"Haii Anin"Ucap Alan yang menunggu di depan kelas Anin.
"Haii Alan, kenapa? "Tanya Anin sambil mereka kembali berjalan menyusuri koridor.
"Cuma mau kabarin hoodienya masih di rumah, lupa bawa lagi"Ucap Alan.
"Lupa ampe dua hari berturut-turut ya lan"Ledek Anin.
"Ya namanya juga lupa"Celah Alan "Makanya ingetin dong kalau malem telpon kalau ga pagi-pagi"
"Bilang aja mau di telpon"
"Emang iya"Jawab Alan tanpa malu-malu "Anin istirahat kedua tadi makan ga? "Tanya Alan, kadang pertanyaan Alan se-random itu.
Anin terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab "Makan"
"Tadi Alan ga makan, sekarang laper"
"Pasti main basket"Alan tertawa karena Anin bisa menebak dengan tepat.
"Makan yu nin"Ajak Alan.
"Makan kemana lan? "
"Ga tau si,cari-cari aja "
"Oh iya tapi Anin bawa mobil lan"Ucap Anin.
"Yah masa kita naik kendaraan sendiri-sendiri ga seru, ga romantis"Ucapan Alan membuat beberapa orang yang berlalu-lalang menatapnya heran tetapi Alan hanya menatap mereka seolah berbicara "apa lo"
Alan terdiam seakang berfikir "Alan sebenarnya bisa nyuruh teman Alan untuk bawa motornya terus kita naik mobil aja"
"Seruan naik motor deh kayanya"
"Anin ga bisa ya nyuruh temen Anin bawa mobil Anin? "Tanya Alan,bahkan sekarang mereka udah sampai parkiran. Dan berdiri di depan mobil Anin.
"Ga bisa, Anin kan ga punya temen"Ucapan Anin membuat Alan tertawa, lalu ia menyenderkan tubuhnya di depan mobil Anin.
"Lucu deh kamu.Gini aja, kita ke rumah Anin buat taro mobil abis itu ke tempat makannya naik motor Alan"Kata Alan memberikan saran setelah tawanya reda.
"Oke, sekalian ganti baju ya"
"Ga sekalian aja mandi?"Ucap Alan meledek.
"Boleh"
"Sekalian aja perginya malem"Kesal Alan karena Anin menganggap serius ucapannya tadi.
"Jangan malem"Ucapan Anin membuat Alan yang tadinya mau melangkahkan kaki kembali menghadap Anin.
"Kenapa?"
"Ramalan cuacanya nanti malem bakal hujan"Ucap Anin dengan wajah serius.
"Anin suka liat ramalan cuaca? "
Anin terkekeh "Enggak boong bercanda"Ucap Anin yang melihat Alan percaya. "Anin ga pernah liat ramalan cuaca"
Entah kenapa tawa Anin membuat Alan ikut tertawa "Anin bisa ya ngelawak"
"Ga bisa,Anin bukan komika"
"Tapi tadi bisa buat Alan ketawa"
"Hanya kebetulan"
"Gapapa kebetulan, yang penting Alan seneng. Anin senang ga? "
"Anin senang kalau Alan senang"
"Aduh-aduh"Ucap Alan sambil memegang dadanya"Sesak nafas, ga kuat denger gombalan Anin"
Anin bergedik ngerih, lagian apa yang dia ucapan sebenarnya hanya refleks saja dari pada percakapan mereka tambah abstrak Anin memilih langsung berbalik memasuki mobilnya.
Sedangkan Alan tertawa puas,ia juga merinding sebenarnya dengan percakapan tidak biasa mereka.
Tin.... Tin...
Dengan sengaja Anin membunyikan klaksonnya karena Alan tidak kunjung pergi dari depan mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa [Selesai]
Teen FictionDitulis sejak 2018 dan selesai pada 2021 * Bercerita tentang seorang gadis cantik dan pintar Gadis yang jarang berbicara,tak mudah bergaul dan sangat tertutup Hari-hari yang ia lalui sangat lah datar Sekolah,rumah,tidur,makan,belajar dan terus saja...