Chapter 41

2.5K 122 0
                                    

Alhamdulillah cerita Jodohku udah Chapter 41. Terimakasih kepada teman-temannya yang sudah menyukai cerita ini. Salam kenal untuk kalian

##############################


Nayya dari tadi menahan kesal saat tamu undangan berkelakukan menjijikan bahkan tidak satu tapi beberapa dari mereka merayu Xavier seperti tak punya malu. Nayya jadi berfikir keras apa pekerjaan suaminya kenapa banyak sekali tamu yang cantik datang?

" kenapa?"

" mereka siapa?, kayak nggak punya malu aja" jawab Nayya yang membuat Xavier tersenyum senang. Entah kenapa hatinya menghangat melihat Mingyia marah dia di dekat wanita lain. Meskipun itu bukan cemburu tapi itu sudah membuat dia merasa dimiliki

" abang kenapa tersenyum?"

" abang hanya bahagia karena adek marah kayak gini,"

" lagi serius?"

" abang emang serius adek, abang lagi bahagia karena melihat adek marah, serasa kalau disini itu sudah ada rasa" jawab Xavier dengan tatapan serius

" terus saja kayak gitu sampai bumi jadi segi empat" gerutu Nayya

" lucu" goda Nayya sambil menyentuh dagu Nayya yang langsung di henpaskan oleh Nayya

"lagi nggak ngelucu"

" benaran, hai lihat abang!"

" apaan sih kak?"

" abang ingin memberitau sesuatu"

" jangan becanda!"

" abang serius"

" ya apaan?"

" mereka ada disini?"

" siapa?"

" arah jam 7, salah satu mereka ada disini"

" Liana?, kakak apa aku nggak salah lihat aku melihat disan ada Liana Zein dan Rizki" ada gurat bahagia di mata Nayya namun juga ada keraguan takut kalau apa yang dia lihat salah

" arah jam 1"

" ayah ibu" gumam Nayya tanpa dia sadari air mata mengalir begitu saja dan langsung memeluk Xavier sambil menggumamkan terimakasih

" jangan nangis!, malu dilihati orang banyak, hari ini kamu udah dua kali nangis, nanti orang nyangkanya kamu nikah paksa sama aku" ucap Xavier menenangkan Nayya tapi bukanya tenang Nayya malah memukul dada Nayya dengan kekuatan yang tersisa

" aku mau ke tempat ayah ibu" mohon Nayya yang langsung di tanggapi Xavier. Dengan pelan Xavier menuntun agar tidak terjatuh karena sepatu dan baju Nayya yang sedikit menyusahkan untuk berjalan. Sesampai di tempat yang mereka tuju, Nayya langsung menghambur ke pelukan ibunya.

"  dek apo anak ibu?"

" baa kok duto bu?"

" ibu hanyo nuruik an kecek Ahmad" jawab ibu Nayya. Nayya yang sudah terlalu kesal dengan kelakuan Xavier rasa ingin memasukan Xavier ke lubang semut

" sebenarnya hidup abang penuh dengan kebohongan atau kejutan?"

" kebohongan untuk memberikan kejutan kepada istri abang"

" makasih bang" seru Nayya sambil meluk tubuh Xavier.

" pengantin baru pelul-pelukkan nggak malu kak sama bocah kayak kita?" ledek Rival yang berjalan medekati mereka dengan Zein dan yang lainnya. Mendengar itu Nayya langsung menjauhkan tubuhnya dari Xavier dan menunduk malu.

" Val ang ko hobby bana buek malu nga,"

" urusan Aden kenapa ang yang marah?" balas Rival mengudang tawa semua orang karena bahasa campur yang digunakan oleh Rival

" Nggak usah pake bahasa minang kalau kamu nggak ngerti" ledek Dena yang suaranya masih terputus karena tawanya yang masih belum hilang

"  ledek aja terus, awas nanti kalau aku bikin jadi prekedel" geram Rival.

" maaf deh,"

" Kak Nayya kita belum kasih kita selamat sama kakak, oh ya kita punya hadiah buat kakak"

" kita?"

" hm, kita. Kemarin aku dan yang lain pergi ngacak pasar mencari hadiah yang cocok buat kakak dan syukur alhamdulillah hadiahnya ketemu dan sekarang udah kita tarok di kamar pengantin"

"kamar pengantin?"

" uni,, muncung uni tu tanyo taruih se ma, ndak ado yang lain lai?"

" maklum Liana, kan kak Nayya nggak tau kalau kamarnya yang pertama sudah di robah jadi kamar pengantin"

" kok bisa ilau ndak tau?"

" karena kakak kamu ini di suruh tidur disana malah ngungsi ke kamar  yang di tempati oleh kak Ahmad, dan kalau kamu nanya kok bisa mereka pisah kamar? itu karena mereka dipingit tapi dasarnya kak Nayya yang pemberontak jadi dia malam-malam menyelinap ke kamar kak Ahmad, kamu ini sama aja sama kak Nayya suka nanya" jelas Rival yang tadi menjelaskan dengan suka rela tapi saat melihat raut wajah Liana yang ingin bertanya membuat Rival kesal. Sedangkan Nayya yang mendengar penjelasan Rival ingin melempar Rival ke laut.

" kak Agresif ya?" goda Zein

" Zein jangan ngomong!, oh ya Rahma mana kok aku nggak lihat?"

" anak e banyak gaya jadi dari pado buek malu jadinyo ni Rahma jo uda sabanta se disikonyo"

" kak Ahmad, teman-teman kakak semuanya artis ya?, apalagi di depan banyak wartawan"

" kalian gak tau kalau kakak aku inu seorang fotografer?"

" fotografer?, ya ampun benar kenapa aku bisa lupa, ya ampun kak Nay  beruntung banget dapat kak Ahmad" ucap Rival yang akhirnya sadar siapa Xavier. Sedangkan Nayya menatap Xavier dengan tatapan yang tak dapat diartikan

" pantas kalau tiap pergi sama kita selalu bawa kamera ya ternyata itu alasan" tambah Zein yang ingat kalau mereka pergi bersama selalu ke tempat yang bagus menjadi objek

Xavier menyesal karena tak memberitau Nayya karena sejak ucapan Dena tentang siapa dia Nayya seperti menghindari dirinya bahkan saat setelah di kamar pengantin Xavier di tinggal tidur oleh istrinya. Xavier menghembuskan nafas kasarnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi Xavier bergabung ke tempat tidur dan memeluk tubuh istrinya namjn sebelum itu Xavier mencium pucuk kepala Nayya dan saat itu dia melihat ada sisa air mata dimata Nayya. Xavier tau dia salah karena tak memberitau apa pekerjaannya kepada Nayya akan tetapi dulu dia berfikir kalau Nayya tau siapa dirinya namun pikirannya salah karena istrinya adalah seseoarang yang tak peduli dengan orang yang berstatus seperti diringnya.

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang