Nayya menimbang-nimbang apakah dia harus membuka lemari pribadi milik Xavier. Tapi mau gimana lagi, yang harus dia lakukan sekarang adalah mengambil baju milik Xavier lalu segera keluar dari kamar Xavier, semakin lama berada di kamar Xavier membuat jantung Nayya berdetak tak karuan.
Sekarang Nayya telah berada di kamar milik bibi pelayan rumah Xavier, satu-satu tempat Nayya bertanya dimana setrikaan adalah tempat dia berada sekarang dengan keadaan tengah malam menyetrika baju Xavier.
" akhinya selesai juga" gumam Nayya setelah menyelesaikan pekerjaanya.
" bi"
" iya nak, ada apa?"
" bisa bibi antarin baju kak Xavier ke kamarnya?"
" bisa. Sini bibi antarin. Tapi nak, kenapa den Achmad minta kamu melakukannya. Dan dari yang bibi lihat baju ini sudah lama tak den Achmad gunakan lagi"
" gak tau juga bi. Mungkin mood usil kak Xavier lagi kambuh kali" jawab Nayya enteng seolah-olah dia tidak ikut penasaran padahal sejak Xavier minta tolong kepadanya dia sudah memikirkan banyak kemungkinan.
" ya udah kalau gitu, bibi ke kamar den Achmad dulu"
" iya bi" balas Nayya dan dia juga ikut keluar kamar sang bibi dan berjalan ke arah kamar Dena, sebelum masuk ke dalam kamar Dena, Nayya dapat mendengar suara Xavier yang menanyakan keberadaan dirinya karena bukan dirinya yang mengantarkan pakaian Xavier. Tak ingin mengetahui lebih lanjut pembicaraan Xavier, Nayya memutukan masuk ke dalam kamar Dena. Dan tak keluar lagi.
Xavier, dan sebelum berangkat, sempat melihat ke pintu kamar Dena lalu berjalan pergi.
Sore hari Nayya berdiri di depan rumah, menatap ke arag rumah tentenya yang masih belum melihatkan ciri-ciri pemiliknya datang.
" mereka pasti akan pulang, nggak usah khawatir gitu" ujar mama Xavier yang baru saja datang dan melihat Nayya yang masih melihat kearah rumah omnya.
" bukan gitu tante, meskipun mereka belum pulang setidaknya aku bisa masuk ke dalam rumah itu, nggak mungkin aku harus nyusahin tante lagi" ujar Nayya yang benar-benar merasa tidak enak karena terlalu lama menompamg di rumah orang yang tak dia kenali.
" udah ayouk masuk, siapa bilang kamu nyusahin tante?" ajak mama Xavier yang berjalan duluan masuk ke dalam rumah. Sedangkan Nayya
masih memilih untuk tetap berdiri di tempat yang sama. Sebenarnya Nayya bukan saja merasa menyusahkan tapi dia juga merasa sedikit risih menggunakan baju Dena yang agak kecil dengan ukuran yang biasa dia gunakan, selain itu dia masih menggunakan kerudung yang sama sejak kemarin. Dan baunya juga sudah tak sedap." ayouk Nayya masuk, nggak baik anak gadis duduk di luar" teriak mama Xavier saat tak melihat Nayya mengikuti dirinya. Nayya berjalan masuk ke dalam rumah memgikuti mama Xavier yang telah duduk di sofa dengan wajah lelahnya sehabis pulang bekerja.
" ya udah sana mandi, ini tante beliin baju ganti buat kamu" ujar mama Xavier sambil menyodorkan paper bag ke arah Nayya.
"udah jangan bengong gitu, kita ini sama-sama perempuan jadi tante dengan mudah tau berapa ukuran kamu" jelas mama Xavier karena melihat keraguan Nayya menerima paper bag yang dia disodorkan kepadanya Nayya.
" makasih tante, ya udah kalau gitu aku mandi dulu" ujar Nayya setelah menerima paper bag.
" hm,,"
" oh ya tante, Dena dari tadi kok nggak pulang-pulang?" tanya Nayya saat dirinya tak melihat Dena pulang
" dia memang suka gitu mungkin lagi main di rumah temanya yang juga sepupunya" jelas mama Xavier, Nayya hanya bisa mengangguk dan berjalan masuk ke dalam kamar Dena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku (End) Proses Revisi
SpiritualBagi peminat baca cerita jodohku. Sabar ya, karena aku sekarang lagi merevisi cerita ini. Dan akan mengusahakan agar ada terjemahan bahasa Padang nya * * * Jodoh, tak ada yang tau siapa dia? dan kapan ia akan datang?. Begitu juga dengan Nayya, gadis...