38.Masuk Sekolah

31 3 0
                                    

Hari pertama sekolah Anin sudah di kagetkan dengan dua bungkus coklat yang berada di kolong mejanya, sebenarnya sudah beberapa minggu sebelumnya liburan pun Anin mulai rutin mendapatkan coklat dengan merk yang sama setiap harinya. Namun kali ini ada dua, dan satu coklatnya ada tulisannya di sticky note.

Sesil langsung menatap lekat coklat yang di tempel tulisan "Di makan ya nin, jangan di kasih buat Sesil." Sesil tersenyum sinis begitu yakin siapa si pengirim coklat ini.

Brak
Sesil membanting coklat di atas meja laki-laki yang ia curigai "Luthfi pasti nih coklat dari lo kan"

Satu kelas langsung menatap ke meja dekat pintu itu. "So tau lo"Katanya.

"Gue yakin banget ini lo, kita udh sekelas 1 tahun waktu smp, dan sekarang SMA hampir 2 tahun, gue kenal banget tulisan lo"Ucap Sesil mantap.

"Mirip kali"Luthfi masih coba ber alibi.

"Oke mungkin itu kebetulan,oke mungkin cuma mirip. Tapi cuma lo yang tau setiap coklat yang ada di meja Anin buat gue, itu bukan kebetulan kan"Luthfi bungkam ketika Sesil mengucapkan fakta itu, memang waktu itu Luthfi pernah mergoki Anin yang sedang memberikan Sesil coklat padahal coklat Anin berikan pun hasil dikasih.

"Lo suka ya sama temen gue? "Sesil dan Luthfi masih menjadi sorotan kelas.

"Iya" Jawab Luthfi pelan, satu kelas langsung mencie-cie kan sedangkan Sesil tertawa.

"Cemen banget si cara lo, Alan aja yang deketin Anin secara gentle belum di terima-terima.Dah lah fi, cari cewek lain dah lo"Sesil menepuk bahu Luthfi, perkataan Sesil berhasil mengundang gelak tawa satu kelas.

Sesil kembali ke mejanya suara tawa dan sindiran buat luthfi selesai begitu bel berbunyi, serempak satu kelas langsung berjalan keluar kelas untuk mengikuti upacara bendera.

Upacara berjalan lancar dengan amanat yang cukup panjang oleh pak Adi.Sesil terus mengibas-ngibas tanganya ke arah muka karena terlalu panas sedangkan Anin membiarkan bulir-bulir keringatnya turun dari dahi hingga pelipis. Setelah upacara selesai Anin langsung masuk ke kelasnya dan hanya perlu 5 menit
seorang guru Geografi memasuki kelas.

"Anak-anak kita ulangan ya"Ucap bu Dira.

"Bu pertemuan selanjutnya aja ya"Ucap salah satu murid.

Bu Dira tersenyum "Ga ada penawaran ya,kalian kan sudah tau pelajaran saya awal semester pasti ulangan"Jawabnya sambil mengeluarkan kertas soal dari map.

"Ayo cepat taruh tasnya di depan dan ambil soal ini"Semua murid hanya bisa menurut dan mengikuti perintah bu Dira.

............

Keesokan harinya setelah istirahat kedua, Anin mendapatkan kabar bahwa ia di tunggu pak Erik di perpustakaan,tanpa menunggu Sesil kembali dari kantin, Anin memutuskan langsung pergi padahal ia tau nantinya Sesil akan bertanya-tanya saat dirinya tidak ada di kelas.

"Anin mau ke perpuskan?"Di tangga ia tidak sengajak bertemu seorang laki-laki yang tentu saja Anin tidak kenal.

'K A F I'Perlahan Anin mengeja name bag cowok tersebut.

"Ayo bareng"Karena tidak kunjung mendapat jawaban Kafi kembali berbicara.

"Ah iya"Anin tersadar, sepertinya itu cowok yang juga mengikuti olimpiade,mungkin anak IPA.

Sesampainya di perpustakaan mereka segera menghampiri pak Erik dan menunggu beberapa orang lainnya. Pak Erik menjelaskan tentang rencana mempersiapkan olimpiade.Singkat cerita kedepannya mereka akan lebih sering meninggalkan pelajaran untuk kelas tambahan sesuai dengan bidang yang mereka akan ikutin.

Setelah semua mengerti mereka di bubarkan untuk kembali ke kelas masing-masing.

...............

Setelah pulang sekolah Osis mengadakan rapat dadakan di ruang Osis, ini atas permintaan Asep,ia juga menginginkan rapat ini tertutup hanya kelas sebelas yang di ajak rapat, sedangkan kelas sepuluhnya hanya Angga.

"Jadi kenapa sep lo ngajak rapat dadakan gini"Anin memulai bicara karena Asep pun masih bungkam.

Asep menghela nafas lalu membenarkan posisi duduknya "Kalian udah tau tentang lima anak sini yang di tahan polsek semalem?"

Semuanya menggelengkan kepala terkecuali Risky "Gue udah denger si, yang gue tau dua anak kelas duabelas Ips,dua anak kelas sebelas Ips dan satunya anak kelas sebelas Ipa"

"Gue ga ngerti si kayanya sekolah nutup-nutupin ini,gue ga paham kronologinya itu antara warkop yang di grebek polisi atau warkop yang di serang sekolah lain"Jelas Asep yang sepertinya paling tau diantara lainnya.

"Anin serius mau berhenti cari tau tentang warkop? "Tanya Caca dengan hati-hati.

"Kalian mau ngelanjutin? "Anin justru balik bertanya.

Angga memetikan jarinya "Aku si yes"Katanya dengan cengiran.

"Terserah lo keputusan ada di tangan lo"Ucap Asep dengan bijaksana.

"Gue punya ide si"Kata Anin
"Apa? "Jawab Caca antusias.

"Kita kirim salah satu dari kita untuk jadi bagian dari mereka"Kata Anin mengungkapkan ide yang sebenarnya sudah lama ia simpan sendiri.

"Ga bisa, ga semudah itu mereka masukin orang, dia ga akan mau nerima bagian dari osis"Kata Asep memberi argumen.

"Gue ada ide, tapi ini terdengar gila"Kini Risky mulai berbicara.

"Apa? "kata Anin.

"Lo pacaran dengan Alan,kurang lebih Alan punya pengaruh yang cukup besar,pasti lo bisa keluar masuk dengan mudah,tapi lo tetap bersikap lo memihak ke mereka"

Semuanya melongo kaget dengan ide gila dari Risky apalagi Anin yang harus jadi kelici percobaannya. "Enggak gue ga setuju"Jawab Anin capat.

"Jangan, kasian Anin. Lo aja ky, lo kan temenan sama Alan"Kata Caca.

"Lo juga kan temanan sama Alan"Kesal Risky. "Denger ya gue emang temenan deket sama Alan tapi kalau ada pergaulannya yang ga sejalan sama gue, ya gue ga pernah ikut campur. Ini ini yang banyak orang ga tau, semua orang taunya gue deket banget sama Alan, tapi semua orang ga tau aja kalau masalah itu Alan ga pernah cerita apa-apa sama gue. Gue ga bisa tiba-tiba jadi ikut ke Warkop,ga cuma Alan yang bakal curiga tapi semua orang disana juga curiga"Risky menjelaskan dengan menggebu-gebu entah mungkin ia menahan amarahnya.

"Kak Caca pengen ini dilanjutin ga?"
Entah kenapa Angga bertanya.

Caca menganggukan kepala sebagai jawaban. "Yaudah lo aja kak Caca aja yang pacaran sama kak Alan"

"Gue setuju si"Saran Angga disetujui Asep.

"Lo juga aneh berdua, udah tau Alan sukanya sama Anin bukan sama Caca"Jawab Risky cukup masuk akal. Jika saja Caca tiba-tiba deketin Alan, pasti akan mencurigai.

"Risky kok sinis banget sama Caca?"Suara Caca melemah.

"Lo-nya aja Ca---"Suara Risky masih dibilang cukup tinggi.

"Udah ky jangan bentak-bentak Caca"Ucap Asep.

"Udah udah kok kalian jadi berantem si, gue akan usahain tapi gue ga janji"Akhirnya Anin kembali bersuara.

"Tapi nanti Alan curiga ga kalau tiba-tiba Anin baik"Tanya Asep.

"Ini nih yang kalian ga tau, Anin udah ga jutek kok udah biasa kok sama Alan, kemarin abis liburan bareng di Lembang, abis ngabisin malem tahun baru bareng, abis menangin kontes nanyi itu apalagi belakangan ini mereka sedang dekat-dekatnya karena mempersiapkan olimpiade "

Anin berdecak kesal dengan penuturan Risky. "Dah lah gue mau pulang, kakak gue dah jemput "Anin segera keluar ruang Osis.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang