Chapter 50

2.4K 128 4
                                    

Setelah bangun dari tidur Nayya langsung pergi mandi dan bergantian dengan Xavier setelah itu Xavier mengajak Nayya untuk pergi mencaru sarapan

" restauran jepang" gumam Nayya setelah keluar dari mobil yang sufah terparkir

" ayo masuk!" ajak Xavier dengan tangan menggandeng tangan Nayya masuk dan duduk di meja yang memang telah dipesan oleh Xavier dari semalam

" abang apa makanan disini hal.."

" halal kok, gak usah khawatir"

" silahkan dimakan" ujar salah seorang yang datang dengan membawa makanan yang belum dia pesan.

" apa mbak salah meja, kita belum memesan"

"Tuan Xavier telah memesan meja ini untuk jam sekarang jadi saat tuan dan mbak datang kita langsung menghidangkan saja" jelas pelayan dengan tangannya masih sibuk menghidangkan makanan yang dibawanya

" kapan abang mesan makanan ini?"

" bukannya semalam abang sudah bilang kalau abang akan membawa adrk ke suatu tempat dan ini adalah salah satunya, dan masih tempat yang lain" jelas Xavier sambil menggenggam tangan Nayya

" rommantis banget bos?" sapa seseorang yang menarik kursi lalu bergabung ke meja mereka.

" hai nyonya Xavier" sapa orang tersrbut Nayya yang bingung hanya membalas sapaan dari seseorang yang menggunakan pakaian Chef lengkap dengan senyum manis

" ada apa loe datang kesini?"

" mau ketemu sama istri loe, kan loe waktu pesta kemarin gur gak bisa datang karena ada kerjaan ke jepang, tapi ini benaran istri loe kan?"

" gue kan udah bilang semalam kalau gue akan bawa Nayya kesini, jadi menurut loe yang ada di depan gue siapa kalau bukan istri gue?"

" jadi namanya Nayya?, Hai Nayya kenalin gue Akza chef disini dan juga bawahan dari suami loe ini, semalam saat gue ingin istirahat suami gila loe ini bilang kalau dia mau bawa loe kesini dan gue harus masakin loe masakan spesial" seru Akza sambil mengulurkan tangannya kr arah Nayya dan Nayya pun membalas namun dia tak mengerti apa maksud dari pembicaraan dari Akza

" oh ya selain gue, semua pelayam disini juga penasaran sama siapa yang menjadi istri dari bos mereka"

" bos?"

" iya sayang, bukannya semalam kamu nanyain apa pekerjaan aku?, dan ini adalah satu usaha yang aku miliki, meskipun aku gak turun langsung tapi aku memililki orang kepercayaan untuk mengelolanya salah satunya dia"

Nayya makin takjub dengan Xavier, semalam rumah, pagi ini restauran, apakah masih ada setelah ini?, dan satu persatu Nayya bertemu dengan kenalan Xavier, jika sebelumnya dia berkenalan dengan Aji sekarang Akza dan Nayya yakin masih banyak yang lain apalagi yang seperti Richa yang ingin merebut Xavier darinya

" hai sayang, kok malah bengong?"

" gak kok kak" balas Nayya

" mungkin istri loe gugup karena ada gue, ya udah kalau gitu gue izin kebelakang dulu, dan selamat makan" izin Akza dengan sadarnya dan akan membiarkan pengantin yang masih bosa di bilang baru untuk berduaan.

"silahkan dimakan, masakan Akza lumayan enak"

" lumayan apanya kak?, ini namanya enak"

" kamu benar, gimana apa kamu suka?"

" suka apa kak?, makanannya atau kejutannya?"

" kamu ini selalu punya jawaban yang selalu membuat aku makin sayang sama kamu"

" gombal"

" sayang,"

" iya"

" habis ini abang akan ngajak adek ke tempat yang lain"

" tempat lain, tempat apa lagi?"

" ke tempat dimana disana aku bekerja menggunakan kekuatan aku sendiri tak seperti tempat ini"

Setelah selesai makan Xavier langsung membawa Nayya ke studi miliknya. Studio yang udah lama dia dirikan dan seperti yang dia katakan kalau di studiolah dia bekerja dengan keringatnya sendiri.

Xav's Studio

Merek yang tersedia di sebuah gedung munggil yang berlatai dua. Dengan kebingungan Nayya berjalan mengikuti langkah Xavier yang tak berjarak dengan dirinya karena tangan digandeng oleh Xavier.

Saat masuk, di lantai satu Nayya tak melihat Studio seperti yang tertuliskan di luar, melainkan dia melihat tempat makan yang didatangi banyak orang. Nayya makin penasaran dengan tempat ini, apalagi sekarang Xavier membawanya kelantai atas.

" abang, apa ini tempat kerja abang?"

" hm, disini abang bekerja sebagai fotografer, dan mereka adalah pekerja abang dan mereka yang disana adalah sebagian dari model"

" fik , san-san" teriak Xavier kepada dua orang yang sudah berjalan menghanpiri mereka berdua. Nayya kenal dengan kedua orang itu karena mereka datang ke acara pernikahan sebelumnya

" akhirnya bos datang juga, mbak ika udah nungguin dari tadi, apalagi klien telah datang"

" saya akan nyusul mereka, kalia  berdua temani istri saya, kalau dia ingin istirahat antar saja keruang pribadi saya" ucap Xavier formal dan juga datar dan ini bukan pertama kali Nayya mendengarnya

" sayang, abang mau pergi rapat mungkin butuh beberapa waktu, kamu yang nyaman disini, kalau ada apa-apa hubungi saja abang"  izin Xavier yang direspon dengan anggukan dan senyuman manis.

Sekepergian Xavier tak merasa di intimidasi karena orang yang di panggil dengan Sansan dan Fik memiliki jiwa yang sangat menyenangkan, mereka membawa Nayya berkeliling di studio milik Xavier.

" mbak Nayya umurnya berapa sih?" tanya Fik dengan sikapnya yang sedikit feminim tapi berjenis kelamin laki-laki

" kamu ini apa-apaan sih Fik, dari wajah aja kelihatan kalau mbak Nayya ini berumur 18 tahun, gak nyangka aku bos kita itu suka sama bocah, dasar bos pedofil" ucap Sansan dengan cepat 

" Sansan, aku akan aduin sama bos karena kamu bilang dia pedofil"

" aku lahir tahun 1996"

" 96,,,,,"

" ngak mungkin" teriak Sansan dan Fik barengan setelah diam beberapa saat sedangkan Nayya tersenyum dan mengangguk membenarkan apa yang dipikirkan oleh kedua insan yang ada di dekatnya

" katakan kalau mbak Nayya itu bohong!, dengan wajak dan perawakan seperti ini, gak mungkin mbak berumut 23 tahun"

" tapi saya gak bohong, saya sudah berumur 23 tahun, apa harus saya mengeluarkan tanda pengenal saya?"

" Sansan, Fik, gue dengar hari ini bos datang, mana dia?" tanya seseoarang yang datang menghampiri mereka. Sansan dan Fik memasang wajah tak suka dengan kedatangannya

" lagi rapat sama desainer  dan juga pemilik perusahan majalah yang akan bekerja sama studio ini" jawab Sansan jutek

" lagian ngapain sih nanyain si bos?, si bos itu udah punya istri kali, dan ini istrinya mbak Nayya"

" gue gak habis pikir, sejak kapan Xavier suka sama yang dibukus kayak dia?" ledek wanita itu dengan tatapan jijik melihat ke arah Nayya yang memang menggunakan baju syar'i

" benar tuh, atau apa mungkin Xavier hanya memanfaatkan wanita itu untuk memperbaiki image nya sebagai fotografer" seru seseoarang dari arah lain. Dapat Nayya lihat yang lain setuju dengan kata-kata itu. Dan Nayya merasakan sakit saat kata-kata itu terdengar oleh indranya. Semakim hari semakin banyal gelar yang dia dapatkan. Apa menjadi istri dari seseoramg publik figur itu semenyakitkan ini?.




.
.
.
.
.
.
.

Nyesek gak sih kalau ada yang ngomong kayak gitu sama kita?

Pasti.

Gimana ya cara Nayya mengatasi masalah seperti itu?

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang