Aku tidak suka dijadikan pilihan, tetapi aku butuh kepastian!
-•°•-
.
.
."Mah, berhenti di sini aja." Val mengedarkan pandang dari balik kaca mobil.
"Lah, kenapa? Dikit lagi kita mau sampai."
Sang anak mengenakkan ranselnya. "Val, jalan kaki aja, Mah." Dia mencium punggung tangan si wanita.
"Dah, Mah!" ucapnya sebelum mobil yang dia tumpangi melesat pergi.
Kini dia harus mengalihkan pandang ke arah gerombolan para murid. Disusul dengan embusan napas panjang.
Lo pasti bisa! percayanya dalam hati, sembari mengepal tangan kuat. Namun, belum sampai sepuluh detik, kakinya melemah seperti jelly. Membuat dia meringsut ke bawah.
Dia mengacak rambut dengan kasar. Val, kenapa, sih, lo mau aja ikutin kata makhluk sakral kayak, Rey! Lo itu cuma mau dipermalukan!
Ya, setelah pertemuannya bersama lelaki itu, membuat ia bertambah bimbang. Dan bodohnya, dia mengenakan pakaian yang disarankan si lelaki. Baju yang sangat dia hindari, bahkan dia tidak berani sekadar melihat pantulannya di cermin.
Val semakin ganas mengacak rambutnya. Bagaimana kalau ini gak sesuai dengan selera Ra--
"Ret, lo kenapa?"
Sontak Val terdiam.
"Ret?" ucap suara itu lagi.
Bukannya menjawab, Val langsung memperbaiki rambutnya. Dia tidak berani melihat si pemilik suara, orang yang sejak tadi berhasil membuat dia diambang kecemasan.
"Hehehe, gue gak apa-apa kok," dustanya seraya perlahan bangkit.
Val memainkan kakinya, sembari memalingkan wajah dari Ragi. Sebenarnya dia sedang menunggu respons si lelaki atas tampilannya. Sesekali dia melirik Ragi. Namun, hasilnya nihil. Ragi malah terfokus pada layar ponsel.
Dia berdeham, berusaha mencari perhatian. Lagi-lagi tidak digubris.
"Ragi, lo keren deh kalau pakai baju kayak gitu," ucapnya berharap Ragi memberikan ucapan yang sama ke padanya.
Ragi tersenyum simpul. "Makasih." Dia kembali pada layar ponselnya.
Merasa diabaikan, Val mengerucutkan bibir. "Lo lagi chatting-an sama siapa, sih?" Jujur, baru kali ini Ragi bersikap demikian padanya. Bahkan selama ini, tanpa meminta perhatian, Ragi pasti lebih dulu menggubrisnya.
"Gue lagi chatting-an sama Hani," jawabnya tanpa melihat lawan bicaranya.
Seketika ekpresi Val berubah. Tidak hanya itu, dia mengambil jaket dan mengenakannya. Padahal cuaca sangat panas. Terlihat cantik di depan Ragi pun tidak ada gunanya. Hanya itu yang dapat ia kesalkan.
Namun, hal itu berhasil mencuri perhatian Ragi. "Lo ngapa--" ucapannya terhenti ketika Val pergi melewatinya.
Percuma! gerutu Val dalam hati.
-•°•-
.
.
.TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/155268222-288-k967385.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IYA, LO!
Teen Fiction#1 in teenfiction 26/12/19 #4 in asik 05/02/19 Amazing cover by @kimfina14 Aku bukanlah playgirl! Aku hanyalah perempuan yang bingung di zona cinta segitiga ini. (ᴖ◡ᴖ)♪ SAY HELLO TO BUCIN!!