4. Tidak Boleh Tahu

2.2K 149 6
                                    

——————————
Cinta itu bukan mainan. Jadi, jangan coba-coba.
——————————

»☆«

Seorang perempuan berlari dengan sangat cepat. Tangan kanannya menggenggam kuat sebuah ponsel. Dengan kasar dia membuka pintu rooftop kamarnya.

"AKU DITERIMA!" Val meloncat dengan girang, seperti bocah yang baru saja mendapatkan permen. Berkali-kali dia menepuk pipinya--berharap bahwa yang dia rasakan adalah nyata.

Val, lo lagi gak mimpi, 'kan?

Kerja kerasnya selama ini telah membuahkan hasil. Dengan senyum merekah, dia merentangkan tangan
Selamat datang kisah percintaanku

"Dasar orang gila."

Sontak Val menoleh ke sumber suara. Dia terkejut dengan Rey yang memanjat rooftop kamarnya.

"Lo ngapain di sini?! Lo mau apain gue?" Val berjalan mundur untuk mengantisipasi. Tidak lupa kedua tangan dia silangkan, untuk menutupi tubuhnya.

Rey berjalan santai ke arahnya. "Sans aja kali, gue cuma lagi kangen aja."

Val salah fokus. Dia memandang tubuh lelaki itu.

Dia terpesona.

Rey mengenakan kaos tidak berlengan, yang membuat lekukan otot lengan lelaki itu terpampang nyata. Satu kata untuk Rey …

Seksi.

"Santai aja kali ngeliatin gue." Rey membuyarkan lamunannya.

"Lo, sih, naik ke rumah gue kayak pencuri tahu," gerutu Val.

Rey tidak mengindahkannya. Dia berdeham, dan berdiri tepat di sebelah--ikut menikamati angin malam. "Jadi apa yang membuat Tuan Putri menggila?"

Val menahan senyumannya. "Enggak ada."

"Gue gak mudah dibohongi."

Rey bertopang dagu pada pinggiran rooftop, seraya menatap perempuan itu dengan lekat, seolah-olah menunggu jawaban.

"K … E … P … O … KEPO!"

"Oh iya, bagaimana dengan album baru lo?" Kali ini Val yang bertanya. Dia berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

"Bentar lagi bakal keluar kok," timpalnya.

"Btw, tumben lo nanyain soal itu. Lo benar-benar Val, 'kan?" Dia merasa ada yang aneh pada perempuan itu.

"Iya dong." Val memperlihatkan cengirannya.

"Val," ucapnya menggantung.

"Iya?"

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

Hening.

Val berusaha mencerna kalimat itu. Namun, hal itu langsung disusul oleh kekehannya. "Jawaban gue, enggak. Ogah gue sama lo," jawabnya di sela tawa.

"Oh, ya udah. Gue cuma nanya doang." Dia berucap dengan enteng. Menganggap itu hanya sebuah lelucon.

Seketika tatapan mengintimidasi dia terima. Tidak sampai di situ. Val menjitak kepalanya dengan sangat kuat.

"What?! Cuma gitu doang? Kok lo ngomong enteng banget? Jadi, lo cuma bercanda doang?"

Rey mengelus kepala si gadis, seraya memperlihatkan wajah tidak berdosa. "Terus gue harus bagaimana? Menurut gue, kalau lo terima gue senang. Kalau enggak, ya … gue B aja."

"Lagian kalau kita berdua pacaran, bisa saling menguntungkan. Reputasi pasti meningkat," sambungnya sembari menaikkan sebelah alis--tersenyum jail.

Lagi-lagi Val menjitak kepala Rey. "Jadi, lo tembak gue cuma karena reputasi?"

"Enggak, sih, gue juga suka sama lo. Tapi, bagus juga, 'kan, ide gue. Artis dari agensi berbeda berpacaran. Apalagi reaksi penggemar bakal senang dengan informasi itu."

Val melipat kedua tangannya. "Gue ogah ikutin rencana lo. Toh sebentar lagi gue akan ketemu dengan cinta sejati gue," sombong Val yang benar-benar yakin dengan masa SMA-nya.

Tanpa diduga, Rey menarik dagu gadis itu. "Yakin?"

"Gue yakin. Udah deh, gue mau masuk dulu." Dia menepis tangan Rey dari dagunya, dan pergi meninggalkannya.

»TO BE CONTINUE«

Fyi: Sorry, buat hari ini, aku cuma bisa up satu chap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fyi: Sorry, buat hari ini, aku cuma bisa up satu chap. Lagi gak semangat nulis soalnya ╭(╯ε╰)╮ 

Btw, jangan lupa vote + komen ya~~
Mana tahu aku bisa semangat nulisnya ﹋o﹋

IYA, LO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang