Chapter 33

3.1K 127 3
                                    

Di tempat biasa Nayya dan teman-temanya berkumpul sudah mulai ramai mereka datangi satu-satu. Semalam setelah salah paham itu terjadi, akhirnya Nayya meminta izin ulang untuk ikut ngumpul dan Xavier mengizinkan dengan syarat dirinya ikut bergabung, sebanarnya Nayya nggak setuju tapi akhirnya dia mengiyakan karena dia rasal tidak saja dia yang membawa pasangan namun yang lain juga.

" pengantin baru dah datang" ejek Abel yang selalu bermusuhan dengan Nayya namun kalau masalah mengusili yang lain mereka akan sangat kompak

" babini lah kin lai gah!" respon Nayya yang nggak mau kalaj jadi dia membalas dengan status Abel saat ini

" mati ang, lamak rasonyo, tu mako Nayya jan dilawan"

" lah bagak kini yo, sajak balaki ko lah pandai se malawan"

" iyo lah, rang lah punyo laki, jadi ndak takuik lai lah" bela Nayya sambil merangkul lengan Xavier yang duduk di sebelahnya, Xavier yang nggak ngerti sepenuhnya hanya bisa tersenyum ke arah Nayya

" dasar Nayya, udah ada benteng pertahanan sekarang Abel di lawan

" rasonyo dari dulu Nayya ndak pernah takuik samo Abel" ujar salah satu dari mereka yang membela Nayya. Dia tau kalau dari ada yang dari dulu nggak suka dengan kedekaran Nayya dengan Abel meskipun sekarang dia sudah memiliki pasangan

" kak Ahmad, maaf kalau kita bahasanya masih campur, untuk selalu berbahasa indonesia lumayan sulit bagi kita, apalagi yang nggak pernah keluar kampung" ujar Mira mencoba meminta maaf sebelum dia benar-benar menbuat Xavier bingung akan bahasa mereka yang berubah-berubah.

" kalian lanjut aja, Zein dan Rizki sudah banyak mengajarkan aku jadi sekarang yang sulit bagi aku itu hanya menyampaikan saja, untuk mengetahui apa yang kalian bicarakan tidak begitu sulit sekarang"

" jadi kakak udah dekat sama adeknya Nayya?"

" lumayan, mereka orangnya terbuka, jadi saya banyak tau sekarang" jawab Xavier mencoba untuk tenang agar bisa nyambung bicara dengan teman-teman istrinya

" jadi Nayya, kamu mau tetap disini atau ikut suami kamu?" tanya Fauzi mencoba mengalihlam pembicaraan yang akan menimbulkan sedikit masalah. Fauzi yakin dendam lama masih ada.

" istri harus ikut suaminya Fauzi, jadi aku akan ikut kak Ahmad besok kembali kesana"

" besok?, apa nggak kecepatan?" kaget teman-temannya dan penasaran kenapa secepat itu

" semua telah di rencanakan, 1 minggu lagi kita akan mengadakan pesta disana," bukan Nayya yang menjawab melainkan Xavier

"Ya, laki kau tu samo ndak, jo yang kami nampak waktu tu?"

" waktu mano?"

" waktu wak pai jalan, ado kami jampuik di rumah oom tu a?"

" iyo,"

" jadi kita nggak salah, dia benaran orangnya, wah kita masih ingat kamu nggak suka sama dia"

" kapan aku bilang nggak suka?," elak Nayya dan langsung melihat ke arah Xavier yang terlihat penasaran dengan kelanjutan cerita Nayya dan teman-temannya karena dia ingat kejadian yang di ceritakan saat itu dia sempat mendengar pertanyaan salah satu dari mereka

" iya Nayya aku juga masih ingat kalau kamu bilang kamu nggak suka sama dia yang berwajah datar?" sekarang Nayya ingat kalau dia memang pernah mengatakan hal itu ketika dia nggak henti-henti di goda

" aku ingat, aku pernah mengatakan hal itu, karena saat itu tidak menyukai kak Ahmad yang saat itu bukan siapa-siapa aku" jelas Nayya membenarkan dan yang dikatakannya ada benarnya dulu dia memang tidak menyukai Xavier yang berwajah datar

" terus sekarang?"

" sekarang apa?"

" dulu kamu nggak menyukai dia karena dia bukan siapa-siapa kamu, nah sekarang kan dia udah sah menjadi suami kamu, apa kamu menyukai dia?"

" apa kalian tidak menyukai suami kalian?" bukanya menjawab Nayya malah bertanya balik karena dia nggak tau harus menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan rasa yang dia miliki untuk suaminya

" siapa yang nggak suka sama suami?, sebagai seoarang istri kita harus mencintai suami, benar nggak?" respon dari salah satu teman mereka yang diangguki teman yang lain dan tidak dengan Nayya dia oebih memilh diam dan kediam Nayya dilihat oleh Xavier dan untuk kesekian kalinya Xavier kecewa tadinya dia berfikir Nayya akan berbicara menyukai dirinya meskipun itu berbohong di depan teman-temannya

"oh ya kak Ahmad maaf nih kita lancang, tapi kita ingin tau apa alasan kakak memilih teman kita ini?"

" alasan?, aku rasa alasannya hanya karena aku tertarik sama dan ingin mempersuntingnya secepat mungkin agar dia nggak dimiliki orang lain" jawab Xavier begitu yakin sambil merangkul bahu Nayya memeperlihatkan sama semua orang kalau dia yakin dengan perkataannya

" hebat, Nayya kamu nemuin orang seperti ini dimana?"

" di jalan" jawab Nayya yang terdengar seolah becanda namun sebenarnya dia serius karena pertama kali iya bertemu memang di jalan

" kapuyuk, den batanyo serius"

" sia yang bagarah? emang wak batamu inyo partamo kali di jalan, kalau ndak cayo tanyo lah"

" serius, baa carito e?"

" yo kayak gitu lah, inyo ampia malantak wak, emamg salah awak sih, main skateboard ndak caliak ado oto atau ndak?"

" padiah e lai, jadi carito e cinta bersemi saat dirimu hampia di lantak oto e?" ledek Diki

" keren, ini benar-benar romantice, gue yakin kalau saat itu ka Ahmad turun dari mobilnya dan bantu loe berdiri, dan saat itulah rasa itu datang" tambah Risfan dengan mellowdramanya.

" boro-boro mau bantuin, lihat aku aja kayak mau makan orang" jelas Nayya karena saat itu dia memang merasa takut melihat raut wajah Xavier waktu itu

" hahaha, salah kamu juga, ngapain main SkateBoard nggak lihat apa ada mobil atau nggak, kalau aku jadi kak Ahmad juga bakalan marah, coba kalau sendaianya loe ketabrak yang disalahkan pasti dia" jelas teman Nayya, sekarang Xavier paham apa yang jadi bahasan mereka

" ya mana aku tau, aku kan belajar jadi mana tau aturannya, lagian kenapa kamu yang sewot, kak Ahmad aja nggak masalahin

" benar tuh, kenapa kamu yang ngotot sih"

" ndeh kok jadi awak yang kanai"

" kan emang salah waang,"

" benar tuh, kan kak Ahmad nggak mempermasalahkan, iyakan kak Ahmad?"

" ya, lagian waktu itu salah aku juga, nyetir saat lagi banyak masalah kerjaan"

" jadi waktu itu nggak sepenuhnya salah aku?"

" hm"

" terus waktu itu kakak masang wajah garang kayak mau bunuh aku?"

" emangnya aku kayak gitu?"

" iya, aku masih ingat cewek itu coba nenangin kakak kalau nggak mungkin aku udah di giling sama ban mobil kaka itu"

" tunggu, Ya sekarang kamu mau bahas wajah sanggar atau cewek yang nenangin suami kamu?"

" dua-duanya coba aja kalau nggak cewek itu pasti habis aku di bentak" Nayya memanglah seoarang Nayya terkadang di waktu usil dia bisa bikin orang pusin namun saat dia menjadi bahan bulian dia nggak sadar sama sekali. Dia tidak peka saat Abel menggodanya dia malah dengan santai menjawab pertanyaan Abel

Abel yang tadi semangat ingin melanjutkan jadi gagal karena tidak mendapatkan respon yang diinginkan.

" Ya, kamu tau kalau kita masih penasaran akan sesuatu?" ujar salah satu dari mereka. Dan dia langsung mendapatkan pandangan tidak suka dari yang lain entah apa yang terjadi membuat Nayya jadi penasaran

" penasaran?, tentang apa?" Tanya Nayya yang ikut penasaran dengan apa yang dipenasarkan oelh teman-temanya itu dan Nayya takut akan ada lagi yang dilakukan oleh teman-temannya seperti yang biasa dia lakukan.



*******************************
Aku udah tulis lebih banyak dari yang biasanya dan aku harap teman-teman suka

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang