan dada, seraya ekor mata mengikuti kepergian lelaki itu.

"Mau pulang bareng?" ajak Ragi yang masih berdiri di sebelah Val.

Seketika ekspresi si gadis mencair.

Mauuuuu! teriak Val dalam hati. Namun, dengan cepat dia menggeleng dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Maaf, Ragi. Tapi, tadi gue bawa kendaraan sendiri kok."

"Baiklah. Masih bisa di lain waktu."

"Kalau gitu, gue duluan ya," sambungnya seraya pergi setelah menerima persetujuan si gadis.

Val dengan cepat melirik arloji. Harusnya jam segini, Mis sudah menjemput dia.

Ting!

Suara dering ponsel langsung ia sambut dengan cepat. Ia pun membaca pesan yang Mis kirim ke padanya.

Ibu: Val, mamah minta maaf. Sepertinya mamah bakal terlambat jemput. Lebih baik kamu tunggu mamah di dalam sekolah. Jangan terima tumpangan dari siapa pun, dan jangan keluar dari sekolah. Tunggu mamah!

Val memutar kedua mata.

Lebay!

Dia berpikir bahwa akhir-akhir ini Mis bersikap berlebihan padanya. Padahal dia menjalankan hidup seperti biasa.

Dia pun memilih untuk berbalik arah. Sesuai perintah. Harus di dalam sekolah!

Kondisi sekolah mulai terlihat sepi. Semakin dalam ia menyusuri sekolah, semakin hening pula suasana yang dia dapat. Bahkan guru dan petugas sekolah juga sudah mengunci setiap ruangan.

"TOLONG! TOLONG GUE!"

Sontak langkah Val terhenti. Dia memfokuskan indra pendengaran. Dia sedang tidak berhalusinasikan?

IYA, LO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang