Chapter 65

2K 112 7
                                    

Waktu berlalu hubungan Nayya dan Xavier semakin jauh dari kata baik-baik saja. Salah paham diantara mereka makin menjadi karena Nayya sering bertemu dengan Danil di tempat yang berbeda dan itu di ketahui oleh Xavier namun Xavier memilih untuk diam. Sedangkan Nayya tak punya pilihan lain karena hanya Danil temannya yang berada di dekatnya saat ini.

Xavier dan Nayya akan bersikap apabila didepan orang lain ketika hanya mereka berdua mereka saling diam dan hanya membicarkan hal yang penting saja. Namun saat tidur tanpa mereka sengaja saat bangun tidur mereka selalu dalam keadaan berpelukan terkadang ada Nayya yang mendekat bukan berarti Xavier tidak dan hal itu sering terjadi.

" Nayya mama lihat kamu sering keluar, kamu punya kegiatan diluar?" tanya mama Xavier saat mereka lagi sarapan

" gak juga sih ma, tapi dari pada aku di rumah lebih baik aku bantu teman-teman diluar sana, tapi kalau mama keberatan aku gak akan keluar lagi"

" mana mungkin mama larang sayang, mama adalah salah satu wanita yang mencintai karirnya, Xavier lain kali kamu bawa Nayya jalan keluar, atau kalau gak kamu bawa dia ke tempat kerja kamu"

" syukurlah kalau gitu. Gak usah ma, aku senang kok bantuin teman aku" jawab Nayya dengan maksud agar Xavier gak terpaksa membawanya ke tempat kerjanya yang disana juga ada Mutia pasti keberadaan dirinya akan mengganggu mereka. Namun berbeda dengan Xavier hatinya hancur saat mendengar Nayya memilih membantu temannya dari pada ikut dengan dirinya.

" aku berangkat" ucap Xavier yang bahkan belum memakan sedikitpun sarapan dan juga belum meminum air yang dibuatkan Nayya.

Nayya hanya bisa diam melihat kepergian Xavier matanya memanas menahan air mata namun dia tahan karena masih ada mertuanya. Setelah izin kepada mama mertuanya Nayya masuk ke dalam kamar dan disanalah dia menjatuhkan air matanya sambil memegangi dadanya yang sesak.

Setetelah beberapa waktu berlalu, tak satu tapi lebih orang yang mengirim foto-foto Xavier dengan wanita itu, entah itu orang yang dia kenal atau tidak, selain itu mata kepalanya juga sering melihat kebersamaan mereka berdua.

" ya allah hilangkanlah sesak di dada ini, hamba tau engkau yang telah menggariskan semua ini dan hamba ikhlas menjalaninya" gumam Nayya disela tangisnya.

" kakak mau kemana?" tanya Dena saat melihat Nayya keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah lengkap

" Dena, kamu sudah pulang?, ini kakak mau ke rumah Rival kamu gak papanya kakak tinggal?"

" gak papa kok kak, dan titip salam buat Rival dan tante Karin"

" hm. Ya udah kalau gitu kakak pergi dulu, kamu baik-baik disini" izin Nayya yang berlalu meninggalkan rumah dan pergi ke rumah Rival yang memang tak butuh waktu lama.

" assalamualaikum tante" sapa Nayya saat melihat Karin saat dia masuk rumah

" Nayya, kamu apa kabar sayang, lama gak kesini?"

" baik tante, tante gimana kabarnya?"

" seperti yang kamu lihat, kamu udah makan, tadi tante masak rendang kalau kamu belum makan langsung cari aja di dapur"

" iya tante, dan aku belum lapar kok, dan nanti kalau aku lapar aku akan cari ke dapur"

" hm, baiklah, ya udah kalau gitu tante ke kamar dulu, kamu kalau mau istirahat langsung ke kamar kamu aja, dan masih ingatkan dimana kamarnya"

" emang masih ada tante?"

" ya masih ada lah sayang, kamu itu anak perempuan tante"

" makasih tante" ser Nayya yang langsung berlari kepelukan Karin.

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang