Chapter 39

2.6K 130 0
                                    

H-1 jelang hari H pesta diadakan, sejak kejadian yang terjadi semalam di meja makan Nayya di bully habis-habisan apalagi mereka kedatangan tamu istimewa yang sengaja di undang oleh Dena.

Pagi-pagi bahkan tak menyempatkan untuk mandi Dena menelpon Rival, meminta dia untuk datang sarapan di rumahnya. Rival dan Dena adalah satu, yaitu sama-sama memiliki sikap usil yang sudah akut dan karena itu Rival mau aja disuruh datant tanpa mempertanyakan untuk apa dia datang  bahkan Rival datang jauh sebelum waktu sarapan datang dan menanyakan secara langsung kepada Dena apa yang terjadi.

Sejak terjalinnya hubungan antara Nayya dan Xavier sekarang Rival juga ikut dekat dengan keluarga Xavier dan dengan santai ikut bergabung sarapan

" Rival bunda kamu kemana?"

" ada, mungkin lagi sarapan di rumah sama ayah"

" terus kamu ngapain disini?"

" ya seperti yang aku katakan tadi kak, semalam aku mendengar hal yang tak seharusnya aku dengar diumur aku yang sekarang"

" memang kamu mendengar apaan?" tanya Dena seolah tak tau maksud pembicaraan Rival padahal ini adalah skenario mereka

" aku dengar seoarang istri memohon kepada oma mertuanya untuk mengizinkan dirinya untuk mendekati suaminya, padahal dia sudah dilarang" ujar Rival santai seolah-olah orang yang dimaksudnya tak berada didekatnya. Sedangkan Nayya mengeram kesal namun dia tidak bisa marah karena disini bukan di rumahnya atau di rumah Rival.

" apa?, yang aku katakan semuanya benarkan kak Nayya, dan kakak tidak boleh marah, ndak malu masak iyo di di rumah laki berang-berang, apo ncaliak ambo kayak gitu?, ka ngaja ambo lo?, hahaa, kok iyo?  Iyo buek malu se uni mah"

" belajar dari mana kamu kata-kata itu?"

" dari bang Zein tadi pagi aku dan kak Dena nelpon bang Zein untuk menterjemahkan bahasa itu"

" woi kamvrett kamu kenapa bawa nama aku?"

" biar adil kak Dena cantik yang tak sedikitpun aku harapkan menjadi pacar aku, aku nggak mau aku sendiri yang bermasalah, apalagi apa yang aku lakukan ini berasal dari otak kecil kakak itu"

" eh bocah loe bisa diam nggak sih?,lagi sarapan pake berisik"

" wah kak Dena siapa dia?"

" sepupu aku,  kak Lili dan yang di sebelahnya teman kak Lili namanya kak Siska mereka cantik kan?"

" hai kak Lili kak Siska kalian memamg cantik dan jauh lebih cantik dari kakak aku yang di nikahi kak Xavier"

" jadi kamu juga nganggab gitu?"

" hm, kak Nayya itu kalau dibandingin sama kalian tidak apa-apanya, dia itu sikapnya ke kanak-kanakan, kampungan lagi, tidak seperti kalian yang udah sikap dewasa anak kota lagi" jawab Rival dengan santai menjelekan Nayya di depan semua orang dan itu membuat Siska merasa menang

" tapi meskipun begitu aku tau apa alasan kak Xavier memilih dia untuk jadi istrinya, kakak aku ini dia pintar masak aku sama kakak Dena aja sampai lupa segalanya kalau makan masakan dia, oh ya kakak-kakak cantik ini bisa masak nggak?" lanjut Rival yang telah merencanakan semuanya dalam otak kecilnya tanpa diketahui Dena. Lili dengan Siska yang merasa kalau Rival sebenarnya bukan memuji akan tetapi mengejeknya membuat mereka berdua mengeram kesal

" eh bocah loe jangan asal ngomong ya kita ini juga pintar masak?"

" lah kak Siska cantik ngomong kok pake urat sih?, emang siapa bilang kakak nggak bisa masak atau jangan-jangan,, ah udahlah aku harus berangkat  ke sekolah dulu, oh ya satu kata untuk kakak seberapapun sempurna kakak, jika Allah tidak menjadikan kak Xavier jodoh kakak maka usaha kakak sama saja dengan Nol, mending sama aku aja" balas Rival sambil mengedipkan mata ke arah Siska yang membuat Siska makin kesal

" semuanya aku berangkat dulu" izin Rival

" aku juga" ujar Dena yang langsung menyambar tasnya

" eh bocah tungguin gue"

" apaan sih?"

" kalau loe gak nungguin gue, gue akan bilang sama tante Karin kalau karin ikut kencan buta" teriak Dena yang bikin langkah Rival terhenti. Dena tidak tau kalau ucapannya sangat berpengaruh apalagi kali ini dia melihat urat wajah Rival yang memperlihatkan amarah

" loe mau ngapain?" tanya Dena takut dengan langkah Rival yang mendekatinya. Namun yang terjadi Rival berjalan melewatinya dan berjalan menuju Nayya

" kak jangan dengarin ucapkan Dena ya, itu semua memang benar dan kalau kakak dengar kakak harus tutup mulut jangan sampai bunda sama papa tau, kalau sampai mereka tau aku akan menyampaikan ke kak Xavier kalau menjelang kesini kakak ketemuan dengan salah satu teman laki-laki kakak" ucap Rival dan kata-kata menekan Nayya dengan ancaman namun dia sadar kalau telah melakukan ancaman itu. Setelah berbicara mencium pipi Nayya dan berbalik meninggalkan Nayya dengan pikiran mencerna ucapan Rival

" dan untuk kak Dena, kalau sampai kakak ngasih tau mereka aku akan bilang sama semua keluarga kakak kalau kemarin kakak bukan pergi belajar kelompok tapi pergi double date "

" RIVAL.." teriak Dena dan juga Nayya yang mengerti dengan ucapan Rival dan siap-siap aja kalau mereka berdua akan dihakimi oleh orang yang bersangkutan. Xavier yang sedari jadi pendengar sekarang fokus melihat ke arah Nayya yang tak berani melihat ke arahnya dan ingatkan dia untuk menanyakan siapa laki-laki yang ditemui istrinya karena dari tingkah Nayya dia membenarkan apa yang di katakan Rival

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang