25.Hari melelahkan

81 7 0
                                    

Rapat di mulai,Anin menjelaskan tentang hal yang sudah ia bicarakan kemarin.

Sesekali Caca yang menjelaskan,tanpa disuruh ia bersedia ngomong panjang lebar untuk menjelaskan jika masih ada segelintir orang yang belum mengerti.

Caca juga menjelaskan tentang pembagian tugas yang telah disusuh kemarin. Rapat berjalan lancar dan cukup cepat karena pembagian tugas cukup jelas.Rapat inti hari sabtu ternyata sangat berguna untuk kelancaran rapat hari ini.

Setelah satu persatu anggota Osis keluar, menyiksakan beberapa orang saja.Dini dan Amanda yang selaku sekretaris membuat proposal yang dibantu Caca sedangkan Anin yang dibantu Angga dan Risky mengumumkan kepada siswa-siswi sekolah.

Anin memutuskan untuk mengumpulkan siswa-siswi di lapangan,karena jika ia datang ke kelas-kelas selain membutuhkan waktu lama mengingat juga banyak siswa/siswi yang berada di luar kelas.

Walau banyak yang terlihat malas serta marah-marah di suruh panas-panasan di waktu matahari sedang terik-teriknya tatapi mereka tetap menurut.

"Gue ga akan lama-lama jika kalian bisa diam"Walau setelah Anin berbicara seperti itu semuanya tidak langsung diam tapi setelah Anin diamkan dan ia berteduh di koridor lama-lama semua murid diam dengan sendirinya.

Anin kembali turun ke lapangan untuk berbicara saat semuanya sudah hening"Kita masih punya waktu 8 hari untuk class meeting sebelum pembagian rapot."

"Akan ada pertandingan basket dan futsal,siapkan 10 orang laki-laki.5 orang untuk basket dan 5 orang futsal setiap kelas.Basket akan dilakukan di lapangan indoor dan futsal lapangan outdoor.Ini udah menjadi keputusan yang tidak bisa di ganggu gugat"Akhiri Anin yang seakan tau akan banyak pemain futsal yang protes karena main di outdoor.

"Hari terakhirnya harus ada perwakilan persembahan wajib setiap kelas,untuk mempersingkat agar kalian ga terus kepanasan,kalian punya waktu 1 hari untuk berdiskusi sama kelas kalian siapa yang ikut futsal/basket dan siapa yang ingin mewakilkan persembahan untuk kelas kalian, intinya kami akan meminta data daftar namanya besok kepada ketua kelas. Jadi tolong ketua kelas tanggung jawab ya. Sekian terimakasih "Anin segera meninggalkan lapangan terlebih dahulu, sebelum semua siswa berebutan untuk keluar dari area lapangan.

............

"Caca kemana? "Kata Anin begitu masuk ruang Osis hanya menyisakan Dini dan Amanda.

"Lagi ke toilet "Jawab Dini tanpa berhenti mengetik.

Tanpa merespon lagi Anin segera duduk di bangku kebesarannya sambil bermain ponsel.

"Loh udah ngumuminnya?"Kata Caca yang baru datang.

"Udah"

"Cepet banget"Heran Caca karena biasanya dia yang akan ke kelas-kelas sehingga membutuhkan waktu lama.

"Anin ngumpulin anak-anak ke lapangan,emang lo ga kedengaran apa suara mic-nya"Jawab Risky cepat tidak sabaran dengan pola pikir Caca.

"Enggak tuh,yakan man, din, ga kedengaran kan?"Ucap Caca yang meminta persetujuan Amanda dan Dini.

Amanda dan Dini menjawabnya dengan anggukan, Caca tersenyum senang sedangkan Risky hanya diam tidak mau merespons.

"Proposalnya bisa jadi hari ini?"Tanya Anin.

"Bisa kok kak"Jawab Dini.

"Caca yang ngajarin jadi cepetkan"Ucap Caca bangga sambil menaik-turunkan alisnya.

"Kalau ngasih proposal hari ini, kira-kira turun dananya kapan ya?"Tanya Anin lagi.

"Paling besok atau lusa"Jawab Risky "Semoga sih"Lanjutnya sambil terkekeh.

"Kalau ga turun dalam waktu dekat, pake uang kas aja dulu, nanti kalau udah turun baru diganti"Saran Caca yang mendapat persetujuan Anin.

"Seharusnya kemarin kita buat proposal sekalian"Ujar Anin sambil memutar-mutarkan ponselnya.

"Iya bener, tapi kamu tau sendiri kan kemarin ngomongin itu aja sampai sore"Kata Caca.

"Harusnya Dini sama Amanda yang punya inisiatif bikin dirumah"Omel Anin,entah mengapa ia jadi bawel seperti ini.

"Maaf kak"Hanya itu yang dapat dikatakan mereka berdua.

"Yaudah kalau udah selesai langsung print biar aku sama Anin nganterin ke ruang kepala sekolah "Kata Caca.

..............

Setelah menghantar proposal ke ruangan kepala sekolah dan berbincang sedikit,Anin dan Caca memutuskan untuk pergi ke perpustakaan yang berada tepat di samping ruang kepala sekolah.Mengingat kondisi kelas yang bisa Anin bayangkan bakal rusuh dengan anak perempuan yang bergosip,membuatnya malas kembali ke kelas.

Caca mengajak Anin duduk di kursi rahasianya,sebenarnya tidak rahasia seperti gimana-gimana.Hanya sebuah meja dan kursi yang letaknya cukup sulit di jangkau karena berada di belakang rak buku. Kata Caca tempat ini tidak banyak yang tau, jika tau pasti digunakan untuk kabur dari jam pada saat pelajaran.

Sebelumnya tentu saja mereka sudah saling mengambil buku untuk dibaca, setelah Anin mengirim pesan untuk Sesil bahwa ia berada di perpustakaan dan tidak usah mencarinya,Anin mulai membaca.

"Loh kalian?"Belum lama Anin larut dalam bacaanya suara dari arah belakang mengganggunya.

"Alan?"Heran Caca. Anin langsung membalikan tubuh melihat Alan dengan penuh keringat.

"Ngapain lo pada? Udah selesai ngurusin Osis-nya?"Alan duduk disamping Anin sambil membuka beberapa kancing baju putihnya agar mendapatkan angin segar.

"Alan ga punya mata apa nih"Kata Caca memberi isyarat dengan mengangkat bukunya.

"Udah kalian bacanya di depan aja sono gue mau tidur"Setelah mengatakan itu Alan merebahkan tubuhnya di kursi panjang yang diduduki Anin.

"Alan kan kita duluan yang disini, kenapa si lo kerjaanya ganggu hidup orang mulu,bisa ga----"Belum sempat Caca melanjutkan ocehanya,Anin memilih pergi dari tempat itu.

"Anin mau kemana?"Caca langsung mengejar Anin sampai depan perpustakaan.

"Udah lah ca, kita masih punya ruang Osis,aku males berdebat"Jelas Anin,ketika ingin membalas ucapan Anin,ia sudah terlebih dahulu menjauh.

"Aduh susah ya punya temen kaya Anin"Dumel Caca sambil berjalan mengejar Anin.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang