54.Setelah kita berpisah

16 2 0
                                    

Saat Sesil mengajaknya ke kantin dengan senang hati Anin setuju, memang itu maunya karena ia ingin melihat keadaan Alan. Kemarin setelah sampai rumah Anin tidak lagi menangis tapi dia terus memikirkan Alan sampai tidak bisa tidur cepat malam ini. Anin ingin minta maaf karena ada perasaan bersalah dalam dirinya.

Disaat Sesil fokus dengan Mie ayamnya,Anin tidak kunjung memakan siomay yang ia pesan. Padangan terus melihat seisi kantin berharap menemukan Alan. Tidak perlu lah minta maaf sekarang karena ia tau situasi kantin yang tidak memungkinkan,Anin hanya ingin melihat Alan,memastikan bahwa laki-laki itu dalam keadaan baik.

"Anin"Tubuh Anin tersentak ketika bahunya di tepuk Caca.

"Besok jadi kan?"Pertanyaan Caca tidak langsung Anin jawab, keadaan ia dan Alan sedang tidak baik-baik saja, apa ia tetap harus pergi.

Seakan tidak mampu menjawab Anin hanya mengangguk kecil lalu tersenyum tipis. Sesil mengentikan aksi makannya lalu melihat Anin dan Caca.

"Mau kemana dah? "Tanyanya.

Caca memilih duduk disebelah Anin"SMA Bintang, Sesil ikut kan? "

Sesil terkaget dengan pertanyaan Caca,ia langsung teringat akan sesuatu "Ah?"

"Anin belum cerita ya? "Tanya Sesil ke Anin.

Bagaimana bisa ia cerita ke Sesil karena ia lupa, dipikiranya sejak kemarin sampai detik ini hanya Alan.

"Jadi gini besok anak basket ada tanding di SMA Bintang, kita mau nonton. Mau dukung Alan"Kekeh Caca "Anin si yang dukung Alan, kamu ikut ya"

Perkataan Caca membuat Anin tersadar, apakah Caca belum tau kalau Alan udah tau semuanya? Bagaimana bisa ia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengan Alan.

"Bolehh nanti diusahain"Jawab Sesil.

"Mantap"Ujar Caca sambil mengacungkan jempolnya.

"Eh Anin emang Alan beneran sakit ya?"

Anin langsung menatap Caca bingung "Hah?"

"Alan ga masuk pake alesan sakit, padahal Caca tau dia pura-pura. Dia bilang ga sama Anin? "

Anin menggeleng "Enggak"

Caca mengangguk beberapa kali "Sama dia juga ga cerita si sama aku, tapi itu kata Risky nin"

Anin menghembuskan nafas, ia tau Risky berbohong kepada Caca, mana mungkin Alan bilang kalau dia sakit ke Risky. Padahal tadi malam Risky habis teleponan dengan Anin, membicarakan Alan yang sudah tau semuanya.

Kata Risky bahwa Alan marah dengannya,saat Risky mencoba menghubungi Alan karena ingin menjelaskan semuanya tetapi ponsel Alan tidak aktif. Anin paham sekarang bahwa Caca belum tau semuanya, Caca belum bertemu Alan sejak kemarin,ia masih berfikir semuanya baik-baik saja.

"Ca ayo balik"Sesorang menghapiri Caca dengan membawa gorengan serta minuman dingin.

"Oh udah, duluan ya nin sil, dadah"

Setelah Caca benar-benar pergi, Anin melihat Sesil yang mie ayamnya sudah habis.

"Yu ke kelas"Ajak Anin.

"Siomay lo belum abis nin"Sesil menatap prihatin Siomay yang kebanyakan Anin aduk-aduk.

Anin berdiri "Gue kenyang"

"Lah baru makan satu potong udah kenyang" Sesil segera berdiri dan mengejar Anin yang sudah keluar kantin.

"Nin lo serius mau ngajak gue nonton ke SMA Bintang?"

Anin menjawab pertanyaan Sesil dengan berdeham membuat Sesil tersenyum tipis.

"Mau berangkat jam berapa?"

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang