Sesuai yang telah mereka rencanakan, sekarang Xavier dan Aji membawa pasangan mereka pergi jalan-jalan atau kata Rival pergi kencan. Mereka berempat sudah antrian untuk memasuki bioskop. Sedangkan Rival entah kemana. Xavier dan Aji sengaja tidak mengambil ruangan VIV karena mereka ingin merasakan bagaimana kencannya yang biasa aja. Apalagi bagi Xavier sejak menikah ini pertama kalinya bagi dirinya pergi kencan dengan istrinya.
Untuk memasuki ruangan bioskop membutuhkan kesabarannya yang banyak karena begitu banyak orang yang berebutan untuk masuk. Xavier mengutuk dirinya karena melupakan kalau sekarang adalah malam minggu. Agar tak terjadi hal yang tak diinginkan Xavier melingkarkan tanganya dibahu Nayya dari arah belakang dan mengikis jarak diantara mereka agar tak terpisah karena kejam para remaja yang berjalan tanpa memikirkan orang lain akan celaka
" gila, bisa mati muda gue kalau kayak gini" keluh Aji yang sudah duduk di kursi bagiannya dengan Dena disebelah kirinya
" ngaku masih muda padahal udah bau tanah"
" eh bocah, loe jangan asal bicara, gue ini baru 25 dan umur kita itu cuman beda 7 tahun"
" eh om, untuk perbedaan umur angka 7 itu adalah angka yang besar"
" itu aja dipikirin, Xavier sama Nayya aja gak ribetin begituan, ya kan Xavier"
" itu karena gue mencintai Nayya dan Nayya nerima gue dalam hidupnya" jawab Xavier
" sialan loe, loe kenapa gak bantuin gue sih?"
" udah diam, filmnya udah mau di mulai" gertak Xavier yang langsung membuat Aji diam. Namun itu hanya untuk beberapa saat karena saat film dimulai Aji gak pernah diam. Xavier lupa kalau temannya ini salah satu dari beberapa laki-laki yang penakut.
" diam kenapa sih om?"
" siapa yang milih ni film?, kenapa gue bisa gak sadar kalau kalian bawa gue ke neraka gini?" gerutu Aji yang tak henti-hentinya. Berbeda dengan Nayya yang memang ketakutan namun dia hanya menyembunyikan wajahnya didada Xavier. Awalnya Nayya yang mencoba untuk menunduk namun Xavier merangkul bahu Nayya dan membawanya kepelukannya.
" tau takut, kenapa memilih menonton yang ini?" bisik Xavier di telinga Nayya
" Dena yang pilih"
" kalau adek masih takut kita keluar aja"
" gak usah, kasihan Dena, kita disini aja" elak Nayya. Meskipun rasa takut menghantuinya tapi dia tetap tak ingin pergi. Dengan bersandar di dada Xavier dapat menenangkan Nayya meskipun suara menakutkan itu tetdengar jelas ditelinga.
Sekarang mereka telah keluar dari ruangan yang membuat tangan Nayya masih bergetar.
" sekarang kita mau kemana?" tanya Aji yang berbalik bada menanyai Dena yang berjalan dibelakang dia dan Xavier
" kak Nay udah lapar belum, makan yuk!"
" benar juga, aku juga udah lapar" jawab Nayya sambil melihat ke arah Xavier yang juga tengah menatap ke arahnya.
" ya udah kita pergi makan" seru Xavier yang mempersilahkan Nayya dan Dena jalan lebih dulu. Mereka telah sampai di tempat makan sebelum duduk Xavier menarik kursi dan mempersilahkan Nayya duduk
" romantisnya..tadi aku lihat selama nonton juga pelukan," ledek Dena
" kamu juga mau diperlakukan seperti itu?" goda Aji
" seperti apaan?, gimana mau meluk aku kalau nonton film tadi aja kakak ketakutan" balas Dena meledek Aji yang ketakutan saat menonton bahkan tak sekali dia menyembunyikan kepalanya di punggung munggil milik Dena. Mendengar ledekan Dena Aji hanya dapat diam, dia benar-benar malu bukan modus malah bikin malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku (End) Proses Revisi
EspiritualBagi peminat baca cerita jodohku. Sabar ya, karena aku sekarang lagi merevisi cerita ini. Dan akan mengusahakan agar ada terjemahan bahasa Padang nya * * * Jodoh, tak ada yang tau siapa dia? dan kapan ia akan datang?. Begitu juga dengan Nayya, gadis...