13.Sisi lain Alan

103 5 0
                                    

Kegiatan sehari penuh telah selesai.Hari sudah malam. Semua sudah kembali ke kamar masing-masing termasuk Anin, Caca, Asiyla, dan Dini yang memang kedapatan satu kamar

Setelah menaruh tasnya Asiyla langsung keluar,katanya ingin ke taman belakang vila ini.Sedangkan Dini langsung masuk kamar mandi untuk bersih-bersih.

Anin dan Caca? Disinilah mereka berdiri di balkon kamar mereka yang menghadap langsung ke perkebunan teh yang sangat indah

"Ca mau nanya dong? "Anin memilih bersuara duluan karena sedari tadi
Caca memilih diam menatap kedepan dengan pandangan kosong

"Apa? "jawab Caca tanpa melihat Anin
"Tentang Alan"mendengar Anin menyebutkan nama Alan Caca langsung menatap Anin

"Apa yang kamu ingin tanyakan tentang Alan"Suara Caca seakan mengisyaratkan ia begitu penasaran

"kenapa Alan ga dua periode ya? " Caca yang ditanya begitu kembali memalingkan wajahnya ke depan,ia menghela nafas panjang

"panjang nin ceritanya "
"yaudah kalau tidak mau cerita tidak apa apa"
"panjang bukan berarti ga mau cerita kan"Jawab Caca

Caca menarik nafas panjang lalu menghembuskannya "Di SMA Mentari Osis itu di tuntut perfect,harus cerdas, memiliki sifat baik, tidak nakal ya gitu deh.Alan di sekolah adalah Alan the perfect man namun, sejak naik kelas sebelas Alan seperti sedikit nakal,pulang sekolah dia suka nongkrong bahkan suka ikut tauran, walaupun Alan di sekolah jadi anak baik-baik ga pernah bikin masalah tapi lama kelamaan sekolah juga tau kalau Alan suka ikut tauran, Alan udah diperingati sama sekolah bahwa dia itu Osis tapi masih aja Alan mengulang kesalahnya"Caca bercerita panjang lebar tanpa menatap Anin,dari wajahnya terlihat ada sebuah kekecewaan yang seolah ia sembunyikan

"padahal sudah sering aku bilangin, 'Alan harus berubah, Alan harus tetap jadi Osis, Osis butuh Alan, Osis butuh pengganti kak Damas'tapi Alan selalu bilang 'ga bisa ca,gue nyaman dengan apa yang gue lakuin, gue bosen hidup lurus-lurus terus,gue cowok gue anak SMA,gue berhak untuk nakal ca,yang penting sekolah gue baik-baik aja,gue ga bikin masalah di sekolah' Aku udah ga ngerti lagi cara bilanginnya "lagi-lagi Caca hanya bisa menghembuskan nafas panjang,Anin tidak mengerti mengapa Caca begitu peduli dan khawatir dengan Alan

Anin masih memilih diam bukan kerena ia tidak ingin merespons perkataan panjang Caca,hanya saja ia masih berfikir,ia ingin sekali menanyakan mengapa Caca begitu peduli dengan Alan, tapi Anin masih memikirkan kata yang tepat agar Caca tidak tersinggung

"makasih"Anin justru hanya bisa mengungkapkan itu

"untuk apa? "heran Caca

"untuk ngomong panjang lebarnya"

Caca tertawa "iya sama-sama aku suka kok ngomong malah aku paling ga bisa kalau di suruh diam"

"eh disuruh turun tuh,makan"kata Asiyla yang baru saja datang

Anin,Caca,dan Dini berjalan keluar sedangkan Asiyla malah masuk,mau ke kamar mandi dulu katanya

Selama perjalanan menuju lantai satu sedangkan kamar mereka lantai tiga, Anin dan Dini tidak banyak biacara sedangkan Caca selalu berceloteh ria membicarakan banyak hal termasuk kepusinganya mengurusi anak SMA Mentari yang susah di atur

Anin sudah mengambil makan ia duduk bersama Caca dan Dini pastinya

"haii Anin"Alan datang masih membawa piring yang sepertinya baru selesai mengambil makanan

"ihhh Alan ga sapa Caca"bukan Anin yang menjawab malah Caca ikut menyambar

Terdengar suara decak dari Alan "iya hai Caca"Sapa Alan mengalah,ia datang untuk menemui Anin bukan berdebat dengan Caca

"ih Alan pake seyum"Protes Caca

Alan memutar bola matanya malas, ia segera menengok ke arah Caca "hai Caca"Alan tersenyum lebar tapi Anin tau bahwa senyum itu sangat di paksakan

"ga cape nin kupingnya?"tanya Alan kepada Anin

"cape kenapa? "Anin berbalik nanya ia tidak mengerti dengan pertanyaan Alan

"nih dengerin Caca ngomong mulu"
Perkataan Alan sukses membuat Anin terkekeh

"ihhh Alan "Caca memajukan bibirnya

"hati-hati ya nanti malem"kata Alan

"kenapa? "lagi lagi perkataan Alan sangat misterius bagi Anin

"ga bisa tidur gara-gara Caca ngomong mulu"

Caca bersiap untuk memberi pelajaran kepada Alan namun Alan sudah menyelamatkan diri terlebih dahulu berlari ke meja Asiyla dan Damas,lalu menjulurkan lidahnya

Anin hanya mengangkat kedua bahunya pertanda ia tak peduli, Dini pun sama ia masih asik memakan tanpa mempedulikan emosi Caca yang sedang meluap-luap seolah Dini sudah biasa disajikan dengan pertengkaran Caca dan Alan

"selamat malam semua selamat menikmati makanannya ibu harap sehabis ini langsung tidur ya!agar besok pagi tidak kesiangkan karena sebelum pulang kita ingin mampir ke Gunung Tangkuban Perahu"ucapan bu Yani berhasil membuat semua orang yang di ruang makan bersorak gembira tentu saja mereka bahagia karena ini di luar jadwal yang sebelumnya di tetapkan

Sesuai anjuran bu Yani semua orang langsung masuk kamar entah mereka langsung tidur atau bahkan bermain ponsel dahulu, semua orang tidak sabar untuk besok,lumayan bisa berlibur sebentar sebelum senin kembali pusing dengan sekolah

...............

Halo semua

Ini pertama kali saya menyapa kalian
Terimakasih sudah baca sampai part sini

Saya minta maaf jika tidak puas dengan tulisan saya

Saya hanya pelajar yang mengisi waktu luang untuk melulis

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang