6. Dia, Ratu Es

2K 113 4
                                    

______________________________
Kau berpikir, bahwa dia adalah uap yang pergi meninggalkanmu. Tanpa kau sadar, akan datang hujan yang menghampirimu.
___________________




»☆«


Menunduk. Hanya hal itu yang dapat Val lakukan di setiap langkah. Kedua tangannya mencengkeram tali tas ransel dengan sangat kencang.

"Lo takut ya?" Lelaki yang berjalan bersamanya, menyadari apa yang sedang ia rasakan.

Val menggigit bibir seraya mengangguk pelan. "Mereka gak suka sama anak baru ya?"

Ya, sejak tadi sorotan mata tajam telah dia terima. Tidak sampai di situ, Val dapat mendengar bisikan atau kekehan dari setiap orang yang melihatnya.

"Bukan mereka gak suka, tapi emang sekolah ini dipenuhi dengan orang-orang aneh. Lo fokus aja ke depan, dan anggap mereka gak ada." Terdengar mudah, tetapi sangat sulit untuk dia lalukan.

Val memilih untuk memejamkan mata, dengan mulut yang komat-kamit.

Ragi yang melihat kelakuannya, berhasil dibuat tertawa. "Lo lagi ngapain?"

Val membuka mata. "Gue lagi berdoa, supaya gue gak sekelas sama orang-orang aneh itu."

Ragi tertawa lepas melihat kepolosan Val.

"Siapa dia?" Sebuah suara dingin memecah suara mereka. Dari ujung koridor terlihat seorang perempuan sedang berkacak pinggang, menatap mereka.

Ragi hanya tersenyum melihat sosok itu.

Tak menerima jawaban, perempuan itu berjalan mendekati mereka. Semakin dia mendekat, semakin menciut pula nyali Val.

Dia perempuan yang sangat cantik, dengan tatapan sedingin es.

Tidak berani dengan tatapan yang menusuk, Val memilih untuk menundukkan kepala. Tanpa dia sadari, dua pasang mata menatap ke arahnya.

"Ret? Lo gak apa-apa, 'kan?" Ragi melambai-lambaikan tangan ke depan wajah Val, dan membuat lamunannya memecah.

Sontak Val mengerjap. Dia berhasil membuat dirinya terlihat memalukan. "Ah, gue gak apa-apa." Dia mencoba melirik perempuan yang ada di hadapannya, walaupun hanya sekilas.

Perempuan itu berdecih. "Lo pikir kami bisa dibodohi? Jelas banget kalau lo ketakutan ngeliat gue."

"Sudahlah, Hani. Masalah seperti ini gak usah diperpanjang."

What?! Honey? Dia bilang Honey ke cewek itu? Mereka pacaran? Pupus sudah harapan gue. Tanpa sadar, Val menghela napas dengan sangat kuat.

"Ret, lo kenapa? Lo benar gak apa-apa,'kan?" tanya Ragi.

Dengan cepat Val menyilangkan kedua tangannya. Dia benar-benar terlihat bodoh sekarang. "Gue gak apa-apa kok."

"Jadi, nama lo siapa?" Masih sama, perempuan itu menatap dengan sangat dingin.

Val mengulurkan tangan. "Vanessa Gorety. Bisa dipanggil, Rety."

Perempuan itu melirik uluran tangan Val, sebelum dia menyambutnya. "Nama gue, Hani. Sahabat Ragi sejak kecil."

"Eh? Hani? Namanya beneran Hani?" tanyanya setelah salah paham dengan panggilan perempuan itu.

Hani tersenyum kecut. "Ada yang salah? Atau lo berniat ngehina nama gue?"

"Bukan, bukan itu maksud gue. Gue pikir Hani itu panggilan sayang Ragi ke lo."

Hani mengernyit bingung. "Emang kenapa kalau itu nama panggilan sayang Ragi ke gue?" Dia berjalan ke arah Ragi, sembari bergelayut manja di lengan lelaki itu.

"Atau lo suka sama dia?"

Mampus! Val berhasil terjebak dalam lubang kebodohannya. Dalam hati, ia merutuki kecerobohan itu.

Val menunduk sopan. "Maaf Hani, gue gak ada menaruh perasaan sama Ragi. Gue hanya mau bertemanan sama dia doang kok."

Perempuan itu hanya tertawa renyah.

"Gue pegang perkataan lo."

Val mengangguk ragu.

"Btw, lo dari kampung ya?" tanya Hani seperti sedang menyelidiki sesuatu.

"Enggak, emangnya kenapa ya?" Val yakin kalau sebenarnya perempuan itu berniat menyindir penampilannya.

"Soalnya nama lo kayak orang kampung." Terdengar santai, tetapi hal itu berhasil membuat Val menggeram dalam hati. Sedangkan Ragi menatap sahabatnya dengan penuh arti.

"Jadi, lo di kelas mana?" Kali ini pertanyaannya terdengar lebih santai.

"Sekelas sama gue." Ragi yang menjawab pertanyaan tersebut.

Sontak perempuan itu tersenyum sembari mengulurkan tangan. Membuat Val menautkan alis.

"Selamat datang, Teman Sekelas."

»TO BE CONTINUE«


Fyi: Dan kali ini aku memberikan Hani dengan karakter yang berbeda dari sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fyi: Dan kali ini aku memberikan Hani dengan karakter yang berbeda dari sebelumnya. Sst … sebenarnya dari semua pemain 'IL' aku paling suka sama Hani 😂😂

IYA, LO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang