Chapter 8 ✔

4.1K 214 0
                                    

Kemarin sore Dena sudah kembali pulang ke rumahnya karena mama dan kakaknya kembali. Dan selama tinggal bersama Nayya selalu mencoba membuat Dena bahagia dan melupakan kalau dia telah di tinggal oleh kakak dan mamanya.

Pagi hari saat baru bangun pagi merasa aneh karena beberapa hari ini dia selalu punya teman untuk tidur. tapi semalam gak lagi. Dena telah kembali ke kamar miliknya. Sebangun dari tidur Nayya langsung keluar dari kamarnya dan turun dengan keadaan yang tidak dikatakan baik, bahkan sangat buruk karena dia tidak memakai kerudung, ditambah rambutnya hanya diikat asal.

Saat berjalan kearah ruangan keluarga betapa kagetnya dia karena tidak saja omnya disana melainkan juga ada Xavier dan mamanya, dan sialnya mereka semua melihat kearah dirinya dengan cepat Nayya berbalik dan berlari menaiki tangga.

" Nayya kenapa?" bingung mama Xavier saat melihat kelakuan Nayya.

" Nayya tidak mengenakan kerudungnya mbak. Karena Xavier, dia jadi lari kembali ke kamarnya" jelas Karin tentang apa yang dilakukan oleh Nayya.

" apa dia tau kalau Xavier datang melamarnya?" tanya mama Xavier karena masih tidak mengerti dengan maksud Ivan. Padahal maksud tante Nayya, Nayya berlari karena dia tidak menggunakan kerudung sedangkan disana ada Xavier yang bukan muhrim.

"mbak tenang saja, seperti yang direncanakam, Nayya nggak bakalan tau tentang itu semua, Nayya lari itu karena dia nggak mau dilihat dalam keadaan tidak memakai kerudung" lanjut Karin lebih menjelaskan lagi

" dia taat beragama ya?" gumam Xavier. Yang dapat di dengar oleh semua orang. Termasuk Ivan.

" tapi bagaimanapun Nayya masih kecil. Sikapnya itu tak menunjukan kalau dia belum sepenuhnya dewasa. Jadi tante harap kamu memaklumi kelabilan dia suatu saat nanti" jelas Karin. Meskipun hanya seoarang tante. Karin merasakan kalau anak kandungnya yang akan dilamar oleh Xavier

" saya akan berusaha kok tante" respon Xavier

"Dia juga selalu berantam sama Rival, terkadang saya pusing sendiri ladenin mereka berdua"

" menurut saya, mengusili Nayya yang polos adalah suatu kesenangan tersendiri bagi Rival" entah kenapa dia mengatakan hal itu, dan itu membuat ketiga orang yang ada disana tersenyum dengan ucapan dirinya

" kamu ini ada-ada aja, kesenangan apanya?, kamu nggak lihat Nayya selalu kesusahan karena tingkah Rival"

"gimana perjalanan kamu kemarin?" tanya Ivan mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

" ini semua juga berkat om. Jadi perjalanan saya dengan mama berjalan sesuai dengan diinginkan. Mungkin om telah mendengar langsung dari ayah Nayya. Dan saya harap mau membantu saya menjalankan sesuai rencana" jawab Xavier bahagia dia gak menyangka kalau perjalanan berjalan dengan lancar apalagi dia tambah bahagia saat medengar langsung jawaban dari Nayya meskipun hanya lewat telpon.

" tapi Xavier kalau tante boleh tau kenapa kamu tak mau Nayya tau?"

" gak tau juga tante. Saya hanya menginginkan hal itu. Saya tidak mau nantinya dia menolak karena dia tau siapa yang melamarnya" jawab Xavier. Dari awal dia memang berniat menyembunyikan hal itu dari Nayya karena dia takut seadainya Nayya tau dan tak suka maka Nayya akan menolak dan dia tidak mau hal itu terjadi. Bagaimanapun dia mau Nayya jadi miliknya. Hanya miliknya. Milik Xavier Ahmad Pratama.

" baiklah, kapan waktu yang telah kalian tentukan?"

" 1 bulan lagi"

"kapan kita akan mulai?"

" besok tante," semua telah jelas, karena sebelumnya Karin telah menawarkan kalau dia juga akan ikut serta menyiapkan semua yang di perlukan saat acara pernikahan nantinya.

Setelah pembicaraan mereka selesai akhirnya Xavier dan mamanya pamit pulang dan hal itu adalah hal yang sangat dinantikan oleh Nayya. Sedari tadi Nayya sudah sangat lapar tapi malu untuk kembali turun meskipun dia telah mengenakan kerudung.

" mereka ngapain pagi-pagi datang?" tanya Nayya yang baru saja bergabung dengan om dan tantenya. Setelah melihat kepergian Xavier dan mamanya.

" ada yang mereka bahas dengan om kamu, oh ya tante dengar kabar kalau kamu sudah di lamar, dan ibu kamu meminta tante untuk mengurus apa yang diperlukan disini"

" jadi om dan tante sudah tau" balas Nayya dengan sedikit lesu

" kenapa?, apa kamu gak senang kafena akan menikah?"

" ya gitulah tante. Tiba-tiba aku sudah jadi calon istri oranv padahal baru 23 tahun" jawab Nayya.

" apa kamu kenal dengan dia?" umpan tante karin dan di jawab dengan gelengan oleh Nayya

" terus kenapa kamu nerimanya?"

" yakin aja kalau dia orang yang baik. Menurut aku laki-laki yang berani nemuin ayah secara langsung patut untuk di pertahankan" jawab Nayya lantang.

" apa kamu terpaksa?"

" nggak om, aku ikhlas, yah meskipun ikhlas tidak boleh dikatakan, tapi aku sudah menerimanya, dan berdoa agar dia jodoh yang diinginkan Allah untuk aku"

" kamu anak baik, kamu tau kan jodoh adalah cerminan diri, jadi tante yakin kalau dia adalah orang yang baik?"

" insyallah tante," jawab Nayya dengan tegap dan meyakini apa yang dikatakan semua orang

" oh ya, jangan lupa besok, tante akan nemanin kamu pergi cari baju pengantin"

" besok?, kok cepat tante?"

" ibu kamu bilang, jadwal pernikahan kamu itu sudah di tentukan, satu bulan lagi kamu akan menikah,setidaknya 10 hari menjelang itu kamu harus pulang, dan sisa hari ini harus kamu gunakan sebaik-baiknya, jadi jangan di tunda"

" tante benar juga, oh ya om tante, aku mau minta izin mau jalan-jalan bosan di rumah"

" sendiri?, kamu nggak nungguin Rival pulang dulu"

" nggak tante, pergi sama dia itu sama saja dengan bikin malu, ulah dia itu selalu jadi sorotan orang banyak, iya kalau dia sendiri, ini dia jadiin aku sebagai alatnya"

" kamu yang sabar ya nak, ya udah kamu hati-hati" ujar sang tante yang direspon dengan senyuman dan anggukan setelah itu dia langsung keluar dari rumah dan berniat berjalan ke depan komplek untuk mencari kendaraan yang akan membawanya ke tempat yang dia inginkan. Tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depannya dan otomatis Nayya langsung menghentikan langkah.

" kamu mau kemana?" tanya seseorang dari dalam mobilnya yang berhenti tepat di samping Nayya

" kak Ahmad ngapain disini?" tanya balik Nayya saat melihat Xavier di dalam mobil yang berhenti di hadapannya.

"kenapa kamu nanya balik?, jawab pertanyaan saya tadi!" desak Xavier

" maaf kak, aku mau pergi ke.. Kemana aja lah asal aku bisa mendapatkan oleh-oleh untuk teman-teman aku yang di padang" jawab Nayya mencoba untuk santai.

" ya udah naik, saya akan mengantarkan kamu?" usul Xavier yang lebih tepat suruhan yang dari nadanya tak bisa dibantahkan.

" apa nggak repotin kak?, udah nggak papa kak, kakak duluan aja!"

" saya bilang naik!" ini bukan tumpangan tapi paksaan, nggak saja dari nada bicara tapi mimik wajah yang di pasang Xavier membuat Nayya nggak bisa menolak ajakan Xavier.

Mau gak mau Nayya naik ke mobil Xavier. Selain itu dia merasa bersyukur karena tak harus baik kendaraan umum lagi.

To Be Continue

...........................................................
.
.
.
.
.
.
.
.
Chie_Vaichy
Jangan lupa Follow ya 😉

Jodohku (End) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang