33.Nice Night

70 6 0
                                    

Anin keluar rumah dengan gaun navy yang terlihat simpel namun tetap bagus jika Anin yang memakainya. Rambutnya ia biarkan terurai dengan jepitan bunga putih yang menghiasnya. Alan terus tersenyum sepanjang Anin berjalan kearahnya dan Caca

"Anin kamu cantik banget"Kata Caca begitu Anin berada di depannya. "Bajunya janjian nih sama Alan?"

Secara bersamaan memastikan,dan memang benar secara tidak sengaja Alan memakai jas berwarna sama dengan gaun Anin.

"Ayo jalan, keburu telat"Celah Alan yang melihat Anin salah tingkah.

Anin memilih duduk dibelakang membiarkan Alan dan Caca yang didepan, selama perjalanan Caca terus mengajak Alan bicara tentang banyak hal,sedangkan Anin hanya penikmat obrolan meraka berdua.

............

Alan turun dari panggung dengan medali yang masih menggantung di lehernya.Dinginnya AC ruangan tidak mampu menghilangkan keringatnya akibat selebrasi kemenangan diatas panggung.

"Congrats bro"Damas memberikan selamat kepada Alan yang kebetulan lewat depan ia duduk. "Gila si tahun kedua lo bikin kelas lo menang"Setelah bertosan,Damas memukul pundak Alan sambil tertawa.

"Congrats Alan,"Kata Asiyla sambil menjabat tangan Alan. "Tapi bener kata Damas, lo keren si"

Alan terkekeh sambil berkata "Ah bisa aja lo, thanks ya"

"Masih berantem sama Jemy?"Alan mengikuti arah pandangan Damas yang melihat Jemy turun panggung sambil melepas medalinya.

"Mau sampai kapan?Ajak baiklah lah. Kalian satu angkatan,masa ga solid gitu"Damas kembali bicara.

Alan menghela nafas"Lo tau sendiri kan masalahnya serumit itu"

"Ya masa karena tahun lalu kelas dia kalah sama kelas lo jadi berantem, menang kalah kan wajar dalam pertandingan"

"Tapi kan lo tau dia cedera gara-gara Alan mas, yang membuat dia ga bisa lanjut main untuk kelasnya"Asiyla menanggapi perkataan Damas sedangkan Alan hanya diam.

"Tapi harusnya dia juga tau kalau Alan ga mungkin bermaksud buat dia cedera. Waktu itu lo sempet minta maaf kan? "

"Iya lah, sampe gue jenguk dia ke rumah sakit,gue malah di maki-maki ya ga terima lah gue. Udah lah mas males gue bahas itu"Setelah menepuk lengan Damas,Alan pergi menjauhin Damas.

"Woy jangan jauh-jauh bentar lagi kita tampil"Damas berteriak karena suasana ruangan yang memang begitu ramai. Perkataan Damas dibalas Alan dengan mengangkat jempolnya keatas tanpa melihat Damas dan berhenti berjalan.

............

Anin,Alan,Damas,dan Asiyla tampil begitu memukau. Semua orang bernyanyi bersama dan menyukai lagu yang dibawakan. Bahkan sebagai siswi smp berteriak histeris serta menjuluki penampilan mereka yang paling keren yang pernah mereka liat saat ada acara di Mentari.

..................

Sesil pulang naik apa? "Caca menghampiri Sesil yang tengah berada di loby sendirian.

"Ini mau mesen taksi online "Jawab Sesil sambil menunjukan layar ponselnya.

"Ini udah jam setengah 12 sil,jangan naik taksi,bahaya cewek udah malem"Kata Caca memberi peringatan,masih ada beberapa orang di dalam, Caca pikir nanti akan ada yang bisa mengantar Sesil pulang.

"Sesil kok belum pulang?"Anin datang dengan sisa orang yang ada di dalam gedung.

"Ini ga boleh pulang sama Caca"

Caca melotot kaget "Bukan gitu, maksudnya kan dia mau naik taksi, kasian udah malem cewek sendirian,mending tunggu dulu kali aja ada tumpangan "

"Emang temen-temen angkatan lo kemana Sil, udah pada pulang? "Damas menyahut.

"Iya Kak"

"Aturan minta bereng, tadi pas berangkat aja cowok-cowoknya pada banyak kok yang motornya kosong"Kini gantian Asiyla yang menjawab.

"Sori ya gue ga bisa bantu,gue bawa mobil si tapi gue juga sama Asiyla mau main dulu"Sesil hanya mengangguk membalas perkataan Damas,mereka memang sepertinya ingin pergi karena Asiyla sudah ganti baju. Ia sudah tidak lagi memakai gaun panjangnya, sekarang ia memakai rok pendek diatas lutut dengan kaos putih polos yang dibalut jaket.

"Duluan ya, besok-besok jangan mau ditinggal, kalian satu angkatan, minta tumpangan aja gausah malu-malu"Asiyla menepuk bahu Sesil membuatnya kehilangan kata-kata.

"Alan ga bisa nampung lagi ya? "Caca ga enak jika sampai Sesil benar-benar pulang naik taksi.

"Ga bisa ca, mobil gue kan cuma bisa nampung 5 orang, udah pas"Memang pas pulang Alan tidak hanya mengajak Anin dan Caca tapi dengan kedua teman sekelasnya yang tentu saja Anin dan Sesil tidak menganalnya.

"Angga sama siapa? "Tanya Anin yang melihat Angga tengah menatap layar ponselnya.

"Sendiri"Jawabnya dengan senyum kudanya.

"Nih angkut Sesil"Suruh Alan yang masih mencoba sabar, pasalnya di saat yang lain sibuk mencarikan Sesil tumpangan, Angga malah seenaknya diam saja.

"Kok gue?Gue bawa motor, kasian dia pake gaun. Mendingan lo aja lan yang ama gue biar yang naik mobil cewek-ceweknya"Usul Angga yang tau Anin bisa mengendarai mobil.

"Ga mau, itu kan mobil gue, besok pagi mau di pake, ribet kalau ngambil ke rumah Anin dulu"Jawab Alan yang tidak mau mengalah.

"Tapi kan---"Ucapan Angga menggantung antara bingung mau alasan apalagi atau memang perkataanya di potong Alan.

"Caca kasih tau Angga tuh"

Caca tersenyum menatap Angga"Angga ga boleh pelit ya sesama makhluk sosial"Ucap Caca dengan suara yang di buat sebijak mungkin.

"Iya, iya"Jawab Angga mengalah, ia melepaskan jas yang ia kenakan dan diberikan kepada Sesil "Buat nutupin paha lo"

"Ga pake helm gapapa nih?"Tanya Sesil  begitu sudah menaiki motor Angga.

"Ga ada lagi helmnya, udah malem paling ga ada polisi"Jawab Angga santai. Padahal jelas-jalas ia pun belum genap 17 tahun dan memiliki SIM, jika sampai ketilang pasti dapat pasal berlapis.

"Bener kata Kak Asiyla, lo kenapa ga nebeng sama angkatan lo dah?"Tanya Angga di tengah perjalanan.

"Gileran Kak Asiyla manggil kakak sama gue enggak"Sewot Sesil,pasalnya kan ia kelas sebelas dan Angga kelas sepuluh.

"Eh iya maap, Anin gapapa ga dipanggil kakak"Kata Angga tak mau kalah.

Sesil menjitak kepala Angga yang ditetutupi helm "Gue bukan Anin"

"Jadi jawabannya apa, jangan muter-muter"Kesal Angga, memang baik Angga maupun Sesil sama-sama menahan emosi.

"Gue mau nyusahin orang"

"Tapi lo nyusahin gue"

"Yaudah berhenti, turunin gue disini aja"Nada suara Sesil mulai meninggi.

"Eh jangan,nanti gue di maki-maki Alan nurunin cewek malem-malem di tengah jalan. Kesannya cowok ga bertanggung jawab banget "

"Perlu lo garis bawahi ya, kalau tadi gue ga tahan sama Caca gue juga ga mungkin mau nebeng bareng lo"Ucap Sesil dengan penekanan di akhir kalimatnya.

Angga memilih tidak menjawab perkataan Sesil, setelah mereka saling diam,hanya sesekali Angga menanyakan jalan.

"Makasih,maaf ngetepotin"Kata Sesil begitu ia turun dari motor.

"Sama-sama"

"Besok-besok belajar ikhlas ya,biar dapet pahala,nganterin pulangnya ga sia-sia"Sesil menepuk bahu Angga dan segera jalan ke arah gerbang rumahnya.

"Dasar cewek,sama aja semuanya, omongan pedes"Angga memakai helmnya kembali dan menyalahkan motornya.

Hingga ia teringat sesuatu "Oh iya jas gue"Angga menengok ke arah rumah Sesil. Namun pemandangan yang dilihatnya Sesil sedang berdebat dengan seseorang cowok yang sepertinya seumuran. Angga hanya melihat dari jauh membuat percakapan yang mereka bicarakan tidak terdengar jelas.

"Ah ga jadi dah minta jas nya kapan-kapan aja"Angga segera mengendarai motornya meninggal rumah Sesil.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang