Selamat malam semua.
Ayooo siapa yang nungguin ke
Setelah memikirkan apa yang dikatakan Aji, Xavier akhitnya memutuskan untuk pulang, selain itu dia juga sangat merindukan istrinya meskipun setiap malam dila selalu pulang untuk melihat istrinya yang terlelap, itu semua tak membuat rasa rindunya hilang, Xavier kangen dengan suara dan senyum istrinya.
Malam hari setelah pekerjaan tak jelasnya selesai Xavier memutuskan untuk pulang dan menemui Nayya. Aji benar tak seharusnya dia melakukan hal ini, bagaimana kalqu Nayya berfikiran buruk dan memutuskan untuk pergi, ok kalau Nayya pulang ke rumah tante Karin yang hanya di depan rumahnya, tapi bagaimana kalau pulang ke padang selain jauh, apa yang harus dia katakan kepada orangtua Nayya.
Mobil Xavier telah parkir di parkiran rumahnya. Saat berjalan masuk dia menelusuri ruangan mencari keberadaan istrinya tapi dia tak menemukannya, yang ia lihat hanyalah Dena yang lagi duduk memainkan Hpnya di sofa.
" Dena, mana kak Nayya?" sapa Xavier yang ikut duduk di sebelah adeknya.
" kak Nayya, istri kakak?" balas Dena jahil. Dena bukan anak kecil lagi yang tak dapat menangkap apa yang terjadi dengan kakaknya dan kakak iparnya. Bahkan semua orang di rumah ini mengetahuinya namun lebih memilih untuk diam dan berpura-pura tidak tau.
" emang berapa orang yang bernama Nayya di rumah ini?"
" ya siapa tau?, tapi kak Nayya dia ke bandara.."
" Bandara?" potong Xaviet. Perasaan Xavier mulai gak enak. Dia gak nyangka kalau Nayya benar-benar pergi. Xavier menyesal karena telah mencuekan istrinya. Namun menyesal tidak ada artinya lagi. Nayya sudah pergi. Nasi telah jadi bubur.
" jam berapa dia pergi?" tanya Xavier meskipun sudah tak ada harapan tapi Xavier tetap berharap kalau Nayya masih berada di bandara dan dia akan membawa Nayya kembali
" jam 10-an mungkin" jawan Dena.
" kakak mau kemana?" tanya Dena saat melihat kakaknta buru-buru berjalan keluar
" Bandara"
" ngapain kak?, Oma udah nyampai kali kalau mau ikut ngantarin oma seharusnya dari tadi" mendengar penjelasan Dena membuat Xavier mengumpat kesal. Bagaimana dia bisa lupa kalau omanya pulang kampung hari ini dan kemungkinan besar Nayya ke bandara untuk mengantarkan omanya ke bandara.
" mama mana?" tanya Xavier mengalihkan penbicaraannya agar adeknya tak mengetahui betapa bodoh dirinya
" sejak tadi pergi ke rumah sakit katanya sih gak bisa izin jadinya kak Nayya yang batuin oma beres-beres dan ngantarin ke bandara"
" terus dimana Nayya?"
" di kamar tidur, kemana kak?" jawab Dena dan bingung melihat tingkah kakaknya yang langsung berjalan kr arah kamarnya
" ke kamar"
" aku pergi ya kak?, aku udah minta izin mama kata mama aku boleh pergi kalau kakak udah datang"
" kemana?"
" nginap tempat teman"
" hm, jangan macam-macam!"
" ok Bos, aku pergi kak, oh ya kak malam ini mama gak pulang " balas Dena. sedangkan Xavier tidak menghiraukan ucapan Dena yang ada dalam benaknya hanya Nayya. Saat sampai di kamar, Xavier melihat istrinya tengah berada di dalam selimut yang menutupi tubuhnya sampai leher dan yang kelihatan hanyalah kepala saja. Xavier berjalan mendekat dan duduk di bibir ranjang sejenak dia memperhatikan Nayya lalu mencium pucuk kepala Nayya dan setelah itu dia berlalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku (End) Proses Revisi
روحانياتBagi peminat baca cerita jodohku. Sabar ya, karena aku sekarang lagi merevisi cerita ini. Dan akan mengusahakan agar ada terjemahan bahasa Padang nya * * * Jodoh, tak ada yang tau siapa dia? dan kapan ia akan datang?. Begitu juga dengan Nayya, gadis...