Anin keluar kelas bersama Sesil,keadaan koridor yang ramai membuat mereka tidak bisa berjalan cepat.
"Nin gue main ke rumah lo dong"Kata Sesil.
Anin melihat Sesil heran "Ngapain?"
Sesil tersenyum menampilkan sederet giginya "Mau nungguin buku sejarah gue yang lo pinjem, biar nanti bisa langsung gue bawa pulang buat ulangan minggu depan"
Anin menghembuskan nafas bingung ia tidak enak menolak Sesil secara mentah-mentah "Udah ulangan mah gampang nyontek gue aja"
Jawaban Anin membuat Sesil melongo"Yaudah kalau lo ga mau gue main"Ucap Sesil mengalah, Anin jadi tidak enak hati bukanya ingin menolak dia hanya malas.
Mereka berpisah saat Anin menunggu Ari di depan gerbang sedangkan Sesil menuju parkiran untuk mengambil motornya.
"Kak Arinya belum sampai?"Anin menggeleng menjawab pertanyaan Sesil.
Sesil menepikan motornya dan ikut duduk di sebelah Anin "Mau nemenin lo sampe di jemput"Tutur Sesil tanpa ditanya.
"Malam minggu ini gue tampil di festival nin"Ucap Sesil memulai pembicaraan.
"Oh"Respons Anin.
"Ih gitu doang"Kesal Sesil.
"Terus apa lagi gue harus kaget gitu? "
Anin memang sudah tau kalau temannya itu ikut ekstrakurikuler menari."Tanya dimana tampilnya"Suruh Sesil.
Anin mencoba menurut"Iya dimana?""Alun-alun,lo dateng ya jam tujuh malem"Sesil terlihat sangat antusias.
Anin tanpa berfikir"Ga tau"Jawabnya.
Sesil berdecak "Kok ga tau si"
"Gue ga ada temen untuk dateng kesana, nanti disana gue kaya orang bego sendirian.""Lo ga sendiri kok kayanya banyak dari sini yang nonton"Kata Sesil mencoba meyakinkan Anin,ia mencoba sedikit mengerti keadaan temannya.
"Iya gue usahain"Untuk saat ini Anin mengiyakan saja, nanti ia akan mencoba mencari alasan jika benar-benar tidak bisa menonton.
"Belum di jemput kak Ari?"Alan menghampiri Anin, memaksa Sesil agar duduknya bergeser supaya Alan yang duduk di samping Anin.
"Sana Sil pulang biar Anin gue yang nemenin"Ucapan Alan yang seenaknya langsung membuat Sesil segera berdiri dan berjalan ke arah motornya.
"Mau pulang bareng?"Belum Anin menjawab pertanyaan yang sebelumnya Alan sudah kembali bertanya.
"Kak Ari udah otw"Alan menganggukkan kepalanya."Alan tadi Sesil bilang mau tampil di festival.... "Anin mencoba berbicara dengan hati-hati "Festival apa ya?" Anin jadi bingung sendiri.
"Festival di alun-alun?"Tanya Alan yang seakan mengerti arah pembicaraan Anin.
Anin mengiyakan pertanyaan Alan dengan mengangguk "Iya tadi gue udah denger dari temen gue yang ikut eskul nari dia kaya ngundang anak-anak nyuruh dateng nonton"Kata Alan.
"Lo mau nonton? "Tanya Alan.
Anin mengalihkan pandangan menatap Alan "Alan mau nonton?" Tanya Anin balik."Enggak, tapi kalau Anin mau nonton gue mau nemenin"Ucapan Alan membuat Anin tersenyum.
"Sebenarnya males tapi ga enak sama Sesil"Anin mencoba tidak terlihat senang.
"Yaudah ayo dateng sekalian malem mingguan"Kekeh Alan sedangkan Anin tampak bingung harus menjawab apa.
"Besok gue jemput jam lima sore ya"Kata Alan.
Anin tampak bingung "Kan acaranya jam 7""Kan kita makan sore dulu"Jawab Alan.
Anin terkekeh"Ada gitu makan sore?"
"Ada kalau sama gue mah"Keduanya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa [Selesai]
Teen FictionDitulis sejak 2018 dan selesai pada 2021 * Bercerita tentang seorang gadis cantik dan pintar Gadis yang jarang berbicara,tak mudah bergaul dan sangat tertutup Hari-hari yang ia lalui sangat lah datar Sekolah,rumah,tidur,makan,belajar dan terus saja...