22.Hari bersama Alan (2)

78 7 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir UAS.Selama seminggu Anin benar-benar menghabiskan waktu dengan Alan. Terkadang Alan yang selalu cari-cari alasan untuk mampir ke sini mampir ke sana,seperti sengaja di buat agar Anin menghabiskan waktu lebih lama dengan Alan.

Walaupun Anin sering tidak mau tapi ujung-ujungnya ia harus mengalah, melihat kondisinya yang payah membuat ia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Besok jalan yu udah abis UAS ini"Kata Caca. Mereka; Anin, Alan, Caca, Risky,dan Angga sedang berada di kantin.

"Mau kemana sih ca? "Tanya Alan. Semenjak Alan menghantar jemput Anin ia sudah tidak pernah makan di kantin lagi, ia lebih milih di dalam kelas menemani Anin. Ini kali pertama,Alan memaksa Anin untuk ikut dengannya makan di kantin.

"Kemana pun,asal sama kalian hehe"Caca tertawa, sebenarnya hanya dia yang tertawa yang lainnya hanya menatap Caca malas.

"Cafe Pelangi lagi ada menu baru,boleh tuh"Usul Angga. Anin tentu saja tidak asing dengan Cafe itu, Cafe yang menjadi saksi kesusahan Anin dan Angga membuat visi-misi tapi ujung-ujungnya dibuat hilang oleh Angga.

"Boleh"Risky mengangguk.

"Gue ga ikut,"Kata Anin.

"Kenapa? "Tanya Alan "Anin ga ikut, gue juga"Putus Alan.Dasar Alan kerjaanya ngikutin Anin mulu.

"Ga seru ah lo"Kesal Angga. Kalau Anin doang yang tidak ikut si tidak masalah, ini Alan juga ikut-ikutan,kalau sedikit kan ga seru.

"Gue ga mau repotin kalian"Lagi-lagi dan lagi-lagi Anin selalu bicara tentang kelemahannya saat ini, padahal cuma mendorong kursi roda,tidak ada yang keberatan juga.

"Enggak kok nin, lo ga ngerepotin kita, kan lo ngerepotin Alan"Celetuk Risky.
"Sialan lo ky"

Alan sudah bersiap ingin memukul Risky tapi ia tahan untuk tetap jaga citra baiknya di depan Anin.

"Ikut aja nin, sakalian kita bicarin class meeting,ini kan udah akhir semester "Kata Caca seusai tertawa terpingkal-pingkal.Selain Alan dan Risky, Caca juga mempunyai rumor yang cukup rendah.

"Bukan sebaiknya kita mengadakan rapat Osis aja, kalau mau menrencanakan itu?"Heran Anin,merasa tidak setuju dengan Caca.

"Memang harus ada rapat Osis, tapi pertamanya harus dibicaran sama intinya dulu, baru jika udah tau apa yang ingin dikerjakan, baru rapat Osis dan jelaskan kepada anggota apa yang ingin dilakukan, sekalian bagi-bagi tugas, atau vote jika banyak opsi yang diragukan,"Kata Alan panjang lebar, Caca mengacungkan jari jempolnya ke Alan, tak pernah berubah, apapun keburukan yang pernah dilakukan Alan,tetapi Caca tidak pernah berhenti kagum dengan pria itu.

"Kalau kita tidak bicarakan terlebih dahulu,nanti kalau sudah depan anggota bingung apa yang ingin disampaikan,"Tambah Caca.

"Yaudah,"Anin mengangguk saja."Tapi ajak Sesil ya? "Tentu saja Anin tidak lupa dengan temannya yang satu itu, ia sudah baik sekali kepada Anin, masa dilupakan.

"Yaudah terserah"Jawab Caca di sambung anggukan kepala dari lainnya.

"Ca, lo berangkat bareng gue ya"Pinta Angga.

"Boleh-boleh" Dengan cepat Caca mengangguk,lumayan berangkat dengan Angga membuat ia irit ongkos.

"Berati lan, lo jemput gue, Anin sama Sesil"Kata Risky.

"Berangkat sendiri aja si ky"Alan tidak terima.
"Mager, sumpah"
"Gue kalau jemput lo sama Anin  masih bisalah,rumah kalian ga terlalu jauh,kalau jemput Sesil juga gue jadi muter-muter.Angga lo sama Sesil aja berangkatnya, biar Caca sama gue"

"Emang rumah Sesil dimana? "Tanya Angga.

"Jalan Mangga"Jawab Anin.

"Itu mah lumayan jauh dari gue"Angga masih saja ngotot.

"Tapi kan masih satu arah. Ya lo cuma satu doang, gue tiga"Alan juga tidak mau ngalah.

"Emang rumah Anin dimana? "Tanya Caca.
"Perumahan Taman Indah"

"Oh iya itu mah deket rumah aku, udah Angga lo jemput Sesil aja, biar Alan jemput gue, Anin, Risky"Kata Caca,"Apa Angga mau jemput Risky sekalian? "

"Enggak ah, gue mau naik motor,males bawa mobil "

"Yaudah nanti lo jelasin aja ke Sisil nin"Suruh Alan kepada Anin.

...............

"Sil besok ada acara? "Sesusai mereka makan di kantin, Alan segera menghantar Anin ke ruangan Sesil, karena memang Sesil dan Anin tidak seruangan saat ujian.

"Enggak,mau ngajak pergi ya, mau dong. Tentu saja"Anin terkekeh kecil, respons Sesil yang antusias membuat Anin tersenyum dengan tingkah Sesil.

"Gue mau ke cafe Pelangi, mau ikut?"
"Mau banget"Senyum Sesil mengembang seraya dengan tepukan tangan senang.

"Oke, besok di jemput Angga jam 10"

"Apa?"Suara Sesil meninggi.

"Lo udah budek sil? "
"Bukan gitu,maksud gue kok Angga?" Raut ceria Sesil berubah menjadi khawatir, mengapa harus Angga?, ia hanya  sebatas kenal biasa, bicara saja tidak pernah, bagaimana bisa ia harus satu motor dengan adik kelasnya itu

"Iya, kan perginya sama Alan, Caca, Angga, Risky.Nah besok lo berangkat sama Angga,Nanti gue berangkat bareng Alan,Risky,dan Caca"Anin menjelaskan,walau sebenarnya ia terlalu malas untuk berbicara panjang.

Sesil terdiam, ia jadi ragu untuk ikut. Bukan karena tanpa alasan ia ragu. Masalah ia tidak terlalu dekat dengan mereka, bukankah nanti akan terasa asing baginya. Bicara saja jarang, apalagi harus duduk satu meja dengan mereka, tidak bisa dibayangkan,mungkin Sesil akan jadi kambing conge.

"Lo yakin ngajak gue? "Tanya Sesil hati-hati.

Anin mengangguk

"Kenapa gue? "
"Pengen aja"Kata Anin asal jawab, ia terlalu malas untuk menjelaskan bahwa sebenarnya ia mengajak Sesil karena ingin balas budi karena Sesil sangat baik dengannya.

"Gue berangkat sendiri aja"Sesil tentu saja menolak berangkat bareng Angga, lagian Anin aneh-aneh saja, menyuruhnya berangkat dengan orang yang tidak dekat dengannya.

"Terserah, yaudah anter gue ke ruangan gue sil, udah mau masuk"Kata Anin sambil melihat jam.

Sesil mengangguk, ia langsung memutar balikkan kursi roda Anin dan mendorongnya.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang