Chapter 3 ✔

4.9K 240 1
                                    


" kak, keluar yuk!" ajak Rival kepada Nayya yang asyik berada di teras lantai 2 yang ada di samping kamar yang yang menepati dengan sebuah laptop di depannya dan Hp di tangannya.

" lagi sibuk Val" jawab Nayya

" pengangguran bilang sok sibuk. Sibuk apaan kak?" ledek Rival yang sekarang ikut duduk disebelah Nayya. Dan tanpa mereka sadar ada seseorang yang sedang memperhatikan apa yang mereka lakukan.

" jangan ngeledek!"

"kak, beberapa hari ini aku lihat kakak jarang keluar rumah, kenapa?" tanya Rival yang rada aneh dengan sikap kakaknya yang udah jarang keluar rumah.

" perasaan kamu aja kali. Lagian mau kemana?, tau daerah ini aja gak" jawab Nayya padahal selain itu Nayya punya alasan lain. Seminggu Nayya nggak pernah bermain keluar rumah karena dia sudah tak punya mula lagi bertemu dengan orang yang tinggal di depan rumahnya. Orang yang sebelumnya dia dengar dipanggil Xavier.

" kak Nay lagi lihat apaan sih?" tanya Rival yang dengan gerak cepat merebut Hp yang ada ditangan Nayya
tiba-tiba datang dan merebut Hp Nayya

" Rival kembalin nggak" bentak Nayya namun bukan membuat Rival takut malah tertawa

" kalau mau ambil sendiri" jawab Rival. Sambil meletakan Hp anayya di tempat yang tinggi dimana Nayya tidak akan dapat menjangkaunya karena Nayya memiliki tubuh munggil. Bahkan tinggi mereka berdua hampir sama.

" Rival jangan bencanda, ambilin lagi kakak nggak sampai" teriak Nayya sambil meloncat mencoba mengambil Hpnya.

" aku mau ganti baju dulu kak, kalau bunda tau nanti aku dimarahin" jawab Rival santai sambil tersenyum dan pasti membuat Nayya kesal, ingin sekali melempar Rival dengan selop yang dia pakai, tapi percuma karena Rival telah menghilang.

Berkali-kali Nayya mencoba melompat mengambil Hpnya namun gagal hingga akhirnya Nayya mengambil kursi dari dalam kamarnya.

" caliak lah ndk den agih makan. (Lihat aja, gak akan aku kasih makan) " teriak Nayya yang nggak tau apakah didengar oleh Rival yang penting dia udah merasa lega sedangkan orang yang melihat kelakuan Nayya hanya tersenyum.

Setelah mendapatkan Hpnya kembali, Nayya mengembalikan kursi dan masuk kamarnya, dan membereskan barang-barangnya lalu masuk ke dalam kamarnya dan memutuskan untuk tidur siang

" kak bangun. " ganggu Rival saat dia masuk kedalam kamar Nayya yang memang biasanya tak ia kunci.

" bunda nyuruh turun katanya makan malam?" tambah Rival sambil menarik oelan rambut panjang milik Nayya.

" makan malam?" gumam Nayta. Dan berfikir apakah segitu lama dia tidur sampai-sampai sekarang sudah mau makan malam.

" kerbau sih, makanya nggak tau kalau udah malam" balas Rival

" enak aja, dari pada kamu yang masih aja tidur sama ayah bunda" balas Nayya tak mau kalah diejek oleh Rival.

" sekali, ingat hanya sekali-sekali" bantah Rival

" ia tau. tetapi tetap bikin malu"

" ayouk turun" ajak Rival agar dapat mengakiri pembicaraan mereka karena kalau masalah tidur bareng bunda, Rival nggak akan pernah menang dari Nayya.

Nayya yang melihat kekalahan Rival juga tak mau melanjutkannya. Nayya berjalan menyusul Rival yang telah lebih dulu.

Di meja makan Nayya melihat sudah ada om dan tantenya dan juga makanan yang telah dihidangkan.

" tante maaf, karena ketiduran aku nggak bantuin tante masak makan malam" ujar Nayya yang merasa bersalah tidak membantu memasak

" nggak papa kok, oh ya nggak biasanya kamu tidur siang kamu sakit?" jawab tantenya khawatir karena setaunya Nayya bukan tipe yang suka tidur siang.

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang