35.Dunia Ini Sempit

48 3 0
                                    

Anin sampai ke penginapan cukup malam, ia tidak langsung ke kamarnya. Ia memutuskan pergi ke kamar Ari yang berada di lantai paling tinggi. Setelah mengetuk pintu cukup lama kemudian Ari membukakan pintunya.

"Kenapa?" Tanya Ari dengan mata yang setengah terbuka sudah bisa di tebak ia sudah tidur.

"Besok pulang duluan,gue pulang bareng Alan" Mendengar penuturan Anin,Ari menggaruk kepalanya tidak mengerti dengan keadaan adiknya.

"Lo diapain sama Alan, heran"Anin mendorong tubuh Ari yang nyawanya belum sepenuhnya terkumpul membuat Ari hampir terjatuh.

"Gue mau latihan nanyi kak,ga usah mikir aneh-aneh"Ari tertawa dengan penuturan Anin, ia menyuruh Anin masuk dulu ke dalam kamar karena dari tadi mereka mengobrol di depan pintu.

"Terus lo pulangnya kapan?"Tanya Air sembari kembali merebahkan tubuhnya di kasur.

"Hari itu juga, mungkin sore atau malem kali ya nyampe rumahnya"Jawab Anin, setelah mengambil Air mineral milik Ari,Anin ikut duduk kasur.

"Tapi besok gue langsung ke Jakarta loh"Pernyataan Ari membuat Anin sedikit terkejut "Salsa ada urusan harus pulang"

Anin berfikir sebentar "Yah berati Key ikut pulang, jangan dong baru 3 hari ketemu dia"

Anin murung, apa ia harus membatalkan janjinya sama Alan. Ari diam, tidak langsung menanggapi ia juga tampak berfikir.

"Alan bawa motor kan?"Pertanyaan Ari di balas anggukan kepala.

"Yaudah gue bawa motor Alan ke Jakarta nganterin Salsa,mobil gue biar di bawa Alan, lo bertiga deh sama Key naik mobil"

Ide cemerlang Ari membuat Anin senang ia langsung menyetujuinya dan pamit keluar kamar Ari untuk menelpon Alan.

Anin menelpon Alan setelah ia sampai kamarnya,dengan mudah Anin berhasil membujuk Alan, Alan lemah jika Anin sudah meminta.

..................

Besokan pagi,Alan sampai penginapan Anin sejak pagi hari. Ia telah siap dengan membawa tas ranselnya.

"Nih jaga baik-baik mobil gue ya"Tutur Ari yang justru membuat Alan terkekeh.

"Santai si bang ama gue aman"Alan menjawab lalu melirik Anin yang berada agak jauh dari mereka "Termasuk adik lo"Lanjutnya dengan suara yang lebih pelan.

Perkataan Alan membuat Ari tertawa "Gue percaya lo"Katanya menepuk bahu Alan.

"Ari udah ayo berangkat, aku udah di telponin sama mama"Salsa memanggil Ari.

"Dah, hati-hati kalian "Keduannya berpisah di loby depan, Ari dan Salsa pergi ke parkiran motor dan mereka bertiga ke parkiran mobil.

...............

Mereka kembali ke tempat semalam, Alan pun meninggalkan mobil di tempat semalam ia meninggalkan motornya. Mereka kembali berjalan kaki untuk mencapai rumah abah.

Ternyata pemandangan pagi tidak kalah indah, selain jalan setapak yang lebih terang sehingga bisa melihat kebun teh dengan lebih jelas. Setelah mengambil gitar mereka kembali berjalan, cukup jauh dari saung semalam.

"Sampai"Alan menghentikan langkahnya tepat di pinggir tepi sungai yang airnya sangat jernih.

"Yaampun cantik banget secantik gue"Perkatan Key membuatnya tertawa sendiri, iya sendirian karena respons Anin dan Alan hanya menatap heran.

"Alan duduk di sana aja"Alan mengikuti arah tangan Anin yang menunjuk tepat di batu besar yang berada di tengah sungai.

"Yuk"Kata Alan. Keduanya kompak melepaskan sepatu yang mereka kenakan dan segera turun ke sungai, kebetulan sungai sedang tidak dalam dan arusnya tidak cukup kencang.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang