Setelah acara makan malam, dan berbicang beberapa hal, Xavier masuk ke dalam kamar. Kalau boleh menolak Nayya tak ingin berada di dekat dengan Xavier apalagi berada dalam satu ruangan. Tapi karena tak ada alasan untuk dirinya tidak masuk kamar jadi sekarang dia ikutan masuk. Di dalam kamar Nayya melihat suaminya duduk di atas ranjang pengantin yang disediakan oleh kedua orang tuanya. Nayya ikut duduk di atas ranjang bergabung dengan Xavier.
Untuk beberapa saat Nayya dan Xavier hanya diam saja, Nayya yang tidak mau memulai pembicaraan memilih untuk berpura-pura tidur sedangkan Xavier memilih memainkan hpnya, namun ketika bosan dan Nayya tak bisa untuk tertidur akhirnya memutuskan untuk melihat satu sama lain dan disanalah tatapan mata mereka bertemu, Nayya yang kaget merasakan detak jantungnya yang lebih cepat dari pada biasanya langsung memutuskan pandangannya.
" kenapa? apa aku nggak cocok untuk dilihat?" ujar Xavier membuka mulut saat Nayya memutuskan kontak mata dari dirinya
" g-gak kok" jawab Nayya gelagapan namun tetap tak melihat kearah Xavier. Xavier yang mendengar kegugupan Nayya berniat untuk mengoda istri lebih jauh lagi
" terus kenapa?" tanya Xavier" gak ada" jawab Nayya mengalihkan pandangannta
" Nayya lihat aku!"
" iyaa.."
" apa kamu gak ridho aku nikahi?"
" ridho, bahkan aku ikhlas kakak nikahi,"
" kamu memang jodohku" ujar Xavier yang ikut bergabung dan memeluk Nayya namun yang dipeluk kaget karena dari dulu Nayya gak pernah suka tidur dipeluk.
" kenapa?"
" maaf kak, aku gak suka dipeluk"
" ya udah mulai sekarang kamu harus biasakan, karena aku kalau tidur suka meluk guling, udah punya istri masak masih meluk guling" jelas Xavier yang tak di jawab oleh Nayya karena Nayya milih diam dan membiarkan tangan Xavier tetap melingkar di pinggangnya.
" kak" panggil Nayya yang tekad yang sudah dia kumpulkan.
" hm.."
" kenapa kakak bisa milih aku untuk menjadi istri kakak?"
" kamu pernah dengar gak? kata-kata kalau kita jodoh sama seseorang itu jantung kita akan berdetak kencang, untuk pertemuan pertama dan kedua, aku berfikir jantung aku berdetak cepat karena kejadian kamu yang hampir aku tabrak tapi pada pertemuan selanjutnya aku juga merasakan hal yang sama, hingga akhirnya aku memutuskan untuk melamar kamu kepada om dan tante Karin, namun mereka menyarankan untuk mendatangi keluarga kamu yang disini" jelas Xavier panjang lebar
" terus kakak langsung datang kesini?"
" iya, dan karena inilah aku dapat mempersunting kamu, akan tetapi sebelumnya aku merasa akan gagal karena ayah bilang sudah ada orang yang menginginkan kamu bahkan sampai mau menunggu kamu siap kuliah"
" kakak tau, aku pikir yang lamar aku itu adalah dia, makanya saat aku datang dulu aku mencari keluarganya dan aku tak menemukan mereka, makanya aku jadi berfikir keras siapa yang sudah lamar aku pada ayah?" jelas Nayya yang ada benarnya karena sebelumnya dia memang mengira orang yang melamarnya adalah orang yang sama tapi pikiran itu tandas saat dia tak melihat satupun keluarga dari orang itu.
" jadi kamu tau siapa dia?"
" hm, hampir empat tahun kak, gak mungkin aku gak tau, ibu bukan tipe orang yang akan menyembunyikan sesuatu dari aku"
" apa kamu marah sama aku? Karena aku datang lamar kamu sama ayah, jadi kamu gak bisa bersanding dengan dia"
" apa kakak merasa bersalah?"
" gak, gak sama sekali, bahkan aku bersyukur aku datang lebih cepat"
" dasar egois" ledek Nayya sambil mendecak sombong
" kita harus egois untuk mendapatkan apa yang kita inginkan"
" hm, kakak ada benarnya"
" ya udah ayouk tidur, besok kita harus bangun pagi," ujar Xavier yang masih setia dengan posisi sebelumnya,
"kakak?" panggil Nayya karena dia merasa nggak bisa tidur dan entah kenapa udara terasa panas bahkan dia bukan di kota tapi di kampung, ditambah dengan jantungnya yang tidak berhenti berdetak semenjak dia masuk ke kamar
" kakak udah tidur" ujar Nayya saat melihat tidak ada respon dari Xavier yang memang tidur membelakangi dirinya, lagi-lagi Nayya menghembuskan nafas kasar
" ada apa?" tanya Xavier yang memamg belum tertidur namun hanya di jawab Nayya dengan gelengan dalam pelukanXavier
Esok harinya ketika jam menunjukan jam 4 pagi pintu kamar mereka tepah di ketok, bahkan tidak saja mereka pada tentangga sudah berdatangan, seperti biasa untuk memasak bersama, sistem orang di kampung Nayya memang seperti itu, mereka paea tetangga dan paea kerabat datang untuk memasak, dan tidak memerlukan tempat untuk catring
" kakak udah bangung?" tanya Nayya saat melihat Xavier yang sudah segar bahkan telah siap untuk melaksanakan solat subuh
" udah ayouk bangun, kita sholat habis itu ngikutin apa yang dikatakan orang di luar" suruh Xavier karena saat dia pergi untuk mandi dia mendengar ucapan para orang tua tentang kegiatan yang akan mereka lakukan
Chie_Vaichy
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku (End) Proses Revisi
SpiritualBagi peminat baca cerita jodohku. Sabar ya, karena aku sekarang lagi merevisi cerita ini. Dan akan mengusahakan agar ada terjemahan bahasa Padang nya * * * Jodoh, tak ada yang tau siapa dia? dan kapan ia akan datang?. Begitu juga dengan Nayya, gadis...