Gelap (b)

538 23 4
                                    

»☆«

Suhu dingin dari sebuah pendingin ruangan berhasil membuat seorang perempuan tertidur dengan nyaman. Ia tidak peduli ada di mana, atau pun sedang bersama siapa. Yang pasti dia masih menjelajah di dunia mimpi … mungkin?

Sedangkan lelaki yang ada di sebelahnya, hanya duduk dan memandangi gadis itu. Dia tidak peduli dengan jam yang terus berjalan. Namun, sayang, hal itu tidak bisa ia lakukan dengan lama. Kerongkongan yang sejak tadi kering, tidak bisa ia tahan lagi. Dia memutuskan untuk membeli air minum.

"Ragi …."

Langkah lelaki itu berhenti ketika ia mendapati namanya disebut oleh gadis tersebut. Ia langsung menghampiri dan mengurungkan niatnya.

Melihat mata Val yang sudah terbuka, membuat dia tersenyum lega. "Untungnya lo baik-baik aja," gumamnya hampir berbisik.

Val mengecek sekitar, dia tahu kalau sekarang ia berada di UKS. Dia tidak lupa akan kejadian yang menimpanya. Namun, pandangannya berhenti ketika melihat seorang perempuan yang berdiri dari sela pintu. Bahkan mereka berdua saling jatuh pandang.

"Hani?" ucapnya secara refleks.

Sontak kata itu berhasil membuat tanda tanya di kepala Ragi. "Hani?" Dia langsung berbalik ke arah perempuan itu memandang. Namun, yang ia dapati hanya kekosongan.

"Tidak ada siapa-siapa."

Ngapain Hani di situ? batin Val setelah melihat kepergian perempuan tersebut.

"Ret?"

"Ah, maaf. Kayaknya tadi gue salah lihat."

Val mengubah posisi untuk duduk. "Yang bawa gue ke sini siapa?"

"Gue. Harusnya tadi gue gak ninggalin lo sendirian kalau jadinya malah begini," gerutu Ragi penuh penyesalan.

"Berhenti nyalahin diri lo sendiri. Lagian gue sendiri, 'kan, yang minta lo pulang duluan. Jadi, ini bukan salah lo."

Val seketika tersenyum. Mungkin dia ingin tertawa, ketika mendengarkan fakta bahwa Ragi yang menyelamatkannya.

"Ret, lo gak apa-apa?" Suara yang tiba-tiba muncul dari pintu, berhasil mengalihkan kedua insan tersebut.

Itu Rey.

Lelaki itu berdiri di pintu dengan deru napas yang tidak beraturan. Dadanya juga bergerak dengan cepat. Ditambah dengan keringat yang membasahi tubuh. Val yakin kalau Rey berlari untuk mendatangi tempat ini.

"Gue gak apa-apa."

Rey akhirnya dapat bernapas lega. "Untungnya lo gak kenapa-napa. Sebentar lagi Miss datang ke sini buat jemput lo."

Dan betul saja, dari pintu seorang wanita berjalan dengan tergesa-gesa. "Kamu gak apa-apa?" tanya wanita itu sembari memegangi pipi anak semata wayangnya.

"Val, gak apa-apa kok, Mah."

"Val?" tanya Ragi spontan ketika mendengarkan percakapan ibu dan anak tersebut.

Namun, tiba-tiba Rey menarik tangan lelaki tersebut. "Ikut gue."

Setelah melewati pintu, Rey langsung melepaskan genggamannya. "Kenapa lo gak hubungi gue kalau tahu Rety begini?"

"Jadi, sekarang lo khawatir?"

"Gue gak lagi gak mau bercanda," balas Rey dengan ekspresi serius.

"Gue juga."

Ragi tersenyum tipis. "Jangan bilang …, lo wajib tahu karena lo sahabatnya dari kecil."

Dia melangkah. "Kalau lo emang sahabat. Kenapa lo lebih sering ngebiarin dia sendiri di saat seperti ini? Lo gak nyadar kalau Rety mulai berada di zona tidak aman?"

"Kalau lo gak bisa jalanin tugas lo. Jangan salahin gue, kalau posisi lo gue geser," sambungnya.

Rahang lelaki itu mengeras. Rey mengepal kuat salah satu tanganya. Namun, selang beberapa detik, kondisinya seketika meluluh. Dia berbalik tersenyum.

"Sudah selesai ngomongnya? Sekarang waktunya gue bicara."

Rey melangkah seperti halnya yang Ragi lakukan tadi. Hingga dia berhenti tepat di hadapan lelaki itu.

"Bagaimana kalau kami lebih dari sahabat?"

»TO BE CONTINUE«

»TO BE CONTINUE«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ada yang belum tidur?

Pasti gak ada, orang aku updatenya kemalaman ~T_T~

Tapi gak apa-apalah, daripada aku gak update sama sekali = ̄ω ̄=

Gak usah lama-lama langsung aja vote + komen ≧﹏≦

Gak usah lama-lama langsung aja vote + komen ≧﹏≦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IYA, LO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang