26. Pangeran Rey (a)

1.2K 69 22
                                    

Kenapa kau selalu melakukan hal-hal yang tidak terduga?

-•°•-
.
.
.

Keramaian menjadi fokus seorang gadis. Dari koridor lantai tiga, pandangan gadis itu tidak lepas dari apa yang sedang terjadi di gerbang sekolah. Dengan bertopang dagu, dia berpikir, apa yang sedang terjadi?

Namun, setelah beberapa detik, dia berusaha mengacuhkan hal itu. Dia kembali melirik arloji, yang melingkar di tangan kanannya.

Lima belas menit lagi, kelas akan dimulai, batinnya seraya melepas pandang pada koridor tersebut. Dia sedang menunggu seseorang yang menaruh janji padanya.

Hingga sebuah tangan mendarat di salah satu bahu.

"Sorry, gue telat. Sesuatu hal yang menarik, hampir buat gue teralihkan." Siapa lagi kalau bukan Hani si pemilik suara.

Ya, sebelum Matahari menampakkan diri, dia mengirim pesan kepada Val untuk bertemu dengannya.

"Gak apa-apa," balas Val singkat.

Hani seketika menyunggingkan sudut bibirnya, dan berkacak pinggang. "Jadi, bagaimana dengan permintaan gue yang kemarin?"

Dengan enggan menatap ke arah Hani, Val menjawab, "Gue setuju."

Hani terkekeh, sebelum pandangannya terfokus akan sesuatu yang ada di belakang Val. "Bagus. Coba lo buktikan sekarang," ujarnya seraya mengambil langkah mundur, dan meninggalkan mereka.

Sontak Val berbalik.

"Pagi, Ret," ucap suara bariton yang berjalan mendekatinya.

"Pagi."

"Mau ke kelas bareng?" tanya Ragi dengan senyum lebar.

Val hanya mengangguk pelan. Namun, tiba-tiba dia menahan tangan si lelaki. "Gue bisa bicara sama lo ... sebentar?"

Tanpa ragu, Ragi tersenyum. "Boleh."

Val menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Mencoba untuk mengumpulkan keberanian. Sebelum akhirnya,dia menghela napas panjang.

"Hmm ... lo beneran gak mau jadi pemeran utama buat teater kita nanti?" ucapnya tidak berani menatap lawan bicara.

Ragi menatap Val dengan lamat, berharap kalau kalimat itu tidak keluar dari mulut sang gadis. "Ret, sorry ... untuk kali ini gue gak bisa ngikutin kemauan lo."

Tidak pantang menyerah, Val langsung menempelkan kedua telapak tangan, dan menampilkan wajah memelas. "Please, Gi. Gue gak tahu harus bujuk lo kayak mana. Tapi lo mau dong jadi pangeran--"

Sebuah tangan berhasil menarik Val ke dalam rangkulan. "Pangeran?" Dengan tatapan sombong, si pemilik suara menatap lelaki yang kini menjadi lawan bicara.

"Biar gue aja yang jadi pangerannya," ucapnya dengan gaya stay cool.

"KYAAAAAAAA!!!!"

"ADA, REY!!!"

"OMG!!! DIA GANTENG BANGET!!"

"INI BUKAN MIMPI, KAN?! DIA ADA DI SEKOLAH KITA!"

"WOY, BISA HAMIL ONLINE GUE, WOY!"

"RANGKUL AKU AJA, BANG! GAK USAH, RETY!"

Suara teriakkan mengiringi pembicaraan mereka. Tanpa sadar, mereka sudah dikeliling oleh para kaum hawa.

Tak acuh, Ragi malah menjatuhkan tatapan dingin. "Lo siapa?"

Rey tertawa sumbang. Sosok yang terkenal di mana-mana, masih ada saja yang tidak mengetahuinya? "Lo gak tahu gua siapa?"

"Gue harap, lo bisa mengerti bahasa Indonesia yang baik dan yang benar."

Sontak, Rey menyunggingkan salah satu sudut bibirnya. "Perkenalkan, nama gue Rey Xavier Emanuel. Gue murid baru di kelas 11B."

Bukannya memberikan respons balasan, Ragi malah menjatuhkan pandang pada apa yang digenggam lelaki itu. "Sebagai murid baru, gue pikir lo gak bakalan memberikan tangan ke sembarangan perempuan."

Rey memainkan salah satu alis. "Kata siapa dia perempuan sembarangan? Sepertinya, Rety, lebih tahu jawaban dari kebingungan lo."

Semua mata tertuju pada Val.

Val mengepalkan tangan dengan kuat. Giginya juga mengigit bibir bawah hingga bewarna pucat. Ber-akting pura-pura tidak tahu, sudah tidak bisa lagi dia lakukan. Dia memejamkan mata. "Rey, itu--"

"Kami cuma sahabat doang," potong Rey berhasil membuat Val terbelalak. Dia pun langsung melepaskan genggaman dari perempuan itu.

Namun, tiba-tiba sebuah suara tepukkan tangan berhasil memecahkan suasana. "Wah, gue ketinggalan sesuatu." Hani berjalan mendekati mereka, dan berdiri tepat di sebelah Ragi.

"Kita kembali ke topik awal." Tiba-tiba Hani menarik dasi Rey, membuat jarak mereka terpangkas. "Gue pegang kata-kata lo. Menjadi lawan main gue, sepertinya bakal menarik."

"Iya, 'kan, Pangeran Rey?"

-•°•-
.
.
.
TBC

Okey, bagaimana perasaan kalian setelah mereka ber4 di kombo?

≧﹏≦

Siap ke pembukaan konflik?

Jadi, gak sabar buat up ~^O^~

So, jangan lupa tinggalkan vote

IYA, LO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang