Chapter 42

2.5K 123 2
                                    

Nayya tidak tau kenapa dia kesal karena mengetahui profesi suaminya yang padahal bukan masalah besar. Bahkan hal itu masih berlangsung sampai pagi hari, Nayya nggak mau menyapa Xavier namun dia tetap menyediakan kebutuhan suaminya.

Di meja makan Nayya berlaku seolah-olah tak terjadi apa-apa. Dia berkomunikasi seperti biasa dengan Xavier namun saat mereka hanya berdua Nayya kembali diam. Xavier yang sudah jengah menghampiri istrinya yang lagi duduk di pinggir kolam ikan yang ada di rumahnya.

" abang gak suka didiamin, lebih baik adek bicara atau sekalipun adek memaki abang" ujar Xavier namun Nayya masih ingin mempertahankan pendiriannya dan memutuskan untuk berdiri namun tangannya ditahan dan ditarik oleh Xavier hingga akhirnya Nayya berada dipangkuan Xavier

" abang apa-apaan sih?, gimana kalau adek masuk kolam?" bentak Nayya tanpa sadar kalau dia masih dalam mood mendiamkan Xavier

" jadi masih bisa bicara?," goda Xavier. Nayya yang sadar mencoba untuk menjauh namun lilitan tangan Xavier membuat dia tak bisa menjauh.

" katakan dan tanyakan apapun yang adek inginkan!, jangan diamkan abang seperti ini" jelas Xavier dengan memainkan rambut Nayya yang menenggelamkan wajahnya di dada Xavier

" masih mau diam?"

" adek gak tau mau ngomong apa, cuman lagi gak ingin bicara sama abang"

" gak tau atau gak mau?, padahal otak adek menyimpan banyak pertanyaan" ucap Xavier sambil mencium pucuk kepala Nayya yang memang berada di dagunya

" sok tau"

" adek jangan bohong, abang tau adek menghindari abang"

" udah tau masih aja bertanya" gumam Nayya yang lebih ke mengerutu. Xavier yang mendengar gerutu Nayya tambah gemas  dan makin mengeratkan pelukannya

" masih siang, jangan sering berdua" seru mama Xavier yang berdiri tak jauh dari arah mereka dengan sang oma

" kita udah sah ma, oma" respon Xavier santai sedangkan Nayya sudah bersusah payah menjauhkan dirinya dati Xavier

" tapi kamu juga harus mikirin perasaan Nayya, lihat dia tersiksa"

" dia hanya malu ma, padahal dia mau" jawab Xavier yang langsung mendapatkan pukulan kuat dan membuat Xavier reflek melepaskan pelukannya di pinggang Nayya hingga tubuh Nayya tak seimbang dan terjatuh namun sebelum itu tangan sudah bergelayut di leher Xavier dan membuat mereka berdua sama-sama masuk ke kolam.

" kalian ngapain berenang pakai baju kayak gitu?" tanya Lili yang datang dengan Siska dan pertanyaannya terdengar seperti sindiran

" mereka tadi romantisan disini, tapi karena kaget di goda tante jadinya kayak gitu" jelas sang oma dengan sisa tawa di wajahnya. Bukannya senang mereka malah mencibir ke arah Xavier dan Nayya

" ya udah Xavier bawa istri kamu ganti baju sana!" seru mama Xavier

" iya ma" jawab Xavier yang membantu Nayya untuk keluar dari kolam. Xavier tau kalau istrinyabitu kesusahan karena pakaian yang dipakainnya jadi berat karena basah

" maafkan abang"

" udaah dimaafin malah melakukan kesalahan yang lain" gerutu Nayya yang berjalan lebih dulu meninggalkan kolam renang namun sebelum itu dia menyalami kedua orang yang lebih tua darinya. Setelah sampai di kamar Nayya langsung berjalan masuk ke kamar mandi dan tak lupa membawa baju gantinya.

" Akhhh..abang kenapa abang main masuk aja" teriak Nayya saat pintu kamar mandi terbuka dan melihatkan sesosok Xavier tengah berdiri dengan senyuman mania dan tanpa rasa bersalah ikut masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Nayya sudah merah karena menahan malu karena keadaannya sekarang hanya memakai tentop miliknya dan ini kali pertama ia dilihat oleh Xavier dalam keadaan seperti ini

" abang keluar dulu, adek belum siap" gerutu Nayya mencoba mendorong Xavier dengan sebelah tangannya sedangkan tanganya yang lain menutup tubuhnya

" abang udah kedinginan, kalau lama menggunakan pakaian basah nanti abang masuk angin"

" tapi adek belum selesai abang, ya udah kalau gitu adek aja yang keluar" final Nayya namun tangannya di tahan oleh Xavier.

" kalau adek yang keluar nanti adek masuk angin, lebih baik kita ganti aja"

" tapi bang?"

" gak ada penolakan" seru Xavier dengan nada tegas dan tak ada kesempatan untuk Nayya menolak lagi. Nayya meliluh berdiri diam menunggu Xavier selesai mengganti bajunya dan pastinya dia membelakangi Xavier

" kenapa masih belum ganti?, apa adek mau abang yang bantu gantiin?" meskipun dengan kata-kata rayuan tapi nada bicara Xavier tidak terdengar seperti godaan akan tetapi lebih ke perintah mutlak. Apalagi sekarang kedua tangan Xavier telah bertengger di bahu Nayya. Nayya tak tau apa yang harus dilakukannya sekarang dadanya berdetak kencang dan itu membuatnya sesak apalagi  Xavier sekarang telah membalikkan badanya, Nayya tak berani mengangkat kepalanya dia benar-benar malu dengan kelakuan Xavier.

Xavier tanpa rasa malu  membuka pakaian dalam bagian atas milik Nayya dan membalut tubuh istrinya dengan handuk. Setelah itu dia berlalu pergi dari kamar mandi karena dia tak mau terjadi hal yang diinginkan apalagi ini adalah kamar mandi. Setelah kepergian Xavier tubuh Nayya merosot, kakinya tak sanggub lagi menahan bobot tubuhnya.

########

komen dan Vote ya Guys

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang