Chapter 10 ✔

4.1K 209 0
                                    

Dari mulai Nayya bangun tidur nggak sekali bahkan sudah berkali-kali tantenya mengingatkan kalau hari ini mereka akan pergi mencari baju yang akan dia kenakan di hari pernikahan dan pestanya.

Jika ditanya apakah Nayya bosan. Maka sangat bosan. Tapi mau gimana lagi, yang bisa Nayya lakukannya hanyalah bersiap dengan cepat agar tak mendengar teriakan dari sang tante.

Dan sekarang disinilah mereka, di sebuah toko yang sering di sebut butik oleh orang banyak, saat masuk ke dalam sana mata Nayya nggak berhenti memperhatikan gaun-gaun indah.

" tante, memangnya ayah ada ngirim uang buat beli baju di tempat ini?, dilihat dari tempat dan barangnya kelihatan mahal tante" bisik Nayya kepada tantenya. Karena dilihat dari tempatnya Nayya yakin barang disini harganya sangat mahal.

" kamu tenang aja, semuanya sudah di urus, kamu nggak usah mikirin uang" respon Karin dan terus berjalan masuk ke dalam butik dan menghiraukan Nayya yang masih dengan pikirannya.

" Karin, Nayya kalian disini?" sapa seseorang yang suara sangat familiar, dan saat melihat ke sumber suara terlihat mama Xavier dan juga Xavier yang tengah duduk santai.

" eh iya mbak,"

" pagi tante"sapa Nayya sambil menyalami mama Xavier dan menyapa Xavier dengan senyuman

" kalian ngapain disini?" tanya mama Xavier

" Ini Nayya mau nyari baju untuk pernikahannya, mbak ngapain disini?"

" ini Xavier katanya mau beliin saya baju, nggak tau kenapa ini anak tiba-tiba mau beliin saya baju" jawab mama Xavier dengan santai ketika anaknya ada di dekatnya

" ya udah ma, mama pilih deh baju yang mama suka!"

" Nayya, kamu tunggu disini, biar tante yang pilihin bajunya, nanti kamu cobain ya" pinta tante Karin yang berjalan dengan mama Xavier dan Nayya hanya bisa mengangguk mengiyakan ucapan tantennya.

" duduklah, nanti kamu sakit karena terlalu lama berdiri" suruh Xavier yang langsung diikuti Nayya, tak ada suara diantara mereka karena sibuk dengan kegiatan masing-masing, Nayya yang asyik dengan hpnya dan Xavier yang terlena melihat kearah Nayya yang tersenyum sambil mengetik sesuatu di Hp miliknya

" jadi benar kamu akan nikah?" ujar Xavier yang membuka suara.

" iya kak, beberapa hari yang lalu ibu nelpon dan bilang ada yang lamar aku" jawab Nayya dan menghentikan kegiatannya dan melihat sekilas kepada Xavier takutnya dibilang tidak sopan.

" terus kamu terima?"

" hm.. Menurut aku jodoh yang dipilihkan orangtua adalah yang terbaik dari pada pilihan kita sendiri" jawab Nayya mantap dan kembali melihat ke Hpnya.

" apa karena itu kamu beli barang banyak kemarin?"

"hm, teman-teman aku pada tau kalau aku disini jadi dia minta oleh-oleh. Ini aja mereka lagi bahas hal itu" jawab Nayya sambil memperlihatkan hpnya karena sejak tadi dia fokus sama Hpnya membalas pesan yang dikirim oleh teman-temannya.

" apa harus membelikan mereka oleh-oleh?"

" iya, karena itu sudah menjadi kebiasaan kami sewaktu SMA wajib membelikan sesuatu karena kalau nggak hal memalukan pasti akan terjadi"

" maksudnya?"

" di permalukan, dan itu pernah terjadi kita semua bekerja sama untuk melakukannya, dulu pernah ada teman aku yang nggak tau apa-apa, terpilih menjadi peserta lomba disaat lomba akan di adakan esok hari. setelah dia mengikuti lomba tersebut baru di jelaskan alasan kenapa kita melakukan hal itu kepadanya" jawab Nayya antusias menjelaskan kejadiam masa lalu yang tak pernah dia lupakan.

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang