Chapter 19

4.1K 178 2
                                    

" jan ang caliak juo bini an tu, ndak ka hilang gai nyo do ( jangan dilihatin muku istrinya. Gak bakal hilang kok)
" ejek salah seorang saudara ayah Nayya yang memergok Xavier yang tak memutuskan pandangan dari Nayya yang lagi dipakaian kan make up. Namun Xavier  bingung dengan ucapan itu melihat ke arah Nayya seolah bertanya apa maksud dari perkataan itu

" jangan di lihatin terus istrinya, nggak bakal ada yang ngambil" ujar Rival yang menghilangkan rasa penasaran yang tergaris di wajah Xavier yang sudah berstatus suami kakaknya itu.

Xavier memerhatikan Nayya bukan karena hal yang lain tapi dia merada ngeri dengan benda yang akan diletakan di kepala Nayya. Benda itu terlihat, apa Nayya akan baik-baik saja setelah mengenakannya.

" Nayya ko yo pandai cari laki, caliak lah rancak nyo lai ( Nayya emang pintar ntari suami. Lihat, orangnya ganteng gini )" puji semua orang yang berada di tempat itu.

" hm, ndak nyangko awak Nayya jo urang lua do, padahal awak berharap nyo jo bako nyo ( gak nyangka Nayya sama orangvluar. Padahalnkita berharap dia sama anak kita)" tambah yang lain

" udahlah ibuk-ibuk kasihan Ahmadnya, apa nggak lebih baik di juga di pakaikan pakaiannya?" ujar Karin yang tau akan ujung dari pembicaraan orang-orang dan dia tau gimana rasanya, menikah dengan keluarga yang bukan dari daerah sendiri, Xavier ok tenang karena tak begitu mengerti dengan ucapan semua orang sedangkan dia paham karena tempat dia berasal tak jauh dari rumah suaminya.

Dua jam waktu telah berlalu dan selama itu Xavier dan Nayya duduk setelah didandani namun mereka tidak berdekatan dan hal itu membuat Xavier kesal ditambah dia dibully oleh semua orang dan sekarang dia baru membenarkan apa yang dikatakan oleh suami adeknya sebelumnya. Xavier yang tengah kesal membuat Nayya yang tersenyum apalagi dari tadi Xavier tak henti minta bantuan kepadanya namun dia bisa apa?

" ya udah ayouk Nayya, Ahmad kita berangkat " ujar adek ayah Nayya

Xavier yang mendengar ucapan iu mengucapkan syukur karena akhirnya penderitaannya berakhir.

Nayya tersenyum melihat wajah suaminya yang akhirnya cerah kembali setelah beberapa waktu terlihat muram karena selalu mendapatkan ledekin dari beberapa orang.

" kita berangkat sekarang?" tanya Dena saat melihat Nayya dan Xavier yang sudah dibawa keluar rumah

" iya kak" jawab Liana singkat

" Nay, yakin bisa jalan pakai tarompa tinggi tu ( Nayya, kamu yakin bisa jalan pake sendal tinggi gitu?" tanya nenek Nayya yang ngeri melihat tingginya sepatu yang dikenakan oleh cucunya.

Nayya hanya tersenyum mendengar pertanyaan neneknya. Nayya memang bisa menggunakan sepatu dengan ukuran tinggi. Tapi kali ini sebrnarnya dia tidak begitu yakin karena tinggi sampai 12 cm dan ini pertama kali untuk dirinya. Dan sepatu ini adalah pembelian dari Xavier jadi tak mungkin dia tidak mengenakannya.

" maaf, aku gak tau kalau kita akan di arak gini" bisik Xavier yang merasa bersalah karena memang dia gak tau kalau dia akan diarak seperti sekarang. Dulu yang ada dalam kepalanya mereka hanya akan berdiri saja di pelaminan saja.

" kak Pegang ya tu kakak ipar aku jangan sampai jatuh" ledek Dena


Saat semua orang telah berkumpul, akhirnya mereka mulai berjalan menelusuri jalan yang akan membawa mereka ke rumah Nayya yang jaraknya tidak jauh, namun berjalan dengan pelan dan dilihat banyak orang membuat Xavier risih apalagi dia tidak bisa banyak bicara dengan Nayya meskipun mereka jalan barengan dan berpeganggan tangan, yang bisa dilalukan oleh Xavier adalah memberikan kode lewat cubitan kecil di tangan Nayya namun hanya di tanggapi senyuman oleh Nayya.

" jangan kode-kodean deh kak" sindir Rival yang dari awal emang berjalan di depan mereka sambil memegang sebuah kamera dengan adek laki-laki Nayya yang paling besar

" val, jan ang gaduah juo ilau ( val, jangan diledekin kak Nay!)" Larang Zein dengan datarnya. Zein dan Iki baru saja datang karena dia juga ikut membuat dokumentasi di hari pernikahan kakaknya. Rival yang mendengar seruan dari Zein segera menutup mulutnya, entah kenapa sejak Zein duduk di sekolah menengah atas jadi tegas padahal dulu dia sama abal-abalanya sama Rival.

" Val, kamu ini masih aja hobby gangguin Nayya nggak takut nanti suaminya marah"

" takut sih bunda, tapi mau gimana lagi, kak Nayya itu lahirnya hanya untuk di bully" jawab Rival santai tanpa dosa dan menghindari tatapan dari Xavier. Sedangkan Xavier hanya tersenyum mendengar dan melihat ekspresi Rival. Mendengar ucapan Rival semua orang tertawa karena tau Nayya memang orang yang suka di usilin sejak dia kecil.

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di rumah Nayya. Mereka duduk untuk beberapa waktu saat sampai tamu yang datang sama mereka pergi. Dan setelah itu baru Nayya dan Xavier boleh melepaskan pakaian adat yang mereka kenakan.

Senja telah berlalu, Akhirnya Nayya diizinkan untuk melepaskan sunting yang dia kenakan, melihat hal itu Xavier merasa lega, karena dia tau kalau istrinya itu telah lelah.

" kak nio mandi atau baa? ( kakak mau mandi atau gimana?)"
tanya Rahma saat telah selesai membantu Nayya melepaskan pakaian adat yang tadi di kenakan oleh Nayya

" iyo, ndk talok do, angek ( iya, gak bisa gak. Panas)"
jawab Nayya yang berlalu mengambil handuk dan pergi mandi

" Nayya ayouk makan!"ajak ibu Nayya saat dirinya mengambil minum ke dapur dan semua orang lagi makan malam bersama

" ndak usah lah bu, Nayya nio lalok, panek badan Nayya raso e ( gak usah bu, Nayya mau tidur l. Badan Nayya capek)" tolak Nayya

" Kamu harus makan, habis makan baru istirahat"

" nggak kak aku mau tid.."

" makan!" ujar Xavier datar namun ada nada paksaan yang membuat Nayya mau nggak mau bergabung makan malam

" kak, jaga image kek?" seru Zein yang dari tadi memang mempehatikan kakaknya yang lagi makan

" jaga image?, untuk apaan?"

" makan depan suami sama mertua itu harus sopan, tadi bilangnya nggak mau makan, tapi..Lapar apa Doyan kak?" kali ini bukan Zein yang bicara akan tetapi Rival yang selalu berada di rumahnya, meskipun tidak ada orang tuanya. Capek yang ada di tubuh Nayya membuat dirinya hanya menatap Rival tanpa ada niat membalas ucapan Rival dan kembali ke kamarnya untuk istirahat.

" apa yang bisa aku lakukan?" Suara Xavier saat masuk ke kamar dan dia tau kalau Nayya belum tertidur

" maksud kakak?" mencoba membuka matanya yang hampir saja tertidur namun dia penasaran apa maksud dari ucapan suaminya

Tbc
Chie_Vaichy

Maaf kalau ada Typo

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang