Chapter 72

2.1K 114 3
                                    

20 bulan telah berlalu semenjak Xavier pergi meniat menjemput istrinya tersebut namun pada kenyataan jangankan untuk membawa, bertemu saja dirinya tidak. Nayya benar-benar telah merencanakan kepergianya bahkan hampir 2 tahun mereka tak saling berkomunikasi. Xavier tak tau dimana keberadaan istrinya itu. Tapi sampai hari ini dia masih menunggu kedatangan Nayya.

Orang-orang tak ada yang tau hubungannya dengan Nayya berantakan. Karena Xavier tak pernah membuka mulut jika ada yang bertanya. Selain itu sebelumnya Nayya dan Xavier memang tak memperlihatkan kedekatan mereka. Jika dibilang Xavier tak dekat dengan perempuan setelah kepergian Nayya. Itulah adalah bohong besar karena sejatinya pekerjaannya disekelilingi banyak wanita.

" murung aja bos?"

" loe ngapain disini?"

" gitu amat, loe mau ikut gak?"

" kemana?"

" yang penting gak disini?, Dena juga ikut kok"

" kamu kapan Move on dari Dena"

" gila, udah lama nungguin Dena gede malah disuruh move on, kakak apaan sih?, seharusnya tu loe yang move on 2 tahun di tinggal Nayya cari ganti sana"

" 20 bulan bukan 2 tahun"

" akan 2 tahun. Gue yakin dia gak akan pulang, lebih baik loe ngencengan model loe yang cantik-cantik aja"

" sekali lagi loe nyuruh gue nyari ganti Nayya, gue jauhin Dena dari loe" ancam Xavier yang langsung membuat Aji gak bicara lagi. Aji tau kalau masalah Nayya jangan pernah becanda dengan Xavier. Tapi dirinya hanya kasihan kepada Xavier yang sudah lama di tinggal Nayya tanpa kabar sama sekali.

Aji gak habis pikir dengan jalan pikiran Xavier yang mau menunggu tanpa kepastian. Selain Xavier Dena juga mendukung Xavier dalam hal mempertahankan Nayya.

" ok, gue gak akan bahas Nayya lagi, tapi ingat nanti loe ikut kita jalan"

" baiklah, pergilah!"

" jam 3 jangan lupa"

" ya Aji" geram Xavier dengan sikap Aji. Xavier sadar maksud Aji sering mengajak dirinya keluar untuk menghiburnya karena kepergian Nayya yang tak ada kabar.

Tepat jam 3 saat pekerjaan Xavier selesai dia langsung pergi ke tempat yang biasa Aji dan Dena sering ngumpul dia tau dia pasti telat karena dia berjalan tepat jam 3 sedangkan jam 3 adalah waktu untuk ngumpul

" kalian dimana?" tanya Xavier saat dia menghubungi Aji dengan HPnya

"..."

" tau gitu gue langsung pulang aja"

"..."

" ya udah gue kesana" ucap Xavier yang kembali ke mobilnya dan melajukan mobilnya ke rumah karena Aji dan Nayya telah berada di rumah. Dan acara ngumpulnya di undur karena Dena harus mengganti pakaiannya dulu.

Saat sampai di rumah selain Aji Xavier juga melihat Mutia. Xavier gak habis pikir kenapa wanita itu sering datang ke rumahnya semenjak Nayya pergi.

" assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab semua orang termasuk mamanya yang baru saja datang dari arah dapur dan membawakan minuman untuk tamu di rumahnya

" sampai juga loe, gue yakin loe pasti marah tapi ini ulah adek loa yang katanya gak cantik dengan pakaian yang dia pakai tadi" sapa Aji sambil meminum minuman yang di hidangkan mama mertuanya

" serah loe aja" balas Xavier yang ikut bergabung di sofa

" Xavier, gimana pekerjaan kamu?" Xavier sudah sangat muak mendengar suara Mutia. Dia gak akan lupa penyebab kepergian istrinya. Setelah beberapa bulan kepergian Nayya. Xavier mengetahui kalau Mutia lah pisah dengan pasangannya dan getir mengejar Xavier bahkan sengaja begitu dekat dengan Xavier saat ada Nayya. Xavier tak bisa berkata apa-apa lagi, percuma memarahi Mutia karena Nayya sudah pergi namun bukan berarti Xavier menerima Mutia, yang ada sekarang Xavier menjaga jarak akan tetapi Mutia tidak peka dengan kerisihan Xavier dengan dirinya

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang