Sepulang dari Nayya mengantarkan Xavier Nayya kembali masuk ke rumahnya dan bersiap akan pergi ke cafe yang sebulan ini telah beroperasi namun dia belum pernah datang.
Dengan memesan taxi online akhirya Nayya sampai di depan cafe. Untuk beberapa saat dia berdiri di depan cafe untuk melihat pelanggan yang keluar masuk. Dengan senyum bahagia Nayya berjalan masuk dan selama ini dia gak pernah nyangka kalau cafe akan seramai ini.
" maaf apa saya bisa ketemu sama pemilik cafe ini?" tanya Nayya basa basi kepada salah satu pelayan yang baru saja mengantarkan makanan kepada pelanggan. Untuk sementara waktu pelayan tersebut ragu untuk menjawab
" bilang saja Nayya mencarinya" jelas Nayya yang memperkuat agar pelayan tersebut yakin akan dirinya
" angin apo yang mambaok ang kamari?" seru seseoarang dari arah belakang saat melihat siapa yang bicara Nayya tersenyum (angin apa yang membawa kamu kesini?)
" hai,,"
" bos, perempuan ini kencari bos" basa basi dari pelayan yang tadi ditanya Nayya. Laki-laki yang dipanggilnya hanya tersenyum dan membawa Nayya duduk di salah satu meja yang kosong
" nio minum apo?, kini sadonyo lah lengkap" canda Danil (mau minum apa?, sekarang disini sudah lengkap)
" jan bagarah juo, yo pandai ang yo, ndak nyangko rang ka sarami ko lah"
" kan ang yang pandai mancari tampek, urang mah tingga ngelola se lai nyo, tingga nyogok muncuang nyo se jo makan nan agak lamak" Ujar Danil yang melanjutkan candanya. Namun apa yang dia katakan ada benarnya. Tempat yang dipilih Nayya memang tepat disekitar tempat mereka ini ada sebuah sekolah menegah atas jadi tempat mereka dijadikan sebagai tempat nongrong anak remaja (kan kamu yang pintar nyari tempat, aku tugasnya cuman tinggal ngelola, ngasih mereka makanan sesuai selera mereka aja udah)
" ndak rang sajo lah nah, kalau masak an ang ndak lamak ndak mungkin jadi sarami ko lah"
" pastinya, Danil"
" tapi kamu makin lancar aja bahasa minangnya, bahkan sekarang udah di tempat yang menuntut bahasa indonesia masih aja pake bahasa kampung"
" jangan ngeledek, aku bicara bahasa minang hanya sama kamu, kan kamu yang ngajarin, tapi seharusnya aku yang kaget belum lama nikah sama orang luar, udah lancar aja bahasa indonesia"
" enak aja, aku itu pintar ngomong indonesia udah dari dulu, lupa kamu kalau hanya aku yang mau bicara sama kamu karena yang lain gak begitu lancar bahasa indonesianya"
" iya iya tau kok, oh ya ini kamu ngapain datang kesini?, opz bukan maksud apa-apa tapi kan gak biasa, biasa juga mantau dari jarak jauh aja"
" aku udah izin sama suami dan dia ngizinin aku udah bantu-bantu disini, ngomong-ngomong disini masih nerima karyawan untuk beberapa hari ke depan kan?"
" pasti banget malah, karena disini karyawannya cuman 2 orang dan 3 sama aku yang masak, kadang aku ikut layani pelanggan kalau lagi rame"
" ya udah aku akan bantu" seru Nayya semangat dan itu membuat Danil tersenyum.
Danil dan Nayya sama-sama karyawan di tempat kerja mereka biasa karena telah dekat jadi bos mereka mempercayakan mereka untuk membuka cabang. Daniel adalah seoarang yang ahli dalam memasak meski seorang laki-laki Danil gak malu untuk ikut les memasak. Dan kepintaran yang Nayya miliki itu di dapat dari belajar dengan Danil secara otodidak.
Danil ikut bekerja di tempat Nayya 2 bulan setelah Nayya bekerja dan di tempat kerja hanya Nayya yang mau berinteraksi dengan dirinya bukan karena yang lain sombong namun sulit untuk bicara bahasa indonesia karena Danil bukan orang padang melainkan orang jakarta yang baru saja dibawa keluarga untuk pindah ke padang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku (End) Proses Revisi
SpiritualBagi peminat baca cerita jodohku. Sabar ya, karena aku sekarang lagi merevisi cerita ini. Dan akan mengusahakan agar ada terjemahan bahasa Padang nya * * * Jodoh, tak ada yang tau siapa dia? dan kapan ia akan datang?. Begitu juga dengan Nayya, gadis...