Cahaya matahari sudah meninggi, saat ini Nayya dengan barang-barangnya telah berada di depan rumah. Hanya tinggal menunggu taxi yang akan membawa Nayya jauh dari Xavier. Xavier tak menyangka kalau Nayya akan pergi jauh karena awalnya dia berfikir Nayya hanya akan pergi ke rumah Karin yang ada di depan rumahnya." mama, maafin Nayya kalau selama ini Nayya pernah buat mama marah dan juga kesal, dan maaf karena Nayya memilih untuk pergi"
" kamu adalah menantu yang baik sayang. Jangan pernah meminta maaf karena kamu tak salah. seharusnya mama yang minta karena anak mama telah menyakiti perasaan kamu, sebenarnya ibu kamu dan Rahma telah menjelaskan siapa kamu, seharusnya Xavier ingat dengan kata-kata Rahma agar tak menyakiti kamu, tapi mama tidak tau apa yang terjadi sehingga dia lupa akan pesan keluarga kamu"
" ibu, dan Rahma?, apa yang mereka katakan?"
" kenyataan kalau selama ini kamu troma dengan sebuah hubungan"
" kenapa aku tidak tau mereka mengatakan hal itu"
" mereka sayang sama kamu, makanya mengatakan mereka semua itu kepada mama dan Xavier agar kamu tidak tersakiti"
" tidak saja mereka, Nayya tau kalau kalian semua yang ada disini juga sayang sama aku"
" kakak" panggil Dena yang telah isak menangis. Nayya yang mendengar panggilan Dena langsung mendekat kepada Dena dan memeluknya
" kamu baik-baik disini" ucap Nayya setelah melepaskan pelukan dari Dena dan berjalan ke arah Xavier dan memeluknya Xavierpun membalas pelukan Nayya
" maafkan aku jika suatu saat nanti aku sangat-sangat merindukanmu" bisik Xavier
" jangan terlalu lama pergi karena aku tak bisa hidup berjauh dengan istriku" lanjut Xavier yang tak mendapatkan respon dari Nayya.
" aku pergi" ucap Nayya setelah melepaskan pelukan Xavier. Nayya telah berjalan masuk ke arah Taxi yang telah datang. Bahkan sekarang supir taxi telah memasukan barangan ke dalam bagasi mobil. Saat Nayya hendak masuk ke dalam mobil Xavier menghalangi Nayya.
" berikan aku pelukan agar aku tak terlalu cepat merindukan kamu karena aku merasa kalau kamu akan pergi dalam waktu yang sangat lama" mohon Xavier. Nayya yang tak tega melihat Xavier dan juga akan merindukan Xavier langsung menghambur kepelukan Xavier yang telah merentangkan tangannya.
" sayang, aku hanya ingin kamu tau, meskipun aku dan Mutia jalan bergandengan tangan, itu tak berarti apa-apa karena sampai detik ini hati ini masih milik Nayya. Ainayya Fathyaturrahma"
" kali ini aku benar akan pergi"
Untuk saat ini hanya satu tempat yang akan dia datangi yaitu tempat Danil karena hanya Danil satu-satunya orang yang dia kenal yang berada di kota yang sama dengan dirinya. Setelah taxi yang dia tompangi Nayya tak pernah lagi menoleh kebelakang, saat ini yang dia pikirkan hanyalah menjauh dari Xavier karena saat dia masih berada disekitar Xavier rasa sakit itu akan semakin besar dan akan menjadi rasa benci. Nayya tidak ingin hal itu terjadi karena dia sadar banyak sedikit hatinya telah dicuri oleh suaminya.
Sebelumnya Nayya telah memberi kabar kepada Danil kalau dia akan datang namun Danil tidak menyangka kalau Nayya akan datang dengan kopernya. Saat Nayya mengatakan jangan bertanya Danil hanya bisa diam dan mengikuti Nayya yang berjalan ke arah ruangan yang selama ini menjadi tempat tidurnya.
" untuk beberapa hari ini, kamar ini akan menjadi kamar aku. Dan tidak ada komen" seru Nayya sambil menghembuskan nafas kasar
" serah, tapi kamu harus menjelaskan apa yang terjadi?, apa suami gantengmu itu mengusir dirimu di rumahnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku (End) Proses Revisi
SpiritualBagi peminat baca cerita jodohku. Sabar ya, karena aku sekarang lagi merevisi cerita ini. Dan akan mengusahakan agar ada terjemahan bahasa Padang nya * * * Jodoh, tak ada yang tau siapa dia? dan kapan ia akan datang?. Begitu juga dengan Nayya, gadis...