Setetelah membayar ongkos Anin segera berlari kedalam sekolah sembari melihat jam tangan yang sudah menunjukkan angka 10 lewat 10.
Sesampainya di lapangan indoor yang sangat dipenuhi siswa-siswi,terutama yang kelasnya yang masuk final.Anin langsung menghampiri Caca dan bertanya,"Aku ga terlambat kan?"
Mendengar suara Anin,Caca langsung menengok mendapati Anin yang sedang menunduk sambil mengatur nafasnya. "Terlambat lah,kan mulai dari jam 8"
"Maksud aku terlambat.... "Suara Anin terputus begitu menegakan tubuhnya dan menghadap lapangan yang secara bersamaan Alan tersenyum melihat Anin berada di pinggir lapangan. Tidak bisa dipungkiri Anin terpesona melihat Alan dengan penuh keringat.
"Nin?"Itu adalah panggilan Caca yang ke-sekian kali baru di dengar Anin.
Anin menengok ke Caca"Kamu kok bisa masuk, kamu baik-baik aja kan?"Tanya Caca dengan khawatir.
"I'm fine"Anin tersenyum membuat Caca ikut tersenyum.
Begitu sampai di pengunjung pertandingan skor imbang hingga,Alan yang membuat pembeda dan berakhir kelasnya yang menang. Alan langsung memeluk Risky singkat.Setelah itu Alan tersenyum ke arah Anin dan Caca sambil merentangkan tangganya tanda ingin di peluk. Caca yang melihat langsung berlari ketengah lapangan menerima pelukan Alan. Alan membalas pelukan Caca sambil tersenyum ke arah Anin,jujur hatinya lebih menginginkan Anin yang menerima pelukannya.
Setelah melepaskan pelukannya bersama Caca,Alan segera menghampiri Anin sedangkan Caca memberi selamat kepada tim kelasnya. Alan merentangkan kembali tangannya di depan Anin, namun Anin hanya menjabat tangan kanan Alan sambil mengucapkan "Congratulations"
Walau ia kecewa dengan perlakuan Anin yang tidak mau memeluknya, ia tetap mengucapkan terimakasih karena Anin udah menepati janjinya."Are you okay?"Alan begitu khawatir dengan Anin walau kehadirannya membuat Alan begitu senang.
Anin menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis "Makasih ya, udah bela-belaian dateng buat gue"Kata Alan.
"Buat lo? Sepede itu kah? "Anin tidak habis pikir Alan memiliki tingkat kepedean tinggi.
"Terserah deh, buat gue lo disini untuk gue"Katanya sambil meminum sebotol air mineral.
Alan mengarahkan pandangannya ke sekitar dan berhenti di sisi lapangan melihat lawannya yang sedang duduk dengan wajah terpuruk. Tahun kedua, Alan kembali mengalahkan musuh bebuyutannya. Tahun kedua,yang dapat Alan pastikan gelar captain basket angkatannya berada dalam genggamannya.Dan tahun kedua pula, dirinya kembali perang besar dengan Jemy.
...............
Alan duduk bersama Anin di salah satu meja kantin yang tidak terlalu ramai, karena sebagian siswa tentu saja berada di lapangan.
"Nin besok malem barangkat bareng ya?"Anin yang sedang memakan mie ayam langsung menatap Alan bingung.
Alan kembali minum air mineralnya dan berkata "Ga mau ya? "
"Gue udah janjian sama Caca"Anin kembali memakan mie ayamnya,ia sangat lapar saat ini karena tadi pagi tentu saja iya tidak sempat sarapan.
"Yauda kita berangkat ber-3 aja"Anin hanya mengangguk untuk menyetujui sementara,nanti ia akan tanya lagi ke Caca. Alan memang terlalu menggampangkan segala sesuatu.
...............
Keesokannya waktu untuk mengambil rapot sebelum nanti malam ada party di salah satu hotel ternama di Bandung. Memang Anin yang dari awal merencanakan untuk membuat acara diluar sekolah karena jika di sekolah nanti setelah acara, sekolah akan sangat berantakan dan kacau. Oh iya, Anin juga mengajak kerjasama dengan ketua osis SMP Mentari. Jadi acara nanti malem itu SMA dan SMP,6 angkatan. Bisa dibayangkan bagaimana ramainya nanti malam. Bagi sebagian orang pasti begitu excited.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa [Selesai]
Teen FictionDitulis sejak 2018 dan selesai pada 2021 * Bercerita tentang seorang gadis cantik dan pintar Gadis yang jarang berbicara,tak mudah bergaul dan sangat tertutup Hari-hari yang ia lalui sangat lah datar Sekolah,rumah,tidur,makan,belajar dan terus saja...