Di perjalan pulang dari s.tudio Xavier. Air mata Nayya tak mau berhenti keluar. Dia begitu bahagia dan juga sedih karena mendengar kata-kata dari Xavier. Dia bahagia karena dia mendengar dengan jelas Xavier mengatakan kalau Xavier dengan Mutia itu tak punya hubungan apa-apa dan dia juga bahagia karena sampai saat ini Xavier masih hanya mencintai dan mempercayai dirinya. Dan yang membuat dia sedih adalah hanya karena kecewa dia meninggalkan Xavier begitu lama. Tapi semua telah menjadi penyesalan.
" kenapa wajahnya lesu gitu?" tanya Nadia saat melihat melihat Nayya yang berjalan gontai memasuki Cafe. Nayya tak menghiruakan Nadia.
Sejak Nayya masuk, Nayya tak keluar lagi dari kamar yang ada di cafe tersebut.
Dan sejak itu hari-hari Nayya tak ada semangat lagi. Sebagai seoarang teman Nadia jadi penasaran.
" Danil, Nayya kenapa?"
" Nayya?, emangnya dia kenapa?" tanya balik Danil yang memang tidak tau dengan keadaan Nayya.
" ketika dia nginap di rumah saudaranya. Dia pulang dengan mata sembab sama merah gitu, giliran ditanya gak dijawab, dan sejak itu Nayya banyak diam, dan hari ini dia gak keluar dari kamarnya" jelas Nadia.
" udah coba lihat ke kamarnya?"
" dikuncinya"
" mungkin Nayya lagi tidur" final Danil. Meskipun dia penasaran tapi dia bukan siapa-siapa Nayya yang harus tau masalah yang dihadapi Nayya. Jika dia ingin tau maka dia harus menunggu Nayya bercerita.
" bos.. " panggil Lili dari luar ruangam tempat keberadaan Nadia dan Danil berada
" iya ada apa Lili?"
" ada yang mencari bos Nayya. Dia menunggu di meja No. 9"
" Kamu bilang aja bentar lagi Nayya akan datang" suruh Danil yang di anggukan Lili dan langsung pergi sedangkan Danil menyuruh Nadia untuk memanggil Nayya.
Sebelum mendatangi orang yang mencarinya. Nayya terlebih dahulu memperhatikan siapa yang mencarinya
" assalamualaikum, maaf ada apa yang mencari saya" sapa Nayya setelah dia duduk berhadapan dengan wanita paruh yang mencarinya
" Nayya, akhirnya kamu datang juga, saya gak akan berbasa-basi. Ini kartu nama saya."
" Martyana Sahara, F_Five Fashion?"
" hmm.. Saya Martyana saya adalah seorang desainer. Kali ini saya membuat baju yang digunakan oleh seseoarang yang memiliki gaya seperti kamu. Jadi untuk majalah ramadhan ini saya harap kamu mau menjadi model saya" jelas seoarang yang tak dikenal Nayya
" Model?, maaf bukan maksud menolak permintaan anda nyonya. Tapi saya benar-benar gak bisa melakukan hal itu" Nayya benar-benar tak perlu berfikir untuk menolak ajakan orang yang di hadapannya. Selain dia tak punya bakat untuk menjadi model. Dia benar-benar tak ingin bekerja di dunia yang sama dengan Xavier, suaminya.
" aku rasa kamu harus memikirkan hal ini. Saya akan memberikan kamu waktu selama 5 hari kedepan" ujarnya yang sudah bersiap ingin pergi
" saya tak butuh waktu nyonya, saya tetap pada pilihan, lebih baik anda cari saja wanita lain yang lebih cocok dari saya" ucap Nayya tegas dalam keadaan berdiri. Sedangkan lawan berbicaranya membelakanginya. Namun dia berbalik dengan senyumam di wajahnya yang memperlihatkan kalau dia yakin Nayya akan bergabung dengannya. Lalu dia pergi meninggalkan Nayya.
" siapa dia?" tanya Danil yang datang masih dengan pakaian dapurnya dan pastinya diikuti Nadia.
" hak tau, tiba-tiba ngomongin hal yang gak jelas" jawab Nayya yang sekarang telah duduk
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku (End) Proses Revisi
SpiritualitéBagi peminat baca cerita jodohku. Sabar ya, karena aku sekarang lagi merevisi cerita ini. Dan akan mengusahakan agar ada terjemahan bahasa Padang nya * * * Jodoh, tak ada yang tau siapa dia? dan kapan ia akan datang?. Begitu juga dengan Nayya, gadis...