Chapter 26

3.2K 141 2
                                    

Hari ini adalah jadwal mama Xavier dengan adeknya akan kembali pulang sedangkan Xavier harus menunggu beberapa hari lagi, namun dia juga ikut memgantar mamanya ke bandara yang berjarak lumayan jauh dari kampung Nayya.

" kak aku lihat kakak sama suami kakak baik-baik aja" tanya Rahma yang hanya mereka berdua berada di rumah karena selain Xavier yang pergi mengantarkan mama dan adeknya, ayah ibu mereka pergi untuk menyelesaikan urusan mereka

" terus kamu ingin kita nggak baik-baik aja gitu?"

" kakak ini jangan buruk sangka,"

" dia suami aku Ma, jadi nggak mungkin aku ingin sesuatu yang buruk terjadi antara kita"

" kayaknya sudah mulai ada api cinta nih?"

" kamu tau siapa aku Ma, jadi nggak mungkin itu terjadi, aku hanya menghormati dia sebagai suami"

" jadi selamanya kakak hanya akan menghormati dia?"

" mau gimana lagi, untuk mencintai dia aku nggak sanggub, aku nggak bisa Ma"

" bukan nggak, tapi belum kak, kakak ini gadis normal jadi pasti rasa itu akan tumbuh dalam hidup kak"

" aku takut Ma"

" terus mau sampai kapan kakak akan seperti ini?, jangan jadikan dia seperti laki-laki yang sebelumnya, setelah kakak terima maka kakak akan menjauhkan lebih tepatnya mencampakan dia, laki-laki juga punya perasaan kak, dan jangan mainin perasaan mereka"

" nggak itu nggak akan terjadi, dari kecil kita di beri ilmu agama dan seumur hidup aku nggak akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan sebelumnya, karena kak Xavier bukan mereka,"

" aku tau kakak akan mengatakan hal ini, tapi aku penasaran, kenapa kakak nerima dia untuk menjadi imam kakak?"

" dari dulu aku selalu mengatakan kalau aku akan menikahi laki-laki yang berani menemui ayah dan meminta izin untuk menikahiku, dan kak Xavier melakukan hal itu dan aku yakin dia adalah jodohku" jelas Nayya yang tak menyadari kalau topik pembicaraan mereka mendengar apa yang mereka bicarakan, Xavier merasa senang namun juga sedih mendengar apa yang di sampaikan oleh Nayya, tapi doa tidak bisa berkata banyak

" maafkan anak ibu" ujar ibu Nayya yang tau apa yang dirasakan Xavier karena selain Xavier dia juga mendengarkan ucapan dari anaknya

" nggak apa-apa bu, dari awal Rahma memang telah mengatakan semuanya sebelumnya" balas Xavier dengan setenang mungkin meskipun hati-hati sedikit resah takut kalau Nayyanya nggak bisa mencintainya suatu saat nanti

" ibu minta maaf atas kekurangan anak ibu"

" nggak ada orang yang sempurna bu dan dari awal aku memang telah menerima segala kekurangan Nayya" balas Xavier karena dia memang sudah menerima semua kekurangan Nayya yang di jelaskan Rahma saat dia datang melamar Nayya dulunya

Flass back on

" kak Xavier yakin ingin lamar kakak aku?," ujar Rahma yang sedari awalnya hanya menjadi pendengar, bukan maksud dia ingin menolak lamaran Xavier untuk kakaknya tapi dia harus meyakinkan kalau Xavier mau menerima kekurangan kakaknya

" Rahma apa maksud kamu nak?"

" ibu aku sama kak Nayya memang seperti kucing dan tikus namun faktanya aku sama kakak iti adalah saudara dan aku nggak mau sesuatu yang buruk terjadi sama dia"

" Rahma, kamu jangan ngomong seperti itu!" larang ibunya dengan istarat segan dengan Xavier dan ibunya

" maaf sebelumnya kak Xavier dan juga tante, bukan maksud nolak niat baik kalian, tapi aku yakin kak Xavier belum kenal siapa kakak aku, aku sebagai adeknya yang seumuran sama dia, kenal banget sama siapa dia Karena kita saling curhat, dan dia selalu mengatakan semua sama aku, termasuk troma yang dia miliki"

" Troma?, apa maksud kamu?"

" bukan troma juga sih yah?, maksud aku itu dia itu nggak mau hidup dengan main perasaan, seperti kata ibu di dalam sebuah hubungan itu pasti akan ada masalah dan biasanya pihak perempuan selalu tersakiti, dan maaf sebelumnya ayah ibu, dalam hubungan kalian hal itu juga terjadi, aku, tante, dan aku rasa semua orang yang memiliki pasangan pasti merasakan hal itu dan kakak lebih memilih untuk tidak merasakan hal itu, mungkin selama ini ayah ibu taunya kak Nayya itu nggak pernah pacaran tapi sebenarnya dia itu pernah berpacaran bahkan nggak sekali, tapi niat dia pacaran nggak pernah dari hati melainkan hanya penasaran, bagaimana sih rasanya pacaran itu?, atau dia terpaksa menerima seseoarang yang nggak bosan-bosan nembak dia, jadi intinya kak Nayya itu lebih memilih nggak jatuh cinta dari pada tersakiti karena berani jatuh cinta harus mau menerima resiko tersakiti"

" ibu nggak tau kalau kakak kamu seperti itu"

" dia memang nggak mau ayah ibu tau, karena takut ayah dan ibu menyalahkan diri sendiri karena memang dasar perasaan itu ada saat mendengar cerita kalian, jadi kak Xavier kalau kakak ingin melamar kakak aku dengan harapan ingin dicintai sama dia, aku nggak mengatakan hal itu mustahil terjadi tapi mungkin akan membutuhlan waktu yang sangat lama, karena benteng pertahanan dia itu sangat kokok dan sulit untuk di robohkan" jelas Rahma panjang lebar karena dia rasa dia harus menjelaskan itu semua agar nggak ada pihak yang tersakiti

FlassBack of

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang