__________
Merogoh kebohongan
Tak mengenal kejujuran
Bersama kita lakukan sebuah kebodohan
Menyedihkan ….
___________»☆«
Bintang baru saja memberi salam terhadap kepergian Sang Mentari. Menyombongkan keindahan cakrawala yang telah ia hias. Bahkan angin malam menari-nari di bawah keindahan itu. Di bawah pantulan cahayanya, terlihat sebuah mobil yang baru saja berhenti di depan sebuah gerbang. Benda itu juga mengeluarkan sosok lelaki, yang pasti adalah si empunya benda.
"Val, lo ngapain di sini?" tanya lelaki yang tak lain adalah Rey. Dia terkejut ketika melihat perempuan itu duduk di depan rumahnya tanpa beralas apapun yang dapat menghangatkan tubuh.
Val yang menyembunyikan wajah di atas lutut, mendongak ketika dipanggil. Mata memerah terlihat jelas. Bukan karena menangis ataupun marah. Ternyata tanpa sadar ia tertidur ketika menunggu lelaki itu.
Dengan penuh semangat dia bangkit berdiri. Sangking semangat, ia hampir terjatuh kalau Rey tidak dengan cepat menahan.
Rey melihat Val dari atas sampai bawah, masih lengkap dengan seragam sekolah. Ia yakin kalau ia belum menginjak rumah sama sekali.
"Lo ngapain nungguin gue sampai selarut ini?" Ia langsung memberikan jaket yang ia pakai ke pada perempuan itu, melihat angin malam yang cukup kencang.
"R-rey …." Val sengaja menjeda kalimatnya.
Apakah aku harus memberitahunya? Tapi, …. Dengan cepat ia menggeleng.
Rey, jangan sampai tahu. Masalah ini masih bisa gue atasi sendiri! yakinnya dalam hati. Keresahan itu tidak perlu ia besarkan.
"Val?" Rey menggoyangkan tubuh gadis itu dengan pelan. Dan untungnya berhasil membuat Val kembali tersadar dari gelutannya.
"M-maaf," ujar Val dengan cepat.
"Lo mau ngomong apa? Atau lebih baik kita bicara di dalam rumah?"
Lagi-lagi dia menggeleng. "Enggak, gue cuma perlu ini." Dia memberikan jari kelingking pada lelaki itu.
Rey mengernyit bingung.
"Lo harus janji jari kelingking sebelum gue percaya dengan kata-kata lo," ia sengaja menjeda kalimatnya, "termasuk janji lo buat ngelindungi gue."
Rey menatap Val dengan lamat-lamat sebelum tersenyum dan menerima jari kelingki itu. "Janji!"
Val juga tersenyum. Mungkin memang seharusnya sekarang lo gak tahu.
"Kalau gitu gue pulang dulu ya."
"Tunggu!" Rey langsung merogoh yang ada di dalam tasnya, dan mengeluarkan kotak bekal. "Ini kotak makan yang waktu itu lo tinggalin. Makasih ya, makanannya enak."
Val cukup terkejut, Rey ternyata menyantap makanan yang bahkan dia sendiri sudah lupa.
"Tapi, sayang gue gak bisa makan bareng lo, karena ada yang ngambek." Rey kembali melakukan apa yang sudah menjadi kebiasaannya, yaitu mencubit pipi perempuan itu selebar mungkin.
Entah sampai kapan hal itu akan berakhir dari sebuah kebiasaan.
»TO BE CONTINUE«
KAMU SEDANG MEMBACA
IYA, LO!
Teen Fiction#1 in teenfiction 26/12/19 #4 in asik 05/02/19 Amazing cover by @kimfina14 Aku bukanlah playgirl! Aku hanyalah perempuan yang bingung di zona cinta segitiga ini. (ᴖ◡ᴖ)♪ SAY HELLO TO BUCIN!!