32.Masuk Rumah Sakit

59 6 0
                                    

"FINALLLL"Setelah mencetak poin terakhir yang memastikan timnya menang Alan langsung berlari ke arah Risky untuk ber-tos ria.

Kemenangan itu disambut tepuk tangan yang begitu gemuruh dari penonton terutama anak kelas XI-IPS 1.

Caca melihat kelasnya masuk final langsung berlari ketengah lapangan. "Kerja bagus teman-teman."Ia ber-tosan dengan satu-satu teman sekelasnya.

Alan berlari kearah Anin yang baru saja ingin keluar lapangan."Ga mau nyucapin selamat?"Tanyanya.

"Nanti aja,baru final.Belum menang final."Jawaban Anin justru membuat Alan terkekeh.

"Jadi di final gue lawan siapa? "Tanya Alan yang memang ia tidak tau.Karena ia tidak pernah menonton pertandingan lainnya, ia hanya bermain untuk kelasnya sisanya ia ke kantin, warkop,tidur di perpustakaan atau beberapa kali pulang lebih awal. Walau sebenarnya pulang lebih awal adalah ilegal.

Anin langsung membuka catatan yang selalu ia bawa-bawa selama acara berlangsung "XI-IPA 5."

Alan sempat terdiam heran.Kelas yang sama dipimpin oleh rival abadinya.

"Ya?" Finalnya besok kan? "Alan kembali bertanya.

"Iya, besok akan ada 6 pertandingan,3 final basket,3 futsal. Niatnya si gue pengen adain di lapangan ini aja,biar sekalian ramai dan penontonnya tidak terpecah"Jelas Anin panjang lebar yang menjaga-menjaga agar Alan tidak bertanya lagi.

Alan tersenyum sambil mengangguk. "Duluan"Kata Anin.

"Nin mau kemana? "Cegah Anin yang baru ingin pergi.

"Toilet bentar, abis ini juga ada pertandingan terakhir,futsal.Gue bakal balik lagi kok"

Alan tersenyum kembali, ia senang seakan Anin tau akan kekhawatirannya.

............

Anin berjalan di tepi lapangan berniat menghampiri Caca dan Alan yang sedang berbincang di tribun.

"Akkh"Anin meringis kesakitan begitu bola basket menghantam kepala sebelah kirinya.

"Maaf,sakit ya"Jemy,orang yang melempar bola basket itu menghampiri Anin.

"Jangan sentuh dia dengan tangan kotor lo"Alan segera menepis tangan Jemy yang ingin menggapai tangan kiri Anin yang masih memegangin kepalanya.

"Ngapain sih lo ikut-ikut aja"Kata Jemy yang terlihat kesal dengan kedatangan Alan.

"Lo kalau ga bisa main ga usah main, sok-sok an latihan besok juga kalah sama gue"Ucap Alan.

"Enak aja lo bilang. Besok gue yang menang"Balas Jemy tidak mau kalah.

Keduanya sibuk berdebat sampai tidak lihat Anin sudah berjongkok begitu kesakitan.

"Ih kalian malah berdebat,ayo aku anter ke UKS nin"Caca mencoba membantu Anin berdiri.

"Ayo gue bantu"Ketika Jemy mencoba membantu Anin tetapi Alan kembali dengan sigap mendorongnya.

"Gue aja"Sama halnya dengan Jemy belum sempat Alan menyentuh Anin sudah di dorong terlebih dahulu dengan Jemy."Gue yang salah,biarin gue yang bertanggung jawab"

"Bacot lo"Alan langsung menghantam pelipis Jemy sampai tersungkur lalu segera membantu Anin.

"Gue gendong ya nin"Izin Alan terlebih dahulu.

"Ga usah gue masih kuat jalan"Tolak Anin. Sebagai orang yang dulunya dekat dengan dunia basket membuat kepalanya beberapa kali terkena bola basket,sebelumnya ia juga tidak pernah sampai pingsan,hanya sakit kepala. Namun, benturan kali ini yang paling sakit dari sebelumnya.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang