Anin dan Sesil kembali ke lapangan menghampiri Caca yang sedang bermain ponsel sambil duduk di tepi koridor.
"Eh kamu dari mana? "Caca langsung bertanya ketika ia dikagetkan dengan kehadiran Anin.
"Nih nyamper Sesil"
Caca sedikit menundukkan kepalanya kesamping melihat muka Sesil yang sedikit tertutup Anin.
"Hai Sesil"Sapa Caca.
"Eh hai"Sesil sedikit terkejut dengan sapaan Caca.
"Belum mulai lagi pertandingannya ca? "Tanya Anin yang melihat lapangan cukup sepi
"Kan masih waktu istirahat"Kata Caca. Anin melihat jam tangannya lantas menggangguk.
"Nin kita ini terlalu sibuk apa gimana sih"Caca menjeda perkataan sambil terkekeh "Kemarin sampai lupa nanya kamu soal yang kamu ngikutin Alan"
"Kamu juga diem aja, ga cerita duluan, gimana kamu berhasil kan nemu Warkopnya, kamu liat apa disana? Ada siapa aja yang suka main ke sana?"Kata Caca secara beruntun.
Anin tidak langsung menjawab pertanyaan Caca yang banyak itu, ia menghembus kan nafas sedikit malas menceritakan kejadian yang membuat nyalinya sedikit menciut.
"Kemarin aku sih berhasil sampai Warkop itu, benar kata isu yang beredar benar-benar masuk permukiman kumuh, gang sempit yang berliku-liku, aku bisa pastiin kalau ga akan bisa kembali kesana karena memang aku lupa jalannya"
"Terus gimana ceritanya kamu bisa keluar dan kembali ke sekolah?"Pertanyaan bagus yang keluar dari Caca.
Anin menjelaskan semuanya secara runtun dan singkat namun bisa di mengerti dengan cepat, ia bercerita dari awal sampai Alan memintanya untuk berhenti mencari tau tentang itu.
"Jadi kamu menyerah?"Tanya Caca.
"Hanya sadar diri bahwa semua harus berhenti"Jawab Anin.
Caca jadi terdiam,bingung harus apa.Pemimpinnya saja sudah menyerah,segalanya bakal semakin susah.
............
Anin terus memetik gitarnya di atas kasur,entah lagu apa yang ia mainkan ia hanya memetik seenaknya menimbulkan suara yang memecahkan keheningan malam itu.
"Udah malem nin, berisik.Gua ada kelas pagi besok"Ari membuka pintu Anin tanpa ia ketok.
"Besok berangkat jam 6 ya"Ari masuk kedalam kamar mengambil gitar dari pangkuan Anin dan meletakkannya jauh dari ranjang tempat tidur.
"Sinting ya lo, hari biasa aja gue masuk jam 7,apalagi free day jam 8 baru rame,jam 6?lo nyuruh gue buka gerbang? "
Ari hanya terkekeh melihat Anin yang mengeluarkan sumpah serapahnya.Ia malah mendorong tubuh Anin pelan-pelan agar segera terlentang, menaikan selimut Anin lantas mengecup keningnya singat.
"Good night my little girl"Ari mematikan lampu kamar Anin dan menyiksa lampu kecil berwarna kuning.
Anin akhirnya tersenyum setelah Ari benar-benar hilang dari balik pintu.Karena Ari ia tidak merasa sendiri,orang tua mereka yang selalu sibuk kerja jarang memberikan perhatiannya kepada kedua anaknya tetapi kedua anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang baik serta cerdas dan tidak mengalami broken home seperti kebanyakan anak yang mengalaminya karena kurang perhatian orang. Kedua anaknya tumbuh menjadi siswa yang selalu berprestasi,tidak pernah merepotkan orang tuanya karena bertingkah yang tidak-tidak.
Hanya saja Anin menjadi sedikit pendiam dan tertutup ketika Dika meninggalkan Anin untuk selama-lamanya.Besar atau sedikit Dika berpengaruh dalam hidupnya Anin,Selain Ari selama 1 tahun Dika yang mengisi kekosongan hidup Anin, memberikan perhatian yang Anin tidak dapatkan dari orangtuanya,itu yang menjadi alasan mengapa Anin begitu terpukul saat Dika pergi karena Anin merasa kehilangan dari separuh hidupnya.
Anin melihat foto yang terpajang tepat di depan ranjang tempat tidurnya walau cahaya redup Anin masih bisa melihat foto dua pasang manusia yang tengah tersenyum.Foto pertamanya bersama Arsya Mahardika Wibowo.Disaat Anin mulai memejamkan matanya,sementara di tempat lain mata Alan masih belum ingin terpejam,ia terus memikirkan kejadian siang tadi sambil terus memutar suara Anin.Suara itu begitu indah di dengar kemarin malam tetapi seketika berubah sendu malam ini.
............
Keesokan harinya berjalan seperti biasa,Anin yang sudah datang di sekolah masih sangat sepi memilih menunggu di ruang Osis daripada di kelas.
Setelah mendapatkan pesan dari Caca,Anin segera keluar ruang Osis menuju lapangan karena sebentar lagi pertandingan akan dimulai.
"Nin tumben Alan ga ganggu kamu"Tanya Caca begitu melihat Alan hanya menyelonong melewati Anin dan Caca.
Sedangkan yang ditanya hanya mengangkat kedua bahunya.Pikir Anin lebih baik memang seperti itu,bahkan ia mengharapkan dari dulu.
...............
Sesil main ke rumah Anin,tidak ada alasan khusus yang membuatnya ingin main, hanya karena Ari tidak bisa jemput lalu Anin pulang bareng Sesil naik sepeda motor Sesil dan Sesil mampir ke rumah Anin.
Di jam-jam seperti ini rumah Anin selalu sepi, Anin langsung saja mengajak Sesil ke kamarnya.
"Ah nikmat banget yang namanya tiduran"Disaat Anin masih membereskan tas dan sepatunya, Sesil sudah menyelonong tiduran di kasur Anin.
"Lo serius ga pengen cerita apa tentang itu"Sesil menujuk fotonya Anin dengan Dika yang berada tepat di depannya.
"Dia mantan gue"Anin menyerah, sudah saatnya ia cerita pada Sesil
"Oh gagal move on nih?"Sesil tertawa dengan keras.
Anin diam,membiarkan Sesil melakukan apa yang ia inginkan.
"Udah lah nin,mendingan lo cepet- cepet move on, paling dia udah bahagia sama cewek lain,cowok ganteng begitu mah udah pasti abis putus langsung punya pacar lagi"Kata Sesil dengan bijaknya.
"Gue ga akan melupakannya. Apa lo bilang punya pacar lagi? Emang ada yang mau pacaran sama mayat? " Ucap Anin melohok pendengar Sesil.
"Mayat? "Tanya Sesil bingung.
"Dia udah meninggal Sil"Nada bicara Anin yang pelan namun terdengar menyakitkan.
"Eh maaf gue ga tau lo ga bicara dari awal si"Sesil bangun dari posisi tiduranya. "Ayo ceritain semuanya sama gue nin"
"Apa lagi yang mau lo tau? "
"Semuanya!"Anin menghembuskan nafas,bingun ingin cerita dari mana.
"Hm... Awal siapa namanya?"Inisiatif Sesil yang tau Anin kebingungan.
"Arsya Mahardika Wibowo"
"Nama yang bagus, seperti mukanya"Sesil terkekeh itu kesekian kalinya Sesil memuji ketampanan Dika.
"Meninggal karena apa? "Tanyanya lagi.
"Gagal ginjal "
Sesil menepuk tangannya sekali "Gue ngerti,pasti dia ga cerita apa-apa tentang penyakitnya,terus tiba-tiba dia meninggal terus lo syok"Kata Sesil dengan bangganya.
"Salah"Kata Anin cepat "Gue tau penyakitnya dari awal bahkan gue yang sering antar dia ke rumah sakit untuk cuci darah"
"Ah gue kira cerita hidup lo sama dengan cerita novel yang gue baca nin"Walau salah Sesil masih saja bisa tertawa.
"Apa move on sesusah itu ya? Gue bingung,banyak banget orang yang gagal move on"Pertanyaan Sesil lebih seperti pernyataan,Anin tidak tertarik untuk menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa [Selesai]
Teen FictionDitulis sejak 2018 dan selesai pada 2021 * Bercerita tentang seorang gadis cantik dan pintar Gadis yang jarang berbicara,tak mudah bergaul dan sangat tertutup Hari-hari yang ia lalui sangat lah datar Sekolah,rumah,tidur,makan,belajar dan terus saja...